Selasa, 28 Agustus 2012

Different [part7]




                           Different [part7]


Title : Different
Cast :
Seohyun – Seo JooHyun
Kyuhyun – Cho Kyuhyun
Lee SunKyu – Lee Sunny
Im YoonA – YoonA
Type  : Series
Rating : 13+
Summary : Seohyun tiba-tiba mendapatkan kekuatan psikis yang hebat. Apakah dia bisa mengendalikannya dengan baik? Apakah kekuatannya ini bisa membawa keburuntungan atau kesialan? Dan Namja bernama Kyuhyun, seakan menariknya memasuki kehidupan namja itu
Disclaimer : Cast milik Tuhan, ayah-ibu mereka, dan juga Agensi mereka. dan jalan cerita ini, semua punya otakku. karena otakku yang bekerja untuk membuat ff ini..
So, Let’s Read ! Berikan comment kalian yah, biar aku bisa memperbaiki ff ini jika ff ini banyak kesalahan atau gimana.

.
Lagi. Gadis berkulit putih itu tertidur lagi, Seohyun kembali tertidur dijam pelajaran terakhir. Dan Sunny tak melakukan apapun soal untuk membangunkan Seohyun maupun memapah Seohyun ke rumahnya.
            Dan Lagi, sosok pria berjubah hitam itu kembali menghampiri Seohyun di tempat duduk gadis itu. Mengecup kening gadis itu lagi, mengusap rambut panjang Seohyun lagi. Sosok itu menampilkan sebuah senyuman yang begitu menarik.
            “oh, baiklah. Jadi kau membuatnya tertidur lagi?” ucap seseorang yang sedang berdiri didepan pintu. Tangannya dilipar didepan dadanya.
            Sosok itu tak menoleh, tapi hanya diam.
            “Selalu diam-diam” komentar orang itu, menampilkan sebuah senyuman sinis. “Kau tidak berbicara…. Kyuhyun … tapi aku tahu apa yang berada dalam pikiranmu”-
 .
Kyuhyun menatap tajam pria itu, sedikit geram dengan pria itu yang selalu ikut campur dalam urusannya. Tangannya mengepal seperti ingin melakukan pertengkaran yang hebat.
“Tidak usah seperti itu, jika kita bertengkar disini, semua kelas ini akan kacau. Tidak, bukan kelas ini melainkan satu sekolah ini juga akan hancur..” ucap pria itu , tahu bahwa Kyuhyun sudah mulai marah padanya.
Dengan perlahan Kyuhyun melepaskan tenaganya lagi, “Kau punya urusan denganku? Mengapa selalu ikut campur?”
Pria itu menampilkan senyuman sinis yang sepertinya membuat kesal Kyuhyun, “aku hanya ingin membantumu, tapi karena kau terlalu lama penyimpan perasaanmu… aku menjadi tertarik dengannya”
Kyuhyun mencoba bersikap tenang tak ingin terpancing dengan ucapan omong kosong dari pria itu. Matanya kembali terpaku pada Seohyun yang masih terlelap tidur diatas kekuatannya. Seketika mata itu menjadi lembut saat melihat sosok Seohyun.
Pria itu berjalan tenang menghampir Kyuhyun, kedua tangannya dimasukkan kedalam saku. “Dia bisa merubahmu menjadi baik” komentar (menyebalkan) itu keluar dari mulut pria itu.
Kyuhyun masih tetap terpaku pada Seohyun, padahal dia tahu bahwa pria itu sedang menghampirinya.
Pria itu berhenti tepat lima langkah dari tempat Kyuhyun berdiri, menyender pada meja kosong yang bertengger disana.
Kali ini dia diam, belum mengeluarkan kalimatnya yang mengesalkan. Karena dia merasa suasana kali ini sedikit mencekam. Kelas yang kosong dan matahari yang tinggal beberapa detik lagi akan kembali keperaduannya membuat hawa panas semakin menjadi.
Tapi sepertinya pria itu tetap pada pendiriannya untuk mengacau.
“Kau selalu berbuat apa yang kau mau jika bertemu dengan makananmu, tapi mengapa hanya untuk mengatakan cinta pada gadis itu (menunjuk Seohyun) kau tidak bisa?”
Kyuhyun masih belum berbuat apapun, masih tetap pada pendiriannya untuk menghiraukan omongan pria itu.
“Oh, sampai kapan kau diam-diam seperti itu, saudaraku”
“sampai kau keluar dari keluargaku karena kau bukanlah keluargaku, hanya tinggal sementara di tempat keluargaku. Dan kau bukan saudaraku. Saudaraku hanya Yoona dan Changmin. Kau mengerti, Chansung?” jawab Kyuhyun nadanya tidak meninggi tapi sepertinya begitu menusuk bagi pria itu-Chansung-.
Lihat saja, pria itu memperlihatkan wajahnya yang tersentak karena ucapan Kyuhyun terhadapnya. Tapi dia cepat-cepat mengembalikan lagi wajahnya seperti biasanya.
Jelas, pria itu tersentak dengan ucapan Kyuhyun. Karena di keluarga, Kyuhyun dikenal anak yang pendiam walaupun dikenal sebagai anak yang bengis jika bertemu makanannya. Dan yang lebih membuatnya tersentak, karena Kyuhyun tak menganggapnya keluarga walaupun sudah tinggal bersama kurang lebih 80 tahun lebih.
Chansung masih tetap pada posisinya, matanya terpaku pada Kyuhyun yang sedang melihat ke arah Seohyun.
“Jadi aku bukan keluargamu, baiklah, kau sudah bilang begitu” pria itu dengan santai berjalan lagi ke arah Kyuhyun dan Seohyun.  “Karena kita bukan keluarga, jadi jelas, aku boleh merebut wanita itu darimu. Dia cantik dan juga segar” tangan Chansung ingin meraih Seohyun tapi dengan cepat Kyuhyun mendorongnya hingga hampir membentur papan tulis yang berada didepan, kalau saja Chansung tak menahan tubuhnya dengan tangannya yang menahan pada lantai papan tulis dan tembok itu akan hancur.
“Jangan dekati dia” ucap Kyuhyun pelan, tanpa menoleh ke arah Chansung.
Chansung dengan cepat bangkit, tersenyum sinis pada Kyuhyun. “aku tidak akan menurutimu”  setelah mengucapkan itu, Chansung pergi dari kelas meninggalkan Kyuhyun.
Setelah benar-benar merasakan Chansung sudah tidak ada disekolah ini lagi, Kyuhyun menghampiri Seohyun yang masih tidur  di tempat duduknya. Tangannya terangkat dan mengelus rambut Seohyun dengan lembut. Senyuman terlihat diwajahnya.
Tapi kembali, pikirannya dihantui oleh perkataan Chansung yang baru beberapa menit yang lalu dia dengar. Chansung akan mengambil Seohyun. Tapi, dia tak akan membiarkan itu terjadi.

Kyuhyun pov*

Sudah hampir setengah jam aku disini, menunggu dirinya, dan juga menunggu Yoona. Tidak mungkin aku yang akan membangunkannya, nanti akan membuat pertanyaan besar baginya. Ini memang salahku, selalu membuatnya tidur dan setelah itu ku tinggalkan dia dengan pertanyaan-pertanyaan yang begitu besar baginya.
Aku berjalan mundur, tepat dua langkah darinya. Mataku masih terpaku pada dirinya yang begitu manis saat tertidur. Ingin sekali aku membangunkannya, memberikan dia senyuman yang selama ini dia inginkan, ingin memberikan sapaan. Tapi tidak mungkin, kami berbeda. Dia hanya manusia biasa yang tiba-tiba mendapatkan kekuatan psikis dari neneknya dan aku seorang monster yang bisa saja membahayakannya.
Soal neneknya, beberapa hari yang lalu, dia mengajakku bicara. Kami bertemu secara tidak sengaja disebuah hutan yang jauh dari Seoul, saat itu aku sedang melakukan tugasku untuk mencari makanan. Dan dia sedang mencari beberapa tumbuhan yang bisa dijadikan sebagai ramuan.
Saat matanya menatapku, kurasakan sebuah kemarahan besar darinya, dia tak menyukai diriku yang selalu membuat Seohyun tertarik padaku. Dia bilang padaku untuk menjauhi Seohyun, tapi aku tidak bisa. Jika bisa dibilang, aku memang tak bisa jauh dari gadis ini. Aku sengaja sekolah disini, untuk dekat bersamanya.
Tapi neneknya, tetap bersikukuh bahwa aku tak boleh mendekati cucu satu-satunya ini.
Aku tak menjawab apapun pernyataan dari neneknya itu, aku hanya diam saat itu, saat dia telah menyelesaikan pertanyaannya aku dengan cepat pergi dari sana. Dan sampai saat ini, neneknya belum memberitahukan Seohyun tentang diriku. Wanita tua itu juga belum kembali ke Seoul karena suatu alasan. Jadi dia belum bertemu dengan Seohyun, cucunya ini.
Tapi mungkin benar apa yang dikatakan nenek itu, aku tak boleh mendekat dengan Seohyun. Tapi rasa ini, tak bisa pergi begitu saja.
Masih segar dalam pikiranku, saat Seohyun berumur 7 tahun dan aku 17 tahun yang kebeberapa puluh kalinya. Saat itu dia sedang bermain sendirian ditaman bermain, tak ada satupun orang yang sedang bermain disana kecuali dia karena pada saat itu hujan sedang deras, anak itu tak perduli dan tetap bermain sendirian bersama kotak pasirnya yang basah. Aku menghampirinya, wajah lugu-senyum itu menyambutku, saat itu aku tak sengaja lewat sana karena saat itu aku sedang mencari mangsaku (jika hari sedang hujan makanan itu cepat datang karena banyak makanan ku yang berteduh) tapi perhatianku teralih pada dirinya. Sejujurnya, saat itu aku ingin memangsanya, tapi, kutahan.
Dia tersenyum kepadaku, mengajakku mengobrol padahal kami tidak kenal, sebenarnya aku heran mengapa disaat hujan seperti ini dia masih tetap bermain. Dan dia menjawab dia suka dengan hujan, jadi hujan itu tak terpengaruh sekali padanya. Saat itu aku mulai tertarik , bukan aku menyukai anak kecil, tapi saat aku melihatnya dalam kekuatan psikisku dia akan mempunyai penyakit yang parah, aku mulai menjaganya diam-diam. Tapi ternyata dia menjadi sehat kembali karena neneknya. Saat itu juga aku ingin berterima kasih pada sang nenek, tapi tidak bisa.
Aku tahu dia bisa membaca pikiran orang, kecuali aku, karena aku tak mau dia bisa membaca pikiranku. Tapi karena itu lah dia menjadi tertarik padaku, dan soal bangunan tua itu, aku membuat halusinasi dalam pikirannya agar bisa datang ke tempat itu. Tapi aku terlalu pengecut dan lagi membuatnya penasaran.
Aku lebih sedikit menjauh dari Seohyun, karena aku bisa melihat Yoona yang sebentar lagi akan membuka pintu kelas.
“Kyuhyun,” Yoona baru saja datang dan dia sedang berjalan ke arahku. “Kau membuatnya tertidur lagi?” Yoona bertanya, pandangannya teralih pada Seohyun.
“Aku ingin bersamanya sebentar, tapi tadi, Chansung datang dan mengacaukannya” jawabku.
Aku berjalan melewati Yoona dan ingin pergi dari sana, sebelum Seohyun bangun. Dan hanya ingin melihatnya dari jauh (dari balik pintu).
“Seohyun-ssi” ku lihat Yoona sedikit menggoyangkan tubuh Seohyun. Dan Seohyun mulai bergerak dan berusaha untuk bangun. Ku lihat raut wajahnya yang kaget karena melihat Yoona.
“Oh, Yoona-ssi. Aku …”
“Kau ketiduran, saat ku lihat kelas, kau sedang tertidur.. jadi aku bangunkan” ucap Yoona lembut.
“Lalu, Kyuhyun dimana?” tanya Seohyun, dia menanyakanku karena aneh tak melihatku ada disana.
“Kyuhyun dia sudah jalan duluan, aku disuruh membangunkanmu” kata Yoona. Ah tidak Yoong, jangan berkata seperti itu. kau itu saudara yang mengesalkan.
Ku lihat wajah Seohyun yang berubah, sedikit ada rasa senang disana.
Ku lihat mereka akan segera bergegas pergi dari kelas, aku langsung berlari secepat kilat dan berhenti didepan mobil Yoona aku berpura-pura menunggunya.


Seohyun Pov*
Aku menepuk-tepuk wajahku, “ mengapa aku tidak bisa menahan rasa kantuk dalam diriku akhir-akhir ini sih” aku jadi malu harus dibangunkan oleh Yoona, yang kusangka sebagai pacar dari Kyuhyun. Tapi, saat mendapatkan perkataan Yoona yang terakhir bahwa dia disuruh oleh Kyuhyun, entah ada apa dihati ini terselip rasa senang.
Yang artinya atau setidaknya, Kyuhyun masih perhatian denganku. Tapi mengapa harus perempuannya yang membangunkanku , mengapa dia tidak sendiri saja, bukankah … Akh, tidak! Aku tidak mau mengharapkan itu.
Aku berjalan menuju meja belajarku, ingin mengambil beberapa buku yang bertengger disana. Saat mataku mulai mencari, tak sengaja ku melihat buku yang begitu familier oleh penglihatanku, ku ambil buku itu. Ternyata ini adalah buku pemberian nenek waktu itu, saat pertama kali aku mempunyai kekuatan psikis ini. Aku jadi teringat dia. Kemana dia sekarang? Aku yakin dia baik-baik saja.
Aku jadi teringat akan pesannya yang terakhir kali aku bertemu dengannya. Aku tak boleh mendekati Kyuhyun. Sebenarnya, aku sedikit sakit mendengar ucapan itu darinya. Apa yang berbahaya dari Kyuhyun? Pertanyaan itu selalu menggangguku setiap kali aku ingin tidur. Aku tahu ada yang berbeda dari Kyuhyun, tapi aku tak ingin mencurigainya seperti itu. Aku tahu disisi lain, Kyuhyun adalah orang yang baik. Aku melihat itu diwajahnya, terselip juga dimatanya yang tajam,
Aku mengembalikan buku itu ketempatnya, ku urungkan niatku untuk membacanya lagi. Karena aku mulai tidak tertarik.
Ku telusuri lagi pikiranku, teringat pada Changmin, pria itu, pria yang kutemui ditempat aku bertemu dengan bangunan tua itu. Ku akui dia tampan, dia juga baik, dia tinggal tak jauh dari tempat itu. Tapi … aku merasa pertemuanku dengan dia adalah pertemuan yang disengaja. Ah, entahlah. Dan saat aku bertemu dengannya, dengan tiba-tiba saja kekuatan psikisku seakan tak terkontrol dengan baik.
Apakah ini juga pertanyaan baru? Ku katakana ini akan ku lupakan.
Ku sadari sebuah langkah kaki mendekat kearah kamarku. Dia ibuku.
“Seohyun, “ ibuku memanggil dari belakang pintu, dia ingin menawariku makan.
“Ada apa eomma?” tanyaku pura-pura tidak tahu.
“Makan malam sudah siap”
“Nde eomma, aku akan ke bawah sebentar lagi”


Author Pov*

Terlihat Kyuhyun sedang berbincang dengan seseorang pria di ruang tamu dirumahnya. Dengan dua gelas yang berisi cairan kental berwarna merah diatas meja melengkapi perbincangan mereka yang begitu menarik untuk diikuti.
Kyuhyun mengambil gelas berkaki satu itu, meminumnya sedikit. “Kau bertemu dengannya?” tanya Kyuhyun kepada pria yang menjadi lawan bicaranya ini.
Pria itu mengangguk, “Ya, dia datang ke tempat itu, dan kami berkenalan. Tapi, tenang saja, aku tidak tertarik dengannya” pria itu juga mengambil gelas itu, mengaduknya sedikit dengan telunjuk kekarnya, lalu meminumnya sedikit.
“Aku tahu, Changmin” Kyuhyun tersenyum, memperhatikan isi gelas yang dia pegang. “Ini darah apa? Rasanya begitu menarik” tanya Kyuhyun, masih melihat darah itu.
“Darah ini, darah rusa, saat ini dirumah sedang tidak stok darah manusia, jadi hanya ada darah rusa. Yoona yang membuatnya” jawab Changmin, meletakkan gelas itu diatas meja lagi. “sepertinya darah hewan lebih enak bukan?”
“Begitulah”
“Kau bertengkar dengan Chansung?” tanya Changmin sedikit ragu, “Untuk apa?”
Kyuhyun meletakkan gelas itu didalam meja, wajahnya berubah dingin. “Dia mencampuri urusanku dan sekarang dia ingin merebut gadis itu”
Changmin menyunggingkan satu senyumannya, “Haha, sudahlah. Aku yakin dia tak serius dengan ucapannya”
Kyuhyun masih berwajah dingin, “Aku sudah menganggap ucapannya sebagai awal pertempuran. Aku tidak peduli”
Dua orang datang menghampiri Kyuhyun dan Changmin, itu adalah Yoona dan juga suaminya-kibum- (kibum dulunya adalah manusia, tapi diubah oleh Yoona) Kedua orang itu menghambur pada perbincangan yang dilakukan oleh Kyuhyun dan Changmin.
“Chansung masih belum pulang?” Yoona menatap Changmin dan Kyuhyun bergantian, “Kalian ribut lagi, Kyu” kali ini mata Yoona terfokus pada Kyuhyun. Menunggu jawaban dari pria itu.
“Tidak. Aku tidak tahu” Kyuhyun mengambil gelasnya lagi, lalu meminumnya sampai habis.
Kibum menatap Yoona, menyuruh gadis itu untuk tidak menanyakan hal-hal yang aneh lagi pada Kyuhyun. Kibum tahu bahwa Kyuhyun sedang diselimuti rasa kesal yang mendalam pada Chansung, dan dia tidak mau Kyuhyun merusak setengah bagian dari rumah megah ini.
“Baik-baik. Apakah malam ini, kalian akan mencari korban?” Yoona mengalihkan pembicaraannya, padahal itu adalah pertanyaan yang cukup bodoh. Karena persediaan darah dirumah mereka masih terlalu banyak.
“Tidak. Persediaan darah masih banyak kan?” tanya Changmin, “kalau tidak cukup, aku akan mencari lagi. Ku rasa malam ini, aku cukup lapar”
“Kurasa cukup, untuk kita semua dan porsi besarmu”
Kyuhyun menaruh gelasnya dan bangkit dari duduknya, “Aku pergi”


Hari Minggu. Hari dimana semua orang sedang bersantai-santai dirumah mereka, termasuk Seohyun yang saat ini sedang bermalas-malasan ditempat tidurnya, membaca sebuah novel roman yang membuatnya terharu. Kaki jenjangnya bergerak kedepan-belakang, menikmati novel dan lagu yang dia dengarkan saat ini.
Kali ini, dia sedang tak memfokuskan diri dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuatnya terbuai dan harus mencari, tetapi dia melupakan itu sejenak. Membiarkan merefreshkan otaknya dari hal tersebut.
Berkali –kali dia menampilkan senyuman di wajahnya yang bulat itu, terbuai akan novel romantic yang sedang dia baca saat ini. Jika ingin tahu, dia berkhayal bahwa gadis yang berada dinovel ini adalah dirinya dan pria nya adalah Kyuhyun. Oh, pikiran yang bodoh, batinnya
Sudah hampir setengah dari buku itu dia baca, biasanya dia tak seperti ini. Pasti ada saja rasa malas yang mempengaruhi dirinya. Kali ini tidak, novel ini begitu merangsang otaknya untuk membaca lagi dan lagi.
Tiba-tiba deringan ponsel terdengar menggema dikamarnya, “menggangguku saja” umpatnya saat mengambil handphone yang tak berada jauh dari posisinya. Itu dari Sunny, dengan sedikit malas gadis itu menerimanya.
“Yaya, tunggu aku. Aku akan datang ke konser itu” jawab gadis itu dengan sangat terpaksa, rusak sudah hari santainya. Dia harus menemani Sunny untuk datang ke konser Sungmin. Dia juga tidak enak jika menolak ajakan Sunny.
Dia beranjak dari tempat tidurnya, tempat paling nyaman. Dia bergegas menuju lemari bajunya dan menggantinya dengan pakaian yang lebih cocok untuk pergi ke acara konser seperti itu.
Mengganti pakaian rumahnya dengan pakaian pergi.


“Mengapa harus pagi-pagi?” Seohyun mengeluh pada Sunny yang seperti sedang repot dengan karton berwarna –warni itu. Sunny tak langsung menjawab, tapi malah memberikan sebuah karton besar dengan warna kuning sebagai backgroundnya. Seohyun tahu karton ini untuk menulis beberapa kata-kata dukungan untuk Sungmin.
“Ya! Lee Sunkyu!” karena sudah tidak sabaran dia seperti dicueki oleh Sunny, akhirnya gadis itu berteriak juga. Tapi, karton-karton itu masih setia ditangannya.
“Mianhaeyo, Seo! Aku benar-benar kerepotan saat ini. Tujuanku ingin memberikan sebuah penyemangat untuk Sungmin oppa. Makanya aku membawa karton-karton ini begitu banyak” Jelas Sunny, menampilkan raut wajah sedihnya.
Seohyun mendengus kecil, bola matanya berputar sekali. “mengapa harus sebanyak ini, kau akan repot!” Seohyun berjongkok, membuka karton yang tadi tertutup. Menarik tangan Sunny, menyuruh gadis mungil itu mendekat kepadanya. “Hanya membuat itu, tak perlu serepot ini. Mengerti !”

Konser sudah dimulai, semua penonton berdesakan. Cape, panas dan lelah, itu yang dirasakan Seohyun saat ini, cape jika harus berdiri terus disini dan berteriak seperti orang gila padahal dia tak menyukainya, panas karena tempat ini terlalu penuh dengan banyak orang yang sedang menonton konser, dan lelah jika harus membawa karton dan terus diangkat ke atas.
Beberapa detik kemudian, seseorang tidak sengaja menabraknya karena tempat ini memang memaksanya untuk tubruk sana-sini. Tidak beraturan.
Pria itu membungkuk, meminta maaf pada Seohyun. “Mianhamnida. Aku tidak sengaja”
“tidak masalah.” Seohyun kembali pada posisinya dan orang itu berdiri disamping gadis itu, menikmati musik itu. Seohyun tak merasakan kecurigaan pada orang itu. Padahal hatinya berkata ada yang sedikit aneh dengan orang itu. Tapi Seohyun memang selalu memaksakan kehendaknya untuk tidak mencampuri pikiran orang lain.

—-
Kyuhyun pov*
“Apa maksudmu mengikuti Seohyun !” aku menarik kerah baju Chansung, sepertinya mataku berubah menjadi emas, aku tak bisa menahan amarahku lagi padanya. tapi.. Chansung tak meresponku hanya sebuah sunggingan senyuman yang dia perlihatkan padaku. Tak ada tanda-tanda jika dia akan melakukan perlawanan.
“jangan dekati gadis itu lagi !” ucapku , melemparkan tubuhnya jauh menuju pohon yang tak jauh dari tempatku. Dia terkulai disana, tapi dengan cepat dia bangkit lagi. Aku melihatnya menatap remeh kepadaku.
“darahnya begitu segar, aku menjadi tertarik” Apa katanya? Darah Seohyun ? Aku tidak akan membiarkannya mengambil darah Seohyun.
Chansung berjalan perlahan menuju diriku. Tatapan remeh terhadapku itu belum luntur juga dari wajahnya. baju dan celana yang dia pakai sedikit kotor karena serangan ku tadi. Dengan gerakan yang cepat, Chansung berlari ke arahku, menampilkan kuku-kukunya yang panjang itu siap untuk menyobek kulitku. Dengan cepat juga, aku menghindar.
“Jujur saja, kau juga ingin mengambil darah gadis itu juga kan !?” Chansung beteriak, memberhentikan serangannya terhadapku.
Aku mendengus kesal, “Jangan pernah berkata jika kau tidak tahu bagaimana kejadian nyatanya !!!!” aku kembali berlari dan memukulnya dengan keras sehingga dia terpental lagi ke pohon yang begitu jauh dari sini.  Saat ini aku benar-benar marah padanya.
Ku lihat dia bangkit lagi,
Dia berlari dengan cepat ke arahku, mendorongku hingga tubuhku tertubruk oleh pohon kekar yang sekarang menjadi senderanku untuk berdiri.
“Kau pintar, Kyuhyun! Menutup seluruh pikiranmu untuk dibaca oleh ku? Haha”
Dia kembali melemparkan sebuah tinjuan terhadapku, aku sedikit lemah kali ini, karena aku belum meminum setetas darahpun hari ini. Ku lihat dia tersenyum penuh kemenangan karena melihatku sudah tersungkur ditanah.
“Aku tidak mau melawan orang yang lemah” ucapnya sombong, berbalik dan berlari menjauh dariku. Meninggalkanku sendirian.
TBC~
ehm sepertinya ini akan menjadi yang terakhir buat aku post (maksudku bukan part terakhir) melainkan aku hiatus untuk dua bulan lebih. Aku udah di kurung sama ujian sekolah+praktek dan juga UN (aku minta doa yah dari kalian)
Aku minta pendapat kalian, apakah ff ini mau ditunggu atau nggak? kalau misalnya nggak ada yang mau nunggu, terpaksa ff ini akan ditutup dan nggak akan dibuat part selanjutnya. So, i need your comment !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar