Kamis, 29 November 2012

Different [Part 16]

Author : Vina Aprilia Widiani
Title : Different
Cast
Seohyun
Kyuhyun
Sunny
Changmin
Kibum
Chansung
Type  : Series




Hari ini.

Seohyun menghabiskan waktunya dirumah. Hari ini tubuhnya sedang tidak baik. Rasanya seluruh bagian tubuhnya terasa lelah, tidak mampu untuk berbuat apapun. Jadi ia hanya menghabiskan waktu dikamarnya tanpa melakukan apapun.

Disisi kanannya terdapat sebuah nampan berisi bubur dan beberapa obat untuk menurunkan panasnya. Dan nampan itu masih utuh, tak sedikitpun Seohyun menyentuhnya. Lidahnya yang terasa pahit itu mendesaknya untuk tidak memakan apapun. Dan obat. Seohyun sudah bilang kepada dirinya sendiri tak akan lagi menyentuh yang bernama obat lagi.

Kepalanya sakit. Itu juga alasan utama mengapa Seohyun tidak bisa untuk sekedar duduk untuk memakan makanannya.

Ia tidak mengerti sebab dirinya bisa jatuh sakit seperti ini. Di hari yang lalu ia merasa dirinya baik-baik saja, bahkan ia tertawa keras dengan Kyuhyun. Dan malam menjelang, tubuhnya sudah tidak bisa diajak untuk bermain lagi.  Suhu badannya meningkat, kepalanya menjadi sakit, dan kakinya tak sanggup lagi untuk berjalan. Aneh. Sangat aneh.

Klek.

Seohyun mengarahkan wajahnya pada pintu. Terlihat sang ibu masuk membawa sebuah baskom yang ia duga itu adalah air dingin dengan kain didalamnya.

“Masih belum baik?” Tanya sang ibu duduk dipinggir tempat tidur dirinya. Seohyun hanya mampu menggeleng, ia tak mampu berbicara , walau hanya ingin bergumam rasanya susah.

“Apakah kau bermain hujan kemarin?” Seohyun menggeleng, ia tidak melakukan hal itu. Pulang sekolah saja, pakaiannya masih rapih tanpa sedikitpun kotoran. Apalagi bermain-main dengan hujan, ia akan dimarahi oleh Kyuhyun nanti, oh tentu juga sang ibu pastinya.

“Mengapa begitu aneh?”

Seohyun hanya mengangkat bahunya, tanda ia benar-benar tidak mengerti. Penyakitnya datang begitu saja, apakah ini salahnya? Bukan.

-
-

“Kau diam saja setelah dirinya membuat gadismu seperti itu? Dia bisa membunuhnya pelan-pelan.”

Vampire yang kini sedang duduk disalah satu sofa diruangan besar itu menundukkan wajahnya. Sebagai laki-laki berdarah vampire , ia merasa malu dengan segala hal yang terjadi padanya. Seharusnya dirinya bisa mengendalikan setiap masalah yang menimpanya. Dia menghela nafas, sejujurnya ia tidak bernapas sama sekali, hanya tindak penyaluran emosinya.

“Apakah kau mau dia terus melakukan ini? Wanita itu sudah gila, kau harus menghentikannya.. bukan terus mengalah dan membiarkannya.” Suara tegas itu berasal dari mulut vampire perempuan dengan surai coklat panjang yang kini sedang berdiri dan bersandar pada sebuah lemari besar coklat yang berada di ruangan itu juga. Siapa lagi sih yang bisa memarahi vampire pengecut itu selain istri dari seorang vampire baru bernama Kim Kibum. Ya, Yoona. Perempuan yang sudah jengah dengan segala tingkah pengecut si vampire yang menunduk itu.

“Wanita itu sudah berlebihan. Ia berkata tidak ingin kehilangan gadis itu? tapi kau bisa merasakannya kan bahwa wanita itu telah membuat gadis itu menderita dengan segala kekuatan setan yang ia punya?”

Si vampire pengecut itu berpura-pura menghela nafas lagi. Kali ini ia menengadahkan kepalanya lalu menyenderkannya pada senderan sofa. Matanya yang berwarna coklat terang itu menyapu langit-langit ruangan. Dia baru mengetahuinya sekarang, setelah sekian lama mencoba mencari tahu tentang wanita itu. Yah awalnya, ia keberatan untuk mencuri segala hal tentang wanita itu, siapa lagi sih yang bisa memaksanya kalau bukan Yoona. Ya, vampire cantik itu memaksa dirinya untuk mencari tahu tentang wanita itu. Dan… tanpa dirinya duga ternyata… ah, wanita itu, ia bahkan masih belum bisa mempercayainya.

“Aku tahu apa yang ada dipikiranmu! Aku seorang perempuan Kyuhyun! Jangan pernah membuatnya bertambah sakit. Pertama; cintanya digantungkan olehmu..dan kedua; dia harus menghadapi sakit yang luar biasa karena ulah wanita itu karena wanita itu tidak suka padamu.”

Kyuhyun—si vampire yang dipanggil pengecut itu—memejamkan matanya sejenak. Mencoba membiarkan otaknya yang pintar itu untuk bekerja lebih keras dibanding biasanya. Ia bisa melihat masa depan memang bahkan masa depannya bisa dibilang indah—apalagi kalau bukan bersama gadis itu, tapi masa depan bisa berubah kan? Ia tidak bisa mempercayai seratus persen dari penglihatannya itu.

“Masa depan mu bersamanya. Tuhan tak akan jahat padamu, Kyuh. Kau tidak pernah berbuat jahat kan? Oh ayolah…kau harus tegas!” lagi-lagi si perempuan cantik itu mendesak, sebenarnya ia bosan, hey tapi ini kebahagiaan saudaranya jadi kata bosan bisa dihilangkan disaat itu juga.

Oh Yoona, kau bisa kan mendengar jeritan hati vampire pengecut itu saat ini. Dia juga ingin tegas. Tapi di sisi lain ia merasa takut, bahwa suatu saat nanti pilihan yang ia ambil ini akan berbuah kesakitan yang mendalam dan tak akan bisa diobati lagi.

“Hentikan dia! Dan kau tidak akan pernah menyesal melakukan itu!” Yoona menatap tajam pada sosok rapuh si vampire. “Dia bukan melindungi! Dia akan menyakiti gadismu, dan kau tahu ? itu akan berujung dengan kematiannya? Kau mau kehilangannya?”

Si vampire bersurai coklat itu mengacak rambutnya frustasi. Kehidupan yang dibayangkan akan mudah untuk dilaluinya malah menjadi kacau begini. Jadi salah siapa? Dia yang memilihkan ?

“Kau pikirkan matang-matang. Kau sudah memilihnya Kyuh, kuharap kau memilih cara yang terbaik untuk menghadapi perempuan tua itu!” Yoona pergi dari sana. Yang tersisa hanya sebuah bau khas yang masih menempel di lemari kayu yang baru saja menjadi senderan punggung vampire anggun nan tegas itu.

-
-
-

“Aku tidak akan membiarkannya merebut hal yang paling berharga!”

Perempuan tua itu menyeringai. Tatapan mata yang tajam itu kini menatap sebuah figura besar yang terpajang gagah di bagian ruang pribadi miliknya. Sebuah pigura dengan bergambar dirinya yang duduk ditengah dan dua orang perempuan manis yang dengan lembut memegang pundaknya. Foto itu sudah terkesan sudah sangat lama.

Jemari yang sudah berkerut itu terangkat, mengelus kaca yang melindungi foto lama itu. mata yang tadi menyiratkan sebuah kebencian kini kembali melemah digantikan dengan sebuah mata sayu yang begitu kehilangan. “Kalian tidak boleh menyentuhnya, kalian tidak boleh menyentuhnya.” Ia bergumam berkali. Lirih terdengar.

“Cara apapun akan ku lakukan agar dirinya tak kau ambil!” tiba-tiba aura gelap itu kembali hadir, mengisi segala sudut ruangan yang bernuansa coklat itu.

“Jika memang cara berbahaya itu yang harus aku pakai untuk membuat kalian berhenti. Akan ku lakukan!”

“Ini demi anakku, aku akan membahagiakan anakku!”

“Apapun caranya!”

-
-

Kembali ke si vampire yang sedang gundah ini, sampai saat ini ia belum beranjak dari tempatnya sejak ia berbicara dengan Yoona tadi. Kyuhyun masih dengan posisinya duduk dengan kepala yang bersender pada kepala sofa merah maroon itu.  Ruangan nan megah itu sangat sunyi, bahkan si vampire dengan pendengaran yang tajam ini saja sama sekali tak mendengar sebuah suara pergesekan benda yang amat kecil sekalipun.

Lagi. Dan lagi berpura-pura menghela nafas. Ia tidak tahu apa lagi yang harus ia lakukan. Otaknya yang cerdas itu sudah berulang kali diputar, dipaksa untuk bekerja dan hasilnya adalah sama—mengikuti saran suadarinya.

Tapi harus darimana ia berjalan?

“ini sakit~”

Sebuah suara yang entah dari mana tiba-tiba terdengar dan diterima oleh alat pendengarannya. Kyuhyun tersentak. Ia mengenalinya, bahkan sangat mengenalinya. Matanya yang sipit itu melebar, tangan yang biasa memutuskan leher manusia tanpa dosa itu tampak bergetar. Oh, ada apa ini?

“Ini sakit!”

Suara itu datang lagi. Kyuhyun memejamkan matanya, mendeteksi apakah suara itu datang dari gadisnya atau hanya sebuah ilusi belaka. Dan… itu benar dari gadisnya, suara yang penuh dengan penderitaan itu semakin lama semakin menggema ke seluruh ruangan. Vampire tampan itu ingin menemui gadisnya, memastikan bahwa gadis itu tidak apa-apa.

Gadisnya tidak mungkin baik-baik saja setelah dirinya mendengar suara rintihan kesakitan itu. Kyuhyun beranjak dari tempatnya, namun tiba-tiba terhenti setelah dirinya mendengar sebuah suara lain…

“Jangan pernah beranjak dari sana, atau dia akan semakin sakit.”

Kyuhyun sontak mencari asal suara tersebut. Ia memutar tubuhnya, mencari asal suara menyeramkan tersebut. Tak ada orang. Tapi ia kenal, kali ini bukan suara dari gadisnya. Melainkan wanita tua yang selama ini tidak menyukainya, yang membencinya.

Jadi, apakah ia harus pergi sekarang?

Jika ia pergi untuk menemui gadisnya, gadisnya bukannya sembuh melainkan bisa sekarat. Jika ia tidak pergi, apakah ia bisa tenang dengan keadaan gadisnya yang terus berteriak kesakitan tapi dirinya tidak ada disana?

Kyuhyun benci dengan ini? Ia benci jika harus memilih, tapi pilihannya semuanya tidak ada yang bagus. Keduanya tidak menguntungkan.

Dia sudah sabar. Bahkan melebihi dari kata sabar. Ia muak dengan segala permainan yang ia lakoni sekarang. Ia mencintai gadisnya dengan cinta yang murni, tapi mengapa begitu sulit untuk di raih?

“Kyuhyun! Kau harus tegas! Oh ayolah!”

Itu suara Yoona. Dia tidak membenci suara ini, malah kalimat dari suara ini yang membuatnya menjadi berpikir dua kali untuk mundur. Kyuhyun memilih suara ini sebagai penyemangatnya, dan memilih suara dari gadisnya-seohyun- sebagai tujuannya.

“Baiklah. Aku tidak akan bermain dengan kata sabar lagi.” Ucap Kyuhyun pelan namun kentara sekali dengan kesungguhan di kalimatnya.

Kyuhyun berbalik, meraih gelas kaca dengan isi darah disana, meneguknya sampai habis dan berjalan cepat keluar dari rumah megahnya menuju sebuah tempat—rumah gadisnya.

-
-

Malam menjelang.

Seohyun tiba-tiba terengah-engah, ia merasakan bahwa alat pernapasannya bagai ditutup oleh benda besar. Merasa tersumbat. Keringat dingin keluar dari pelipis juga keningnya, ah tidak bukan hanya disana saja, tapi tangan kaki beserta bagian lehernya dilelehi oleh keringat. Kepalanya tidak berhenti berdenyut, ingin rasanya memutuskan kepalanya dari pangkalnya. Seluruh tubuhnya seperti dihancurkan dari dalam.

Dibalik selimut bergambar kodok itu, seluruh tubuh Seohyun tak bisa berhenti untuk diam. Ia merasakan darahnya sudah tidak kembali mengalir, otot-otot tubuhnya tak berfungsi, bahkan ia tak merasakan bahwa ada tulang disana.

Merintih pun percuma. Ia tidak merasakan bahwa ia mempunyai mulut untuk berbicara. Jadi yang bisa ia lakukan adalah merintih dalam hati, berkata dia kesakitan dan terus kesakitan. Dan jauh di lubuk hatinya, ia berharap Kyuhyun—si vampire—ada disampingnya, merawatnya dengan baik. Sayang… hanya harapannya, tidak mungkin kan? Ia hanya teman… walaupun cinta secara tak langsung mengikat mereka berdua. Tapi hubungan mereka hanyalah sebatas teman.

Dak!
Sebuah suara dari arah jendela mengagetkan gadis itu. Ia menoleh dengan gerakan pelan. Matanya yang tadi sayu itu tiba-tiba membulat saat menangkap sosok yang kini sedang berdiri tak jauh dari tempatnya berbaring.

“Seohyun-a” suara bass itu memenuhi kamar bernuansa kodok itu. sosok itu tersenyum sembari kakinya melangkah menuju ranjang yang kini sedang dibaringi oleh Seohyun.

Mata bulat itu menatap sosok itu tak percaya, baru saja ia mengharapkan kedatangannya. Dan—oh, Seohyun bersyukur mempunyai dirinya yang seorang vampire.

Klek.
Tanpa menyentuh pintu, sosok itu sudah mengunci pintunya. Oh, soal ibu… dia sudah membereskannya dengan cara membuat wanita dari ibu gadisnya itu tertidur. Dan sekarang hanya mereka yang masih terjaga.

“Kau baik-baik saja?” sosok itu mengambil tempat duduk dipinggir ranjang Seohyun. Tangannya yang dingin meraih tangan putih milik Seohyun. Tangannya panas.

“Kau? Apakah kau bermain hujan-hujanan?” suara sosok itu terdengar bergetar. Ia bohong. Ia tahu apa penyebab gadisnya menjadi seperti ini.

“Yaya, kau tidak bermain hujan-hujanan. Atau mungkin cara makanmu yang seenaknya? Bukankah sudah kubilang kau makan yang benar.. jadi sakit begini kan.”

Seohyun menarik kedua ujung bibirnya. Ia senang, amat senang. Bahkan ia melupakan nafasnya yang seperti di ujung.

“Kau menungguku, eoh?” Kyuhyun mencoba tertawa, walaupun menjadi aneh akhirnya. Tapi ia berusaha menutupi kenyataan. “Sekarang kau makan, aku akan menyuapimu.”

Ingin menangis. Ya, vampire boleh kan menangis? Kyuhyun merasa hatinya hancur melihat Seohyun yang rapuh seperti ini. Lihat bibirnya pucat itu, dan sentuh kulitnya dan kau akan kaget setelah menyentuhnya.. panas sekali.

Kyuhyun mengulas senyum, lalu mengambil mangkuk yang sudah dingin itu dari atas nampan. “Nah ini…” Kyuhyun menyodorkan sendok dengan bubur dingin diatasnya.

Seohyun menggeleng lemah. Matanya yang memerah itu mencoba memberitahu Kyuhyun bahwa dirinya tidak bisa berbuat apapun.

“Tidak. Kau harus makan!” Kyuhyun menyimpan kembali mangkuk bubur itu diatas meja. Sekarang ia mencoba membantu Seohyun untuk duduk, agar bisa makan.

“Nggh.” Seohyun merintih, padahal hanya bergerak untuk duduk. Tapi kepalanya sudah seperti ditusuk ribuan jarum.

“Maafkan aku.” Seohyun hanya menggeleng, gadis itu tersenyum sangat manis. Kyuhyun kembali mengambil mangkuk dingin itu, lalu menyuapkan sendok dengan bubur pada Seohyun.

Dan malam itu… Kyuhyun bersyukur, suara aneh itu tidak mengganggunya.

-
-

“Dia bertindak semakin jauh.”

“Cucunya bisa mati ditangannya sendiri.”

“Seharusnya ia tak melakukan hal yang paling dilarang.”

“Kehidupan yang rumit.”

“Karena sebuah masa lalu, dia sampai seperti ini.”

Itu adalah isi percakapan yang dilakukan oleh Yoona dan Changmin (sebetulnya ada kibum juga, sayangnya ia hanya mendengarkan) di ruang keluarga mereka. Dengan sebuah minuman manis di gelas kaca yang di pegang oleh masing-masing, ketiganya nampak seru membicarakan hal yang sudah tak tabu lagi mereka perbincangkan.

“Jika dirinya sudah melakukan ritual setan itu, tidak tahu apa yang akan terjadi dengan gadis tak berdosa itu.” Changmin berkata, setelah itu menyesap darah kental yang begitu manis dilidahnya.

“Dan kau tahu, kekuatan gadis itu semakin melemah, ia sudah tidak bisa membaca pikiran orang lagi.” Yoona menambahkan. Vampire cantik itu tak asal bicara, kekuatannya yang ajaib memberitahukannya tentang apapun tanpa menyentuh si korban.

“Apakah ini akan menjadi kisah yang tragis?” Changmin bertanya, seringaian terlihat diwajah tampannya.

Yoona mengangkat bahunya. “Tidak tahu pasti. Ini semua tergantung pada tindak wanita tua itu. Akan sejauh mana ia melakukan hal yang seharusnya tidak boleh dilakukan.”

“Kurasa tidak. Mungkin tragis di awal?” Kibum yang sedari tadi diam, angkat bicara.

Yoona tersenyum padanya. “Positive thingking, huh?”

“Ya siapa tahu saja. Aku bertaruh ini akan menjadi kisah cinta yang mengulur waktu tapi akan berbuah manis.”

“Yak! Kim Kibum seperti peramal saja kau!” Changmin menimpali, lalu melempar Kibum (yang didepannya) dengan sebuah bantal berwarna yang sejak tadi disampingnya.

Kibum sudah menjadi vampire sekarang. Ia dapat dengan cepat menghidar dari serangan mendadak itu. “Itu perwujudan dari sebuah doa juga.” Katanya.

“Hey, Changmin. Suamiku benar… seharusnya kita begitu…” Yoona memberi sebuah death glare pada sosok jangkung didepannya. Jika death glare itu benar-benar bisa membunuh mungkin Changmin sudah terbunuh sekarang.

“Yaya. Dua lawan satu. Kalian curang!”

Pasangan itu terdiam. Saling melirik lalu tertawa dengan begitu keras. Changmin menyerngit, seandainya kemampuannya adalah bisa membunuh orang dengan kekuatan pikiran mungkin pasangan muda itu sudah tak berkutik lagi.

“Cukup!” tegasnya. “Kalian ingin mengejekku , huh? Lupakan! Bukankah kita membahas Kyuhyun dan juga gadisnya?”

Kibum kembali dengan wajah datarnya , kontras dengan istrinya yang masih tertawa.  “Maafkan kami.”

“Lupakan!”

“Kau benar-benar lucu. Kau seharusnya mencari—“

“cukup Yoong! Kibum bisakah kau berhenti tawa tidak penting dari istrimu itu?!”

-
-

“Nah sudah.. kau bisa kembali membaringkan tubuhmu.” Kyuhyun menyimpan mangkok yang sudah kosong itu diatas meja. Lalu membantu Seohyun untuk kembali berbaring ditempat tidurnya.

“Kau harus tidur. Cukup –cukup lah untuk istirahat walau tubuhmu menolak.” Kyuhyun tersenyum, telapak tangan putih itu mengusap pucuk kepala Seohyun dengan sayang.

“Jika esok hari masih seperti ini, jangan paksakan dirimu untuk bersekolah.. kau mengerti?”

Seohyun hanya mengangguk tanda jawabannya.

“Yang tadi aku bicarakan… kali ini aku tak ingin melepaskanmu. Sungguhan dan batas pertemanan ini sudah ku ambrukkan. Seohyun…kau mau kan menjadi kekasihku?”

tbc.

Kamis, 25 Oktober 2012

Ada Twibi Korea ?

Haha? Ada Twibi Korea? Dapet Foto Nih!
Aku Tau Ini! Ini Itu Hanya Twibi INA Yang sengaja Photo Bareng sama Chibi, Bukan Berarti Twibi Korea!!

Selasa, 23 Oktober 2012

Facts Baekhyun Exo-K

Ada yang ngefans sama Baekhyun EXO K? ini nih ada fact nya.. CEKIDOT!
Byun Baekhyun’s Fact :
1.     Baekhyun adalah member ke 9 yang direveal oleh
SM
2.     Baekhyun diposisikan sebagai Lead Vocalist di EXO-
K
3.     Baekhyun lahir pada tanggal 6 Mei, 1992 . Tinggi badannya ±178cm
4.     Netizens bilang kalo Baekhyun pnya wajah
yg imut dan seperti anak kecil
5.     Menurut review majalah China, Baekhyun itu
orangnya sangat ‘refreshing’ dan nyaman untuk dilihat
6.     Baekhyun juga ga cuma jago nyanyi, dia juga cukup
mahir nge-rap.
7.     D.O bilang ga ada yg mau tdur sma Baek karena dia itu 'nakal'.. Haha *duh, ngapain tuh? :p
8.     Baek bilang menjadi pemalu bukan gaya dia lagi sekarang :)
9.     Tujuan BaekHyun di masa depan : Aku ingin EXO menjadi sejarah
musik Korea. Sehingga 100 tahun dari
sekarang, kami diingat sebagai grup
besar.  Jika aku bisa, aku ingin mencoba mendirikan program hiburan, atau acting *wow*
10.                        di Dorm, Baekhyun satu kamar sama ChanYeol ... :) (BaekYeol)
11.                        Baekhyun ingin jadi penyanyi sejak kelas 4 :)
12.                        BaekHyun tak jarang ditolak oleh beberapa agensi saat audisi bernyanyi
13.                        BaekHyun dan SeHun suka berpose sexy di depan cermin :D *kyaaaaa*
14.                        BaekHyun itu punya kebiasaan jilat bibirnya >.< *tuh pengen dicium kali ya? ^,^
15.                        BaekHyun adalah member yang suka ngomong blak-blakan
16.                        BaekHyun memiliki kakak laki-laki yg lebih tua 7 tahun darinya
17.                        sebelum debut, BaekHyun tidak membayangkan akan menggunakan make-up dalam hidupnya
18.                        selama trainee BaekHyun dan ChanYeol sering plg bersama2 setelah berlatih menggunakan kereta bawah tanah :)
19.                        Selama SMA, BaekHyun adalah pembuat suasana hati . BaekHyun menampilkan tarian RAIN n SHINee sunbae di depan teman2nya dan teman2nya pikir, itu sangat lucu untuk dilihat
20.                        Dlm EXOPOWER BaekHyun paling iri dengan kekuatan teleportasi KAI
21.                        BaekHyun ingin mencoba peran tak tahu malu sprti Rain di FULL HOUSE
22.                        Jika BaekHyun mendapat tawaran CF, dia akan mencoba semuanya :)
23.                        BaekHyun telah menyiapkan banyak imitasi untuk ditunjukkan pada berbagai program, dia bisa melakukan Gibong dan bisa menirukan Oh Gwangrok
24.                        Masa trainee BaekHyun itu 1 tahun (2011-2012)
25.                        BaekHyun bilag dia mirip sama LuHan dan SeHun langsung memjawab bahwa ia yang lebih mirip
26.                        Sejak debut, Baekhyun telah menunjukkan kelucuan dan kesan perilaku yg baik
27.                        suka tiba – tiba berkata tanpa berpikir hal itu berada di luar topic *ya ampuun Baeekki
28.                        Kebiasaan BaekHyun salah satunya adalah suka berteriak , liat aja tuh lagu2 EXO :D *bener juga ya?
29.                        Setelah mandi, BaekHyun sering berlatih ekspresi muka yg berbeda-beda di depan kaca, untuk mempersiapkan dirinya di periklanan *pasti imutnya kok, nggak usah ngaca :p
30.                        "Setelah kami selesai latihan, saya biasa mandi bareng Sehun." *waaa, saya ikuuut –plak-
31.                        Para netizens yg rata2 usianya 20 tahunan, pernah mengira kalau Baekki itu masih 13 tahun.LOL *honbae saya dong? :o
32.                        Fans bertanya tipe cowok seperti apa BaekHyun itu? Pilihan prtama -Cowok yang hanya melihat cewek manis (dicoret) . Kedua -Tipe Cowok yang hanya melihat cewek seksi (dicoret) , Ketiga -Tipe Cowok yang tampan, cool,cute (dicoret juga). pilihan ke-4 adalah semua (ini yg dipilih Baek) , Fans langsung bilang "jika kamu tidak pilih 1-3, kenapa pilih no. 4?? Kamu aneh!" *error
33.                        BaekHyun tergabung dalam grup band saat dia SMA
34.                        BaekHyun menerima award dalam ajang Bucheon Rock Festival
35.                        Dia tau kalau fans memanggil dia dengan sebutan “Bacon”
36.                        BaekHyun suka artis pop seperti Jamiroquai dan Maroon5
37.                        Favorite Number : 48
38.                        Gol. Darah BaekHyun adalah O
39.                        BaekHyun bisa hapkido dan main piano
40.                        Favorite Color : white, black, grey
41.                        Motto : Life is only a path full of efforts *huweee
42.                        Jenis musik yang disuka : R&B, pop song, punk rock
43.                        Banyak yg merasa suara BaekHyun mirip dgn Director Yoo Youngjin
44.                        Alasan BaekHyun menjadi penyanyi pada awalnya karena Rain sunbae
45.                        Ideal Type : A woman full of charm *aku full double malah :p
46.                        Favorite movie : Science Fiction Fantasy , Action
47.                        Hobby : Listening to music, watching movies, singing
48.                        Saat SMA bersekolah di Jungwon High School
49.                        "Ketika aku masuk ke dalam SM, itu adalah pertama kalinya aku belajar menari"
50.                        "I am usually called baibai, cunzhang, zhuaibai,or cunhua by my chinese fans."
51.                        Makanan favorit : makanan Korea, China dan Jepang *coba deh rasain iwak peyek, pasti ketagihan :p
52.                        Baekhyun merasa dirinya tampan saat di showcase dan imut *LOL
53.                        Baekhyun sangat tau dan paham benar-benar bagaimana cara merawat dan membersihkan Eyeliner
54.                        Tao memberi julukan untuk baekki " Beef" karna zodiak Baekhyun adalah Taurus
55.                        Baekhyun adalah seorang SoNe yang paling beruntung, karna ia bisa terlibat dalam MV Twinkle TaeTiSeo *o iya
56.                        Baekhyun dan Chanyeol merasa diri mereka feminine *hah?
57.                        BaekHyun suka minta diajarin bahasa Cina ke Tao
58.                        Lagu Favorit Baekhyun adalah The Ray’s – Farewell
59.                        Baekhyun akan mendengarkan / menyanyikan lagu-lagu di jalan yang tenang untuk menghilangkan stress *dihatiku aja bang :p
60.                        BaekHyun punya nama cina yaitu Bian Bai Xian yg artinya murni dan berbudi luhur *wii
61.                        BaekHyun ber-SHIO Monyet *kunyuk dong?
62.                        Kesan pertama Kris ke BaekHyun adalah type pria sejati yang dingin-dingin kulkas gitu deh haha maksudnya cool!
63.                        Menurut Tao, BaekHyun adalah pria yang hangat dan perhatian *makin cinta
64.                        BaekHyun kalo lagi di depan pacarnya dia bakalan bertingkah imut *kyaaaa.. jadikan aku pacarmu oppa ^o^

Sabtu, 13 Oktober 2012

I'm Sorry



Tittle: I’m Sorry
Author: @OfficialBaek
Type:: Oneshoot
Cast: Kim Jongwoon ( Kim Yesung//namja//Wookie’s brother), Park Hyo Hyun (Hyo Hyun//yeoja// Yesung’s friend)
Support cast: Kim Ryeowook (Wookie//namja// Yesung’s brother)
Genre: mollaseo? Reader tentukan sendiri...
Note: semuanya Yesung POV, hehe.. buat reader, tolong tinggalkan jejak kalian ya, gomawo^^
~Happy Reading~
=============
Akhirnya, setelah kuliah seharian, sampai juga di gang rumahku yang berada tidak jauh dari sungai Han. Dari kejauhan, aku melihat sosok gadis yang sedang duduk disebuah bangku kayu yang panjang sambil menggosokan kedua telapak tangannya. Gumpalan asap keluar dari mulutnya seiring nafas yang dihembuskannya. Terang saja, dia menunggu ditengah rintik salju yang perlahan tapi pasti mulai menyelimuti kota Seoul. Kupercepat langkahku menuju rumah, berharap gadis itu tidak melihatku.
“Yesung!” aku berlari semakin cepat, semakin keras juga gadis itu meneriakiku.
“KIM YESUNG!!” menyerah. Kali ini aku cukup berbaik hati padanya.
“untuk apa kau kemari?” tanyaku dingin. Sebenarnya aku tau, pasti dia ingin minta maaf atas kejadian yang merenggut nyawa adikku dua tahun lalu.
“jebal, terimalah permohonan maafku. Waktu itu aku benar-benar tidak sengaja.” Inilah kegiatan ‘rutinnya’ setiap aku pulang kuliah. Menemuiku untuk meminta maaf.
Aku meninggalkannya sendiri dan berjalan masuk kerumah. Kukunci pintu dan menghempaskan tubuhku ke sofa depan tv.
“Yesuuung~~..hiks..” gadis itu terus menangis memanggil namaku dari luar.
Tidak! Tidak lagi. Aku tidak mau memaafkannya. Tidak mau dan tidak akan pernah. Sekarang aku hidup sebatang kara, tanpa ada orang yang menemaniku dirumah yang sunyi ini. Sungguh sakit hati ini, seluruh orang-orang terdekatku telah pergi, selamanya. Dan takkan pernah kembali walaupun aku menangis bertahun-tahun mengharapkan mereka semua kembali padaku.
Keesokan harinya..
Aku bersiap-siap pergi ke kampus. Tinggal pakai sepatu, sepatu bulu domba. Ya, musim dingin. Musim yang sangat tidak kusukai karena terlalu dingin dan tidak menyenangkan. Huufft, bahkan aku harus memakai 2 jaket, itu membuatku tidak bebas bergerak.
Saat membuka pintu dan  menapakkan kakiku keluar ambang batas pintu, aku merasakan menginjak jaket tebal. Aku menundukkan kepala dan—
“OMONA!!!” te-ternyata dia, Hyo Hyun gadis yang semalam meminta maaf padaku.
“dingin.” Jawabnya lirih. Lalu aku membawanya masuk kedalam rumah.
“Hey apa kau sudah gila?! Apa semalaman kau berada diluar sana?!”
“ne. Aku sudah berjanji pada diriku sendiri, aku tidak akan meninggalkan tempat ini sebelum mendapat maaf darimu.”
“Huh!”  aku pergi meninggalkannya. Yap, meninggalkannya sendirian dirumahku.
APA ITU MASUK AKAL?! Seorang namja membawa masuk yeoja lemah dan membiarkannya begitu saja?? Tanpa sadar, ada sepasang tangan melingkar di dadaku. Dingin sekali tangan ini.
“maafkan aku.” Bisiknya lirih. Suaranya lemas sekali.
Aku menyentuh tangannya dan.......
“SUDAH BERAPA KALI KUBILANG?! SAMPAI KAPANPUN AKU TIDAK AKAN MAU MEMAAFKANMU!!”
::::Flashback, 2 years ago:::::
Pagi yang cerah. Hari ini ada kelas musik! Yay, pelajaran kesukaanku. Aku segera bangun dan siap-siap ke sekolah. Dimana buku milikku? Hilang!
“Wookie?! Dimana kau sembunyikan buku lagu-ku?” aku mengguncag tubuh adikku yang masih tertidur pulas dalam posisi telentang (?).
“hmm?” dia bangun sambil mengucek-ucek matanya.
“buku lagu punyaku mana?”
“ha? Buku lagu?” dia diam sejenak, dan berteriak “YA TUHAN!!”
“ada apa?”
“mianhae, Yesung-hyungnim. Kemarin aku pinjam.” Jawabnya seraya mengerahkan senyum indahnya.
“lalu, mana sekarang? Aku mau berangkat!”
“hehe, ada di rumah yeojachingu-ku.”
“AMBIIIL!! Aku bisa dimakan songsaengnim jika buku itu tidak kubawa.” dia mengambil jaket di kursi sebelah kasurnya dan berlari kencang meninggalkan kamar.
“aargh!! Kacau!!” aku mengacak rambutku frustasi. Bagaimana bisa, dia mengambil buku penting itu dari kamarku. Padahal, ‘safety’ dikamarku sangat rapat.
1 jam kemudian..
Anak pendek itu belum juga datang. Dan aku sedari tadi hanya duduk di kasur empuknya.
Ponselku berdering, melantunkan lagu kesukaan author(?) yang berjudul ‘Walkin’. Layar ponsel yang berkedip-kedip itu menampilkan sebuah nama. ‘My small brother’.  Segera saja kusentuh layar smart phone itu, lalu menempelkannya ditelinga kananku.
“Yeoboseo, Wookie!! Cepat.”
“....”
“n-ne. Mwoya?”
“....”
“MWO??!”
“....”
  Kututup telepon itu, dan segera menghambur keluar kamar. Menyambar kunci mobil. Dengan nafas yang memburu, aku melangkah menuju tempat parkir. Tetangga menatapku aneh. Tentu saja, aku berlari dengan penampilanku yang sudah terbalut seragam sekolah tanpa membawa tas dan masih mengenakan sandal rumah.
Kutancap gas dalam-dalam, membelah keramaian kota Seoul. Sebuah gedung bernama ‘Seoul hospital’ tampak dari kejauhan. Kuarahkan terus kendaraan beroda empatku menuju gedung itu. Saat sampai, segera kuinjak rem dalam-dalam, keluar dari mobil dan melesat kedalam, tak peduli dengan orang-orang yang meneriakiku karena aku memarkirkan mobilku tepat didepan pintu masuk.
“Noona, dimana pasien bernama Kim Ryeowook?!” aku bertanya dengan mata melotot sampai-sampai resepsionis itu ketakutan melihatku.
“Aah... di-dia di lantai 2 nomor 13.” Aku berlari sekuat tenaga menaiki tangga. Mencari-cari kamar nomor 13. Ketemu.
“Hyo Hyun!!” aku berteriak terkejut melihat orang yang melihat menabrak adikku ternyata adalah yeoja yang selama ini kusukai. Wajahnya pucat, tangannya gemetar, hidungnya merah, pipinya basah.
“Yesung~~.” Dia menagis. Sebelumnya aku ingin meninju orang ini, tapi, tidak jadi. Malah, aku ikut-ikutan menangis.
“Hyo Hyun, ceritakan padaku semuanya.”
“tadi..saat lampu merah...hiks...di persimpangan jalan, hiks...dia berlari menyebrangi jalan. Lalu, tanpa sengaja, aku menabraknya...hiks...mianhae, jeongmal mianhae.”
 “KARA!! AKU TIDAK MAU MELIHAT WAJAHMU LAGI!!”
“maafkaan aku, aku benar-benar tidak sengaja. Mianhae.”
“JANGAN BICARA LAGI!! CEPAT PERGI DARI SINI!!”
Gadis itu pergi, pergi sambil menangis. Dia meninggalkan sebuah buku tulis berwarna merah cerah. Ini. Ini buku yang kucari.
Beberapa menit kemudian, keluarlah seorang dokter berjas putih dari kamar nomor 13.
“apa kau orang tua dari pria bernama Kim Ryeowook?”
“aku kakaknya.”
“Dimana mereka?”
“mereka tidak datang kemari. Hanya aku.”
“sabar.”
“apa maksudmu?!”
“adikmu,..”
“apa yang terjadi pada adikku? Katakan!!”
“adikmu, tidak selamat. Aku sudah berusaha semampuku. Tapi tetap saja, dia tidak tertolong.”
“ANI!! MALDO ANDWAE!! KATAKAN PADAKU, KAU BOHONG KAN?!!!”
“tidak.”
Tidak, tidak mungkin. Kedua orang tuaku sudah terlebih dulu meninggalkanku. Sekarang, adik satu-satunya, sudah pergi selamanya. WOOKIEEEEE!!!!!!
::::Flashback, off::::
Aku sudah tidak tahan. Terpaksa kulepaskan air mata yang sedari tadi kutahan. Yap, lebih tepatnya, aku menangis dihadapan seorang yeoja untuk yang kedua kalinya.
“jebal, maafkan aku. Aku tidak bisa terus-terusan seperti ini.” Dia mulai menangis juga.
“apa maksudmu?”
“kau juga tau, dua tahun belakangan ini, aku selalu menunggumu di depan rumahmu. Tidak peduli cuaca sedang terik atau bersalju, aku terus meminta maaf padamu. Karena itu semua, aku jadi sering sakit- “ tiba-tiba pelukannya lepas dan dia tidak melanjutkan kalimatnya.
 “hey, ireona.” Kutepuk-tepuk pipinya beberapa kali. Dia tetap tak mau bangun. Akhirnya, kubawa dia dan membaringkannya di kasurku dengan air mata yang terus mengalir dari entah dari mana datangnya.
neomu yeppeun.” Tanpa sadar, lidahku berbicara tanpa seizin otakku.
Terpaksa aku tidak berangkat kuliah dan ‘menjaganya’ sepanjang hari. Sepanjang hari? Hey!! Lama sekali orang ini pingsan?! Apa dia mati?
Wajahnya agak pucat. Kusentuh lehernya, TIDAK ADA!! AKU TIDAK MENEMUKAN DENYUT NADINYA!!! Untuk sekali lagi, aku pergi ke rumah sakit dengan terburu-buru sama seperti 2 tahun lalu.
:::Skip Time:::
Mana mungkin!! Itu tidak mungkin terjadi! Jika dia benar-benar meninggal, apa yang harus aku lakukan? Apa hanya gara-gara dia selalu menugguku berjam-jam dia bisa meninggal?  Maldo andwae.
Itu sama sekali tidak rasional. Tidak masuk akal. Tapi, tapi bagaimana jika itu benar-benar terjadi? Tidak, Yesung. Pikirkanlah hal menyenangkan. Tidak bisa! Semua kenanganku dipenuhi kenangan pahit. Tidak ada yang menyenangkan.
“apa kau keluarganya?” suara dokter ini membuyarkan lamuananku.
“ah, bukan. Aku bukan keluarganya, tapi aku....gleek......aku pacarnya.”
“dia selamat, tapi tubuhnya sangat lemah. Kusarankan, sering-seringlah memeluknya, agar tubuhnya hangat.”
APA?! Apa aku tidak salah dengar? ‘sering-seringlah memeluknya’.
“apa, tidak ada cara lain?”
“yaah, itu cara terbaik. Kau juga bisa mengganti pakaiannya dengan jaket berlapis-lapis. Tapi itu memakan waktu lebih lama untuk membuatnya pulih seperti semula.”
Dokter ini mesum sekali?! Kenapa mesti menggunakan kata ‘mengganti’? aku bukan suaminya!! Yah, setidaknya DULU aku pernah menyukainya. Tapi, sekarang tidak lagi sejak dia menabrak Wookie.
“ya sudah. Boleh aku masuk?”
iya, tentu saja. Mianhae, aku punya pekerjaan lain. Sampai jumpa.”
Beberapa hari kemudian...
“Yesung-ya. Maafkan aku.” Sahut Hyo Hyun pelan.
“YA!! Kau telah membuatku kesusahan. Pakai sakit segala!! Kau kira aku ini ‘babysitter’ pribadimu?! Hah?!” bentakku dingin.
“mianhae, jika sejak awal kau memaafkan aku, tidak akan terjadi hal seperti ini.”
Benar juga ya? Tapi, aku tetap tidak bisa memaafkannya sampai kapanpun. Aku sudah berjanji pada Wookie jika ada yang berani mengganggunya dan APALAGI, sampai membuatnya meninggal aku akan membuatnya menyesal seumur hidup.
“jebal, jika kau tidak mau kejadian seperti ini terulang lagi, maafkan aku.”
Hah? Dia ini sedang mengancamku atau meminta belas kasihan?
shireo.”
“kalau tidak, aku akan terus datang dan meminta maaf setiap hari di depan rumah..”
“KALAU KAU MELAKUKANNYA LAGI DAN JATUH PINGSAN, AKU AKAN MEMBIARKANMU MATI KELELAHAN!!” aku meninggalkannya seorang diri di kamar bearoma obat ini.
“Yesuuung~!” panggilnya lirih. Langkahku terhenti sejenak. “aku sama sepertimu.”
“apa maksudmu sama sepertiku?”
“sejak aku lahir, kedua orang tuaku menghilang entah kemana. Kakakku  juga sudah meninggal karena ditabrak seseorang 5 tahun yang lalu. Selama 1 tahun lebih, orang itu terus-terusan meminta maaf padaku...”
“JADI KAU MENGIKUTI JEJAKNYA UNTUK MEMBUAT HIDUPKU SEMAKIN TIDAK TENANG?!”
“bukan, dengarkan aku dulu. Sampai pada akhirnya, orang itu meninggal dunia karena aku yang tidak memaafkannya. Dan sekarang, aku mengalami hal yang sama seperti dia...hiks.”
Aku berbalik badan dan menatap matanya dalam-dalam. Benar. Perkataannya benar. Tanpa ‘bumbu’ kebohongan sedikitpun. Dia mengatakan itu dengan tulus.
“kenapa...hiks...kenapa kau menatapku seperti itu?”  wajahnya merona. Apa dia malu?
“apa itu benar?”
“ya. Kebenaran yang menyedihkan.”
“sekarang, aku bisa memaafkanmu.”
“bi, bisakah kau mengulanginya sekali lagi?”
“aku bisa mengerti. Dan aku mau memaafkanmu.”
“kamsahamnida.” Kami berdua menangis haru. Tangisan lega. Detik selanjutnya, aku memeluk tubuh mungilnya dengan sangat erat.
“cheonma..” bisikku disela-sela tangisan kami.
Kalian tau, kenapa aku memaafakan yeoja brengsek ini? Yah, karena aku hanya tidak mau kehilangan untuk yang ketiga kalinya. Orang tuaku, Wookie. Cukup. Hanya itu! setidaknya hanya dia yang bisa membuat hari-hariku dipenuhi perasaan campur aduk. Jika dia tidak ada, mungkin aku sudah menyusul Wookie ke alam sana.
Wookie, aku tidak bisa menepati janjiku untuk tidak memaafkan wanita ini. Mianhae,..
-End-
mian, mianhae. jeongmal. plotnya ngasal. makanya jelek begini. mianhae, mianhae sekali lagi. Aku emg gk pandai nulis FF. *bow*

[Oneshoot] You're beautiful

Title: You’re Beautiful

Author: @OfficialBaek
Cast: YeWook
          And other cast..
Genre: romance
Category: oneshoot
Summary: “kau tau? kau tetap cantik di mataku. Meski mereka bilang kau jelek, bagiku kau adalah yeoja tercantik di  dunia.”
                                   ************************************
Ejek-ejekan mungkin sudah biasa didengar oleh yeoja bertubuh mungil yang dikenal dengan sebutan “chuhan yeoja”. Setiap orang-orang yang menyapanya dengan sebutan itu, ia hanya tersenyum. Tapi siapa sangka, jika dibalik senyumnya ternyata menyimpan sakit di hatinya.
“hei, jelek!” panggil seorang namja pada yeoja itu. Ia menoleh. “ya?”
“bodoh! Haha! Orang jelek memang bodoh!” ejek namja itu. Yeoja itu hanya tersenyum manis. Meski balasan  dari senyuman manisnya adalah senyuman sinis. “sabar ya, Wookie?”
“hmm. Gwenchannayo, Minnie.” Ucap Wookie. Sahabatnya, Minnie hanya menggeleng heran melihat sahabatnya yang begitu ramah pada orang-orang yang membencinya.
Minnie dan Wookie berjalan di koridor sekolah. Para namja yang berada di sekitar situ bersiul-siul genit pada Sungmin. “suit..suit..hei, manis.” Goda seorang namja.
“Yak! Cho Kyuhyun! Bisakah berhenti menggodaiku!?” Minnie kesal. “Ming, harusnya kau berteman dengan Jessica. Bukan dia!” ujar seorang namja yang diketahui bernama Donghae menunjuk ke arah Wookie. Ya, Jessica adalah yeoja paling cantik di SM Senior High School. Kecantikannya mampu menyihir namja manapun yang melihatnya. Maklum, photo model.
Minnie juga termasuk yeoja tercantik ketiga di sekolah setelah Jessica dan Yoona. Tapi Minnie enggan bergaul dengan mereka. Menurutnya, untuk apa bergaul dengan Gossip Girl macam mereka? Lebih baik yeoja polos macam Wookie.
“Ming, aku ke kelas dulu.” Izin Wookie pada Minnie. “ne.” Jawab Minnie ramah. Minnie menatap tajam Donghae dan Kyuhyun. “awas kalian!” ancam Minnie dan berlalu pergi.
“huh! Kenapa dia? Marah-marah.”
“tau tuh! Gaje banget jadi yeoja.”
“heh! Berisik!” bentak seorang namja  yang sedang asyik mendengarkan musik dari earphone-nya. “Ya! Kim Yesung! Kalau tidak mau berisik pergi sana!” ucap Kyuhyun.
PLETAK!!
Sebuah jitakan mendarat mulus di jidat Kyuhyun. “aku lebih tua darimu! Panggil aku hyung!”
“ye, hyung!”
[Wookie’s POV]
   Aku masuk ke kelas dan duduk di bangkuku. Menundukkan kepalaku dalam. Kenapa aku selalu menjadi bahan ejekan disini? Kenapa? Apa karena aku jelek? Tuhan..kenapa kau harus menciptakan yeoja jelek sepertiku? Kenapa? Airmataku jatuh begitu saja. Mengingat umpatan-umpatan mereka, ejekan-ejekan mereka, hinaan mereka padaku. Ya, aku memang jelek. Jelek sekali.
Jessica. Yoona. Kenapa aku tidak seperti mereka? Kenapa mereka begitu sempurna? Tapi aku? Aku seperti angsa buruk  rupa di sekolah ini. ah, tak baik aku menangis di kelas.
*Wookie POV end*
[author’s POV]
   Tak jauh dari kelas Wookie, sepasang mata mengamati Wookie. Saat yeoja mungil itu terisak, sampai dia pergi ke tempat favoritnya –taman belakang sekolah. Pemilik mata itu mengikuti Wookie.
*author’s POV end*
[Yesung’s POV]
  Aku mengikuti seorang yeoja yang selama ini aku sukai. Yeoja mungil yang selalu ingin aku dekati. Ya, Kim Ryeowook! Aku menyukainya. Hingga langkahku terhenti di taman belakang sekolah, tempat favoritnya. Aku mengamatinya dari balik pohon besar di sekitar taman. Kulihar dia duduk disalah satu kursi taman. Menundukkan kepalanya dalam-dalam. Sepertinya dia menangis.
Aku berjalan mengendap-ngendap ke arahnya. Pelan-pelan..dan..
KRAKK!
Ah, sial. Padahal aku sudah hati-hati. Tapi kenapa masih menginjak ranting pohon juga? Di menoleh. Oh, tidak! Apa yang harus kukatakan. Dia tersenyum padaku. Akupun membalas senyumannya. Aku menghampirinya.
“kenapa kau  menangis?”
“ah, Yesung oppa. Gwenchanna.”
“kalau menangis tak ada sebabnya itu orang gila namanya.”
“berarti aku gila?”
“molla. Kenapa kau menangis?”
“aku jelek sekali ya?”
“hng?”
“kau tak lihat? Aku jelek kan?”
Aku terdiam sejenak. Mengamati wajah mungilnya. ‘manis’ pikirku. Dia memang manis. “ya kan oppa?”
“tidak.”
“hng?”
“kau cantik, Wookie-ya.”
“haha..kau salah oppa. Aku adalah yeoja terjelek di sekolah ini. iya kan?”
GREPP!
Aku menariknya ke dalam pelukanku. Menyandarkan kepalanya di dadaku. “oppa..apa-apaan ini? lepaskan!”
“aniya!”
“oppa, jebal..kumohon lepaskan aku! Aku-..”
Chu~
Belum sempat Wookie meneruskan kalimatnya, aku mengunci bibirnya. Meraih tengkuknya dan menciumnya dalam. Melumat bibirnya lembut. Lama. Sangat lama. Aku menginginkannya. Mengingingkan moment seperti ini. aku melepas ciuman kami saat menyadari kalau dia mulai  kehabisan oksigen.
 “hh..hhh..op..pa! kau..mau..hhh..membunuhku..hahh..”
“aku ingin lagi, Wookie-ya.”
“tidak! Aku tidak mau!”
Aku meraih tangannya. “kau tau? kau tetap cantik di mataku. Meski mereka bilang kau jelek, bagiku kau adalah yeoja tercantik di  dunia.”
Nampak semburat merah di pipinya. Omona..dia lucu sekali. “oppa~”
“saranghae, Kim Ryeowook.” Bisikku tepat di telinganya.
Aku meraih tengkuknya dan menciumnya sekali lagi.

            ~~~~~THE END~~~~~

Piano

Tittle: Piano
Author: @OfficialBaek
Type: Oneshoot [2.311 word]
Cast: Kim Yesung (namja), Kim Ryeowook (yeoja), Cho Kyuhyun (namja//cameo)
Genre: sad ending, romance, death character, gaje(?)
Rating: T
Disclaimers: I own the idea, plot and story, K.R.Y belongs to God and their family.
[Yesung POV]
Aaarggh!! Yesung pabo, kenapa buku itu sampai ketinggalan? Padahal didalamnya materi untuk ujian besok. Eh, ada suara piano dari kelas musik. Siapa? Malam-malam begini main piano. Suara pianonya indah. Tapi, yang menyanyi itu sangat tidak bagus.
Aku berjalan ke kelas musik, sampai di depan pintu, kulihat sesosok wanita berambut panjang sedang bermain piano sambil bernyanyi.
"suaramu, tekanan nadanya salah. Itu buruk sekali." ups, aku keceplosan.
Dia terlonjak kaget.
"nugu?" tapi dia masih membelakangiku.
"untuk apa kau kesini malam-malam?"
"ah, gwenchanna. Kau sendiri ngapain kesini?"
"ada buku yang tertinggal. Hanya itu."
"pergilah, aku tidak mau ada orang mendengar suaraku."
"hajiman,.."
"kalau kau memang tidak suka silahkan pergi. Aku tidak memintamu untuk mengomentari bagaimana suaraku."
Aku agak tersinggung dengan perkataannya tadi. Kemudian, aku berjalan mendekatinya.
"sombong sekali kau! Punya hak apa kau bicara seperti itu? Memangnya sekolah ini milikmu?"
Dia menoleh, melihatku dari ujung kepala sampai kaki.
"iya, aku memang anak sombong, egois, dan bersuara jelek. Dan perlu kau tau, aku bisa saja mengeluarkanmu dari sekolah ini hanya dengan satu kata. Karena aku adalah anak tunggal pemilik sekolah ini."
"aah, maafkan aku. Kutarik ucapanku kembali. Aku benar-benar tidak tahu. Maafkan aku sekali lagi."
Dia tidak menjawab, hanya tersenyum sinis dan kembali melanjutkan permainan pianonya yang sempat terganggu karena aku. Hey, ini! Ini lagu Andante!! Lagu kesukaanku. Dan aku bisa menyanyikan lagu itu seindah penyanyi aslinya..
geudaeui gieog dolgo dorabwado pihaegal su eobsneun geu mal,
heeojimui kkeute dala dasi dora dasi dora
neulisneulis ssahaon sumanheun gamjeongdo neulisneulis damaon sumanheun chueogdo
jogeumman deo ijeulge andante
Dia tercengang, melihatku heran. Lalu berkata "suaramu indah sekali."
"aku suka lagu ini. Kau juga suka?"
Dia mengangguk pelan. Matanya masih memandangi wajahku.
"boleh aku ikut bermain?"
"bo-boleh. Tentu saja boleh."
Sejak saat itu, tiap malam Rabu aku selalu ke sokolah untuk menemani (aku menyanyi, dia main piano) yeoja manis itu. Belakangan, kuketahui namanya Kim Ryeowook. Tapi, entah lupa atau kenapa, aku belum pernah 'resmi' berkenalan dengannya.
Sampai suatu hari (tepatnya malam ke 27 setelah aku bertemu pertama kali dengannya), aku melihat wajahnya begitu pucat dan lemah. Diminggu berikutnya, dia tidak datang. Aku khawatir, aku cemas, aku takut terjadi apa-apa dengannya. Aku begitu takut akan kehilangannya. Aku tidak mau.
Diminggu berikutnya lagi, sama saja. Dia tetap tidak datang. Paginya, aku browsing internet, mencari tau semua tentang yeoja bernama Kim Ryeowook itu. Ketemu, rumahnya di sekitar sungai Han. Aku tau tempat itu.
Rumahnya besar sekali, halamannya luas. Gedungnya megah. Terang saja, dia ini kan pemilik sekolahku, SM Senior high school.
"permisi, apa benar ini rumah Kim Ryeowook?" tanyaku dari luar. Aku tidak yakin ada orang yang mendengarnya. Karena, jarak pagar dengan pintu masuk cukup jauh.
KLEEK
Pagarnya terbuka? Ada orang yang mendengarnya? Impossible!
Keluarlah seorang wanita paruh baya yang kuyakin dia bekerja untuk Ryeowook "iya, ada perlu apa?"
"ah, aku ingin bertemu dengannya."
"mianhae, nona Ryeowook sedang dirawat di rumah sakit."
Bagai petir menyambar di tengah salju. Omona, kenapa?
"boleh aku tau alasannya?"
"aku juga tidak tau pasti. Tapi, akhir-akhir ini tubuhnya lemas sekali."
“rumah sakit yang mana?”
“tidak tau. Tapi aku yakin tidak jauh dari sini.”
Rumah sakit di dekat sini hanya RS Seoul. Pasti itu.
“noona, apa disini ada pasien bernama Kim Ryeowook?” tanyaku saat sudah sampai di rumah sakit.
“euung, tunggu sebentar..” resepsionis itu mulai membalik-balik kertas di depannya. “iya, Kim Ryeowook. Tapi, dia belum bisa ditemui saat ini.”
“waeyo?”
“dia sedang operasi. Kau bisa kembali besok.”
“MWO? Operasi? Kenapa?”
“yeoja itu kanker otak.”
“apa kanker otak lemah bisa disembuhkan?”
“hmm, menurutku kemungkinan untuk sembuh 100% kecil sekali.”
“baiklah kalau begitu, gamsahamnida..” aku membungkuk sedikit padanya, lalu pulang.
Keesokan harinya...
Semalaman aku tidak bisa tidur. Karena dia. Yeoja bernama Kim Ryeowook. Mataku sama sekali tidak bisa terpejam, setiap mencoba merem, pikiran tentang Ryeowook selalu menghampiri meminta dipikirkan. Aku tidak tenang. Aku rindu padanya, rindu saat dia bermain piano. Rindu saat dia mulai memarahiku karena berhenti menyanyi. Aku rindu saat mendengar suaranya yang agak cempreng. Aku rindu semua itu.
“Yesung-ya! Matamu kenapa?” tanya seseorang disebelahku yang membuat lamunanku buyar karenanya.
“ah, mata? ani. Aku tidak apa-apa.”
“apa semalam kau tidak tidur?” selidiknya antusias. Kulihat wajahnya, oh! Ini dia, Cho Kyuhyun.
“iya.” Jawabku cuek.
“kenapa? Apa semalam kau tidak tidur karena menonton film yadong?”
“Heh bocah! Aku ini bukan kau!” sahutku kesal.
“sembarangan memanggilku bocah! Dasar T-Rex!”
“sudahlah. Aku sedang malas bertengkar. Jangan ganggu aku!”
Aku meninggalkannya sendirian di kelas ini. Kemana aku akan pergi?
Hmm, sebaiknya aku ke ruang musik. Ini hari Selasa. Tidak ada kelas musik dari kelas 1-3.
Ruangan ini kosong. Tidak ada suara piano atau semacamnya. Yang ada hanya alat-alat musik terpajang rapi dalam lemari kaca. Kertas-kertas dan partitur-partitur lagu bertumpukan di meja yang berada disurut ruangan.
Kuambil salah satu partitur itu. Dengan judul ‘My Love My Kiss My Heart’ lalu kunyanyikan tanpa piano. Berharap Ryeowook mendengarnya dan mengiringi nyanyianku dengan piano itu.
Haruga ilnyeon gata gyesok naeryeoanneun nae gaseumi ni heunjeokman chatgo isseunikka myeotiljjae, Morae al gata bab han sudgal eokjiro samkyeobwado neo eobneun haruneun meomchweo isseo jigeum idaero
My Love, My Kiss, My Heart
Modu mudeodulke gaseumsok gipeun got Yeah~
One Love, One Kiss, To My Heart
Modu ijeobolke modu da jiwoolke
Ullyeodaeneun shimjangsori geojitmal gata i apeumdo ssitgyeojin beonjin geulssicheoreom neowa nan heureojyeosseo jiweojyeosseo, Sesangeun geudaeronde dulleobomyeon neoman nae gyeote eobneungeol, Neoreul irheun geol jeonbu irheun geol, dwedollin sudo eobneungeol Yeah~
Kkaejyeobeorin jogakgateun chueokdeulman  bakhyeo itneun geot gata, Nae shimjang gipi nae shimjang gipi nae shimjang gipi gipeun gose Oh- Oh-, Nunmullo beombeogi dwaen ni eolgulman, areun  georimyeo maemdolgo isseo maemdolgo isseo nae, modeungeol gajyeogan neo
Last Love, Last Kiss, Last Dream
Neoreul aneun gaseumi neomaneul gieokhae
Goodbye My Love My Kiss
Meomchwo isseul geot gata neo eobshi idaero
#np: My Love My Kiss My Heart- Super Junior K.R.Y
Lagu ini begitu menyedihkan, mungkin penciptanya pernah kehilangan orang yang amat sangat dicintai. Tanpa sadar, aku menangis. Air mataku jatuh begitu deras, entah karena liriknya atau aku teringat Ryeowook.
“waah, baru kali ini kulihat Yesung si pemarah menangis seperti anak kecil.” Sebuah suara menyebalkan itu terdengar lagi. Yak! Kyuhyun! Dasar setan, kemana aku pergi dia selalu gentayangan di dekatku, ck.
Cepat-cepat kuhapus air mata yang sudah banjir di pipi. Bersikap senormal mungkin. Tapi ada daya, dia sudah melihatku menangis.
“bisakah kau mengetuk pintu dulu sebelum masuk?!”
“Hah? Memang ini ruangan peribadimu? Siapa saja bisa masuk jika kelas kosong.”
“ini tidak kosong, ppabo! Ada aku disini!”
“ooh, aku keliru. Maaf.” terdengar nada ketus dari perkataannya barusan.
“keluar kau!!” bentakku agak keras. Bukannya keluar, dia malah melangkahkan kaki panjangnya memasuki ruangan ini. Lalu mengambil alih partitur dari tanganku.
“maumu apa sih?”
“mauku? Aku hanya iseng.” Biasanya, saat dia bilang seperti itu aku akan menggelitik pinggangnya sampai dia sakit perut. Tapi, tidak saat ini. Otakku tidak mengizinkan tanganku melakukan itu.
“kau sudah tau aku menangis. Sekarang aku lega, tidak perlu menangis sembunyi-sembunyi. Lakukan apa maumu.” Lalu aku berjalan ke piano. Menekan satu persatu tuts piano itu, kemudian air mataku jatuh lagi. Biarkan Kyuhyun melihatku seperti ini, kuharap ada malaikat yang datang memberi ilham padanya agar dia bisa menjadi penenang hatiku. KUHARAP. Tapi rasanya tidak mungkin.
“Yesung~ uljima, ada masalah apa?”
Kutengok wajahnya, tersirat ekspresi iba disana.
“aku,... aku merindukannya, Kyu~”
“nugu?” tanyanya. Disaat bersamaan, di duduk disebelahku.
“Ryeowook, Kim Ryeowook. Hiiks,...” aku menyeka air mata yang sudah terlanjur banyak ini dengan saputangan yang Ryewoook pinjamkan padaku. karena waktu itu, rhinitis-ku kambuh lagi. Dan aku belum sempat mengembalikan benda berwarna merah ini padanya.
“memangnya dia kemana?”
“sakit kanker otak--“ aku tidak melanjutkan kalimatku karena ada sesuatu yang bergetar di saku celanaku. Kurogoh saku, mengambil ponsel. Terpampang nomor asing. Siapa?
“yeoboseyo?”
“.....”
“jinjja? Gamsahamnida.”
“.....”
Aku langsung berlari keluar ruangan. Meninggalkan Kyuhyun yang bingung  karena tiba-tiba aku keluar tanpa ba-bi-bu. Hanya satu tujuanku. Kesana. Pergi ke tempat itu.
                                                                                      ***
Hari-hariku berjalan cepat. Berkat Ryeowook. Kini, penyakitnya sudah semakin jarang kambuh. Kuharap penyakit itu enyah dari tubuh pujaan hatiku. Ya, kalian tau, aku sudah resmi memperkenalkan diri + menjadi namjachingunya. *ProkProkProk* dan hampir setiap malam aku ke sekolah untuk menemuinya. Tentu saja untuk bermain piano atau sekedar berbincang dengan yeoja bermarga Kim itu. Sekarang, aku lebih akrab memanggilnya Wookie.
Wookie-ah, kemampuan menyanyimu semakin baik. Seharusnya kau jadi artis saja.” Pujiku saat mendengar suranya yang sudah merdu.
“aah, tidak. Kurasa tidak. Aku yakin hidupku sudah tidak lama lagi..”
Aku menenggelamkan wajahnya ke pelukan hangatku. Inilah saat yang paling harapkan. Tapi, aku tidak berharap dia mengatakan hal mengerikan itu.
“jangan bilang seperti itu. Berdoa-lah semoga kau panjang umur.”
“oppa~ apa yang kau lakukan? Lepaskan aku.” Tangan mungilnya mulai memukul-mukul dadaku pelan.
“aku? Aku hanya memelukmu. Apa salah, hm?”
“oppa~ tapi tidak seperti ini. Kau tidak boleh melakukannya. Lepas!” tangannya semakin ‘ganas’ memukul dadaku. Haaduh~ rasanya dadaku bisa hancur jika diperlakukan seperti ini.
“kau mau aku melepas pelukan ini? Berjanjilah padaku kau tidak akan mati karena kanker itu, arraseo?” aku menautkan kepalaku di pucuk kepalanya. Sekarang, dia sudah tenang dan mulai mengambil posisi yang nyaman untuk menikmati pelukanku.
“tidak. Kematian tidak bisa ditunda atau dihindari. Dan aku, bisa saja mati sekarang.”
Kurasa dari perkataannya tadi ada benarnya. Tapi, aku tidak akan pernah mau melepasnya. Karena hatiku terlanjur menempel dengan hatinya. Jika salah satu bagian hati ini lepas, otomatis bagian lainnya akan mati.
“heh, apa yang kau lamunkan?”
“ah, oh tidak. Tidak ada. Wookie-ya, berjanjilah padaku kau tidak akan pergi tanpa sepengetahuanku. Jebaaal~”
“what? Kau kira aku ini bayimu yang harus selalu dijaga, eoh?”
“aku tidak bilang seperti itu, kok. Berjanjilah.”
“ok, sebelum aku berjanji, bisakah kau melepas pelukan ini?”
Aku melepas tanganku. Melepas pelukan yang tidak kuinginkan. Wajahnya sudah memerah seperti tomat merah kesukaan umma author *abaikan*
“aku, Kim Ryeowook. Berjanji dengan setulus hati tidak akan pergi tanpa sepengetahuan Kim Yesung, pacarku yang sangat tampan, pintar menyanyi dan......cerewet. sudah puas?” dia mengecilkan volumenya saat berkata ‘cerewet’. Dasaar~
“Uuuhh, neomu kyeopta Wookie nae chagi.” Aku mencubit gemas pipinya. Sebenarnya niatku mencubit pipinya adalah ‘menghukumnya’ karena mengejekku cerewet.
“appo~ Yesung-ah!” bibirnya mengerut lucu. Gleek.. hajima, Yesung. Jangan cium bibir itu. Kau tidak boleh melakukannya. Sama sekali tidak boleh!
“Yesung-ah! Kenapa kau geleng-geleng kepala? Apa aku jelek?”
“uh, euum tidak. Kau sangat cantik, kau wanita tercantik yang pernah kutemui. Oh, iya! Aku baru ingat, aku ada janji dengan Kyuhyun. Aku pulang ya...” aku beranjak dari kursi dan berjalan keluar ruangan. Ya tuhaan~ sebenarnya aku masih ingin duduk disana. Tapi, dari pada melakukan hal yang tidak-tidak, lebih baik aku pulang..
“Yesung-ah!” panggilnya dari dalam. Huuuft.. jangan. Jangan. Yesung tidak boleh melakukan itu.
“mianhae, Kim Ryeowook. Tapi, aku harus datang kesana. Hati-hati di jalan.” Kakiku masih terpaku disini. Tidak mau berjalan keluar sekolah.
“ha? Seharusnya aku yang bilang ‘hati-hati di jalan’ tau!” teriaknya dari dalam (lagi) dengan nada lucu.
                                                                                       ***
                                                                                       ***
3 months later..
“bagaimana teaternya?”
“Aarrgh!! Aku nggak suka!! Kenapa kau mengajakku menonton pertunjukkan menjijikan seperti itu, hah?!” Ryeowook memukul lenganku. Uugh, biar kecil, tenaganya sangat kuat. Aku pernah dibuat cedera karena pukulannya itu >///<
“menjijikkan? Itu hanya pembunuhan. Tidak usah takut, Wookie.” Iya, pembunuhan: mutilasi. Sebenarnya aku juga takut, tapi biarkan Ryeowook ketakutan dan memegang lenganku sepanjang pertunjukkan. Huahaha #EvilSmirk
“pokoknya aku tetap tidak suka!”
“tapi kan ada adegan piano. Aku suka, kok.”
“iya, tapi hanya 4 menit! Huh, aku marah sama Yesung.” Dia membelakangiku.
“Padahal aku ingin mengajakmu ke toko piano. Ya sudah kalau tidak mau. Aku pergi sendiri saja.” Aku berjalan menjauhinya. Tapi, aku tau. Ini takkan lama.
“eh Yesung! Kutarik lagi ucapanku. Tunggu!Aku ikut.”
[Author POV]
Yesung masih saja berjalan dengan senyum jahil menghiasi bibirnya. Dari arah jalan, ada sebuah truk yang melaju kencang. Tapi, sang sopir tidak mengetahui bahwa remnya blong.
“YESUUUUNG~~!!!” Ryeowook berteriak ketakutan. Dia tidak berani melihat.
Dengan santainya, Yesung terus berjalan menyebrangi jalan tanpa menoleh ke arah Ryeowook.
 “YESUUUUNG!!! AWAAAAS!” sekali lagi Ryeowook berteriak. Namun terlambat, truk itu terlanjur menabrak tubuh Yesung. Tubuhnya terpental beberapa meter. Sementara truk yang menabraknya itu kabur. Ryeowook berlari menghampiri Yesung. Setiap langkahnya diiringi air mata yang jatuh membasahi pipinya.
“Yesung!! Ireona! Kau harus bangun! Ayo bangun. Buka matamu. Aku tidak suka Yesung seperti ini. Ayo cepat buka matamu. Aku tau kau bisa mendengarku. Cepat buka! Hiiks...” Ryeowook menangis histeris.
“Woo..Wookie, mi..mian..mianhae..ak..aku...tidak...kuat..hhh..hh”Ujar Yesung dengan napas yang hampir putus.
“tidak, jangan pergi. Oppa, dengar! Jangan tinggalkan aku! Jangan, jangan pernah!”
tangisan Ryeowook menjadi-jadi saat Yesung berkata, “hhmmhh..a..aku..mi..minta..ma..”ucapan Yesung menggantung. Disaat bersamaan, matanya mulai tertutup & denyut nadinya berhenti.
“ani, Yesung! Maldo andwae, CAN YOU HEAR ME??”
-
-
-
niga animyeon andwae
neo eobsin nan andwae
na ireoke haru handareul tto illyeoneul
na apado joha
nae mam dachyeodo joha nan
geurae nan neo hanaman saranghanikka
na du beon dasineun                                         
bonael su eopdago
na neoreul itgo salsun eopdago...
#np: It Has To Be You-Yesung
Perlahan tapi pasti, butiran-butiran bening jatuh membasahi pipi Ryeowook. Air mata yang jatuh dari dasar hati. Kepedihan yang amat mendalam. Kerinduan yang tidak akan pernah terobati. Kini, dia sendiri. Tidak ada lagi sosok Yesung yang mengiringinya bermain piano lagi. Sendirian. Itulah hal yang paling tidak diinginkan Ryeowook.
“hiks.. oppa~ mianhae, jeongmal mianhae.” Bisik Ryeowook disela-sela tangisnya.
‘aku tidak apa-apa.’ Sayup-sayup ada seseorang yang menjawab.
“Sung...Aaakkhhh, appooo!!!” tiba-tiba Ryeowook berteriak kesakitan.
                                                                                ***
Ryeowook sedang berjalan-jalan menyusuri koridor sekolah Yesung. Wajahnya tampak pucat. Sekelilingnya hanya ada kesunyian. tidak ada orang. Kosong melompong.
Diujung koridor, terdapat sesosok namja berpakaian putih bersinar sedang berdiri diam. Pandangannya hanya tertuju kepada Ryeowook. Entah manusia atau bukan, pria itu tampak transparan.
“Yesung, itu kau?” tanya Ryeowook lirih. Pria itu mendekat, mendekat. Sekarang jarak kedua ‘makhluk’ itu hanya 20 sentimeter.
Ryeowook menagis haru. Tidak percaya dengan apa di depannya. Benar. Itu memang Yesung.
“Ryeowookie, aku merindukanmu.” Kemudian, Yesung memeluk erat tubuh Ryeowook.
“Yesung, maafkan aku.”
“kenapa kau meminta maaf? Aku bersamamu. Sekarang, aku bahagia bisa bertemu denganmu lagi.”
Ryeowook tidak menjawab pertanyaan Yesung. Tapi, tersenyum bahagia dan memeluk Yesung semakin erat.
-THE END-