Selasa, 28 Agustus 2012

Different [Part8]



                          Different [Part8]



Title : Different
Cast :
Seohyun – Seo JooHyun
Kyuhyun – Cho Kyuhyun
Lee SunKyu – Lee Sunny
Im YoonA – YoonA
Type  : Series
Rating : 14+
Summary : Aku bisa melihat semua pikiran orang lain, kecuali dia. Seorang namja berkulit putih pucat yang sosoknya jauh dari semua orang. Namja yang se akan menarikku lebih jauh masuk ke dalam kehidupannya yang penuh misteri dan gelap.
Disclaimer : Cast milik Tuhan, ayah-ibu mereka, dan juga Agensi mereka. dan jalan cerita ini, semua punya otakku. karena otakku yang bekerja untuk membuat ff ini..
So, Let’s Read ! Berikan comment kalian yah, biar aku bisa memperbaiki ff ini jika ff ini banyak kesalahan atau gimana.

~o0o~
Kalau bukan karena sebuah rasa penasaran yang mendalam aku tidak akan berani mendekatinya. Menyentuhnya ataupun berbicara sedikit dengannya. Ini semua ku lakukan karena rasa penasaran itu seakan merasukiku jauh dari alam bawah sadarku.
Aku menjatuhkan tubuh yang lelah ini ke dalam kasur empukku. Begitu lelah hari ini, hanya karena untuk membantu Sunny seorang. Hari ini rasanya hampa sekali walau tadi aku dikerubungi banyak orang dan sedikit berhura-hura, tapi hari ini rasanya aneh. Terasa kosong.
Apakah aku tidak bertemu dengannya ? Tidak bertemu dengan sikap misteriusnya yang terus menggangguku.
Mungkin iya. Karena memang yang membuatku ingin sekali sekolah hanyalah bertemu dengannya. Hal ini mulai aku pikirkan sejak… Ah, aku tidak sejak kapan itu.
Mataku terpaku pada langit-langit kamar yang berwarna putih gading itu. Membawa pikiranku kembali pada waktu itu—hari dimana aku bertemu pertama kali dengan Yoona, perempuan yang ku duga adalah kekasih Kyuhyun. Saat itu aku hanya bisa terdiam dan terpaku ditempat, bagaimana melihat lengan Yoona dengan senang bergelayut manja pada lengan Kyuhyun. Hari dimana aku juga merasakan sedikit sakit dibagian sini. Jantungku.
Lalu pikiranku pindah di hari dimana aku tertidur dikelas. Saat itu Yoona dengan halusnya membangunkanku dari tidurku yang cukup panjang dan entah apa penyebabnya aku bisa tertidur. Sedikit bahagia dan menyembuhi sedikit rasa luka yang berada disini. Mengapa bisa begitu karena waktu itu Yoona memberitahuku bahwa Kyuhyun lah yang menyuruh dirinya untuk membangunkanku. Menurutku Kyuhyun masih perhatian denganku.
Tanpa sengaja aku tersenyum. Dan membuat sebuah bayangan yang membentuk sosok Kyuhyun –yang misterius itu sedang menatap tajam padaku. Tatapan itu sebenarnya membuatku bergidik ngeri tapi setelah menatapnya jauh lebih dalam aku merasakan sebuah keteduhan yang amat sangat.
Aku tersentak kaget dan langsung membuyarkan semua lamunanku tentang dirinya. Karena aku merasakan bahwa ada seseorang yang akan mengetuk kamarku. Aku beranjak bangun dan perlahan mendekati pintu. Kurasakan aura yang tak asing lagi bagiku. Ini adalah Aura milik nenek.
Aku lebih dulu membuka pintu dan pas sekali dia juga sudah berada di depan pintu. Seulas senyum timbul di balik pipi keriputnya. Dan entahlah, aku tidak ingin membalasnya.
“Kau tidak rindu padaku?” ujarnya karena merasa aku sedikit kurang suka dengan kehadirannya.
“O, ya” hanya itu yang aku jawab, aku hanya merindukannya sedikit tidak banyak seperti aku merindukan sosok Kyuhyun.
Nenek membuka lebar kedua tangannya untuk memelukku. Dan aku tidak, aku hanya diam dan pasrah dipeluk dirinya sekarang. sekian detik dia memelukku sambil mengelus rambut panjangku yang tidak diikat ini.
Merasa aku tidak membalas pelukannya, dia meregangkan pelukannya dan menyerngit aneh menatapku. “Ada apa denganmu, Hyun?” nenek bertanya dengan nada yang penuh selidik, tapi aku hanya menggeleng lemah untuk jawabannya. Karena aku tahu, aku tidak perlu menjawab dia tahu apa yang ada dipikiranku sekarang.
“Baiklah. Kita bicara dikamarmu,”
Aku lebih dahulu masuk ke dalam kamarku. Duduk dipinggir tempat tidurku begitupun juga dia yang mengikuti. Kini matanya terlihat lemah lembut tapi aku dapat merasakan ketajamannya itu menatap diriku.
“Dengarkan aku! Aku tahu kau masih marah karena waktu itu aku begitu tak menginginkanmu untuk mendekati Kyuhyun” katanya tangan keriputnya itu mengelus rambutku. “Tapi aku hanya ingin kau terhindar dari bahaya. Aku hanya tidak ingin kau terlalu jauh dan kau akan pergi dari kehidupan kami semua”
Kali ini aku tambah-tambah tidak mengerti dengan dirinya. Kedua alisku menyatu, aku menatapnya ingin membuatnya menjelaskan yang lebih jelas lagi.
“Kyuhyun bukanlah manusia biasa. Dan sekarang bukan hanya Kyuhyun, ada seorang lagi”
Tatapan aneh itu belum juga aku lunturkan. Sekarang apa lagi.
“Darimana nenek tahu, aku tahu kau memang hebat. Tapi apakah kau bisa membaca pikiran Kyuhyun?”
Nenek kali ini terdiam. Lebih tepatnya berusaha mencari jawaban yang pasti. Tapi matanya yang lembut itu masih terpaku padaku.
“Tidak. Aku tidak tahu… tapi aku tahu jelas siapa pemuda itu”
Aku semakin kesal dengan nenek. Mengapa dia begitu tega seperti ini kepada Kyuhyun, padahal dirinya sendiri tidak mengetahui apapun yang Kyuhyun pikirkan. Aku tahu ini adalah kesalahan besar karena telah membangkang perintah nenek. Tapi semua perintah yang diberikan nenek tidak beralasan.
Aku semakin menjadi serba salah.
————————————————————————————————————————
Yoona menyiapkan tiga cangkir gelas kaca dengan ukiran, gelas-gelas itu akan diisinya dengan cairan merah. Setelah semua cangkir itu terisi, tiga cangkir itu dia bawa bersama nampan menuju sebuah ruangan besar.  Yang tak salah adalah ruang keluarga di rumahnya.
Di ruangan itu sudah ada beberapa orang pria dengan pakaian yang begitu casual yang begitu cocok dengan paras tampan yang mereka miliki.
Yoona menghampiri pria-pria itu. Menaruh ke tiga cangkir itu dihadapan para pria yang sepertinya sudah ingin sekali meminum minuman yang dibawa oleh Yoona.
Gadis cantik itu lebih memilih untuk duduk disebelah prianya –Kibum-.
“Ah,” salah satu pria dengan rambut hitamnya mendesah nikmat saat meneguk cairah merah kental itu. Changmin begitu bersemngat jika Yoona sudah menyiapkan darah untuknya.
Satu pria lagi, yang duduk bersebelahan dengan Changmin. Hanya terdiam dan memandangi gelas merah itu. Itu adalah Kyuhyun. Pria pendiam yang tak pernah menunjukkan ekspresinya.
“kau bertengkar dengan Chansung, kemarin?” Yoona mengawali pembicaraan mereka dengan pertanyaan yang begitu tak menyenangkan. Tapi bagi Yoona, berbasa-basi itu bukan caranya untuk mengawali pembicaraan.
Kyuhyun mengamati Yoona disela-sela dia meneguk darah dalam cangkir itu.
“Kyuhyun”
Kyuhyun menaruh gelas itu di atas meja. “Ya,” jawabnya. Tapi Yoona belum ingin mengeluarkan suara terlebih dahulu, dia ingin mendengar alasannya. “yang ingin ku lakukan hanyalah ingin memberitahunya untuk tidak mendekati Seohyun”
Yoona mendesah pelan, “Tapi kau tak perlu bertengkar seperti itu”
Kyuhyun berdecak kesal, “Dia yang mulai duluan dan aku hanya ingin memperingatkannya” Kyuhyun membela dirinya sendiri.
Oke, Yoona sudah gerah dengan perang dingin antara Kyuhyun dan Chansung kali ini. Ingin rasanya memisahkan kedua pria yang sama-sama mempunyai otak keras kepala itu. Tapi bagaimana bisa ? Dia tidak bisa. Walaupun sering memperingatkan, kedua pria itu belum usai juga.
Kibum dan Changmin disana juga tidak bisa berbuat apa-apa.
“Tapi Chansung adalah saudaramu”
Kyuhyun memicingkan matanya tajam. Rasa benci itu mulai menyeruak ke dalam hatinya, perasaan tidak suka itu hadir kembali. Oh dia benci jika ada seseorang yang bilang bahwa dirinya dan Chansung adalah saudara.
“Tidak. Dia berbeda denganku” elaknya, tapi dengan nada yang begitu datar. Lalu dirinya beranjak pergi dari sana.
Yoona memutar matanya sebal. Lalu dengan beraninya dia mengikuti kemana Kyuhyun akan pergi.
~o0o~
Kyuhyun sampai dilantai paling atas dirumahnya. Angin yang begitu kencang itu menerpa seluruh tubuhnya yang hanya berbalut baju tipis. Kedua matanya terpejam, mencoba menetralkan seluruh pikirannya dari hal yang buruk.
Tak beberapa lama kedua mata itu terbuka lagi. Dirinya merasakan kedatangan seseorang. Siapa lagi kalau bukan Yoona. Dia memang sudah merasakan Yoona sudah mengikutinya sedari tadi.
“Kyu, kita butuh bicara”
Tanpa perlu dijawab Kyuhyun. Yoona membuka pembicaraannya, “Aku tahu semuanya. Aku tahu Chansung mengicar Seohyun. Itu karena kau terlalu lama memendam perasaanmu,”
Yoona mengambil nafas lagi walaupun dia juga tidak butuh itu. “Chansung hanya ingin dianggap olehmu walaupun caranya tidak bisa diterima oleh akal sehatmu”
Kyuhyun berbalik, menyenderkan tubuhnya pada pagar balkon di rumahnya itu.
“Jika kau tidak ingin membuat Seohyun direbut oleh Chansung. Mengapa kau tidak membuka hatimu dan rubahlah sikap dinginmu pada yeoja itu”
Kyuhyun terdiam dan mencerna baik-baik yang dikatakan Yoona barusan. “Tidak. Aku tidak bisa. Kau tahu alasannya”
Yoona menghampiri Kyuhyun lebih dekat lagi, “ Ya, aku tahu. Tapi kau cinta dengannya.. biarlah dia merasakan cintamu sebelum dirinya benar-benar akan menjauh darimu” kali ini Yoona disamping Kyuhyun, menepuk pelan pundak namja itu. “Dia menyukaimu, Kyu! Dan dirimu juga begitu”
~o0o~
“Kyuhyun,”
Dengan sangat gugupnya aku memanggil namanya. Dan lebih berani lagi aku sekarang sedang berada didepannya yang sedang duduk manis ditepat didepannya. Ku lihat Kyuhyun hanya meliriku dari kedua bola mata hitamnya itu.
Kelas sudah tidak ada orang. Hanya kami berdua. Karena dari itu aku memberanikan diriku untuk menghampirinya.
“bisa kah kita berteman” aku mengulurkan tangan kananku untuk mencoba memberi sebuah jabat tangan pertemanan. “Aku minta maaf akan sikapku yang dulu terhadapmu” aku mencoba merajuknya lagi.
Aku menghela nafas berat. Ini memang sulit, jika sedang bermain game aku sedang berada di level paling atas. Sedang berusaha membunuh rajanya yang paling jahat.
“Kyuhyun, ku mohon… Kita bisa berteman kan” aku mencoba membujuk lagi.
Aku melakukan ini bukan karena ada hal yang terselubung, tapi ini adalah real dari dalam hatiku yang hanya ingin dekat denganya. Menjadi temannya.
Aku tulus. Dan benar-benar tulus.
Kyuhyun mendongakkan kepalanya, matanya yang tajam itu terpaku pada mataku. Ku rasa dia mencoba mencari kebenaran didalam mataku.
“Aku ti—“ jawaban Kyuhyun menggantung diudara, aku menunggunya dengan harapan bahwa dia akan menjawab ya.
~o0o~
“Dia mengajakmu berteman ?” Changmin kali ini ingin tertawa. Mengapa temannya yang satu ini kolot sekali dalam cinta.
“Jangan tertawa atau kuputuskan lehermu dari tubuhmu” ucap Kyuhyun tidak terima dengan respon dari Changmin.
Changmin mengubah perilakunya sekarang menjadi lebih diam, “Oke. Aku minta maaf, Lalu apakah kau menerimanya ?” tanpa kalimat jawaban yang keluar dari mulut Kyuhyun, Changmin tiba-tiba mendengus kesal. “ Jadi kau belum memberi jawaban. Hey, dia hanya ingin menjadi temanmu” Changmin menekankan kata teman dibagian akhir. Beerharap Kyuhyun sadar akan sikapnya yang aneh itu.
“Ya, aku tahu. Aku hanya—“ Kyuhyun berhenti sesaat, “ Ah, lupakan. Aku hanya belum bisa, untuk berbicara dengan manusia biasa”
“Dia bukan manusia biasa. Dia punya kekuatasn psikis yang hebat, kau perlu ingat itu” Changmin menegaskan. “ Dan dia menyukaimu , kau pun juga begitu”
Lagi dan lagi. Perkataan ‘Dia menyukaimu, kau juga’ itu terus saja dilontarkan dan didengar oleh telinganya. Tak perlu berulang kali orang yang berada dalam rumahnya mengatakan itu. Dia juga tahu. Karena dia yang merasakannya.
“Ya! Cukup. Akan ku pikirkan” Kyuhyun mendengus  lalu mengambil cangkir berisi darah itu lalu meneguknya dengan cepat.
“Hei kalian disini rupanya,” suara angkuh itu memenuhi ruangaan yang bertema hitam yang saat ini menjadi tempat Changmin dan Kyuhyun berbincang.
Changmin dan juga Kyuhyun menoleh dari arah suara itu. Tatapan keduanya menjadi berbeda dari yang tadi. Ada tatapan kaget dan juga benci.
Itu adalah Chansung. Dia datang dengan pakaian bagusnya dan tidak lupa dengan seringai dibagian wajahnya.
Chansung lebih memilih untuk duduk disamping Changmin. Dia tahu seperti apa jadinya jika dia lebih memilih nekat disamping Kyuhyun. Secepat-cepatnya dia akan berlari, pasti akan tertangkap juga oleh Kyuhyun. Kyuhyun di kenal sebagai vampire yang sadis.
“Hei, kau sudah pulang rupanya” Changmin menepuk-nepuk pundak Chansung pelan.
“Ya, aku sudah kenyang”
Sedangkan Kyuhyun lebih memilih untuk diam malah dia sempat berpikir untuk pergi, kalau bukan sebuah isyarat yang dibuat Changmin untuk menghargai Chansung. Mungkin dia hilang dalam sekejap dari sana.
Menjadi obat nyamuk. Yah, itu posisi Kyuhyun sekarang. Changmin dan Chansung malah mengobrol bersama dan malah tadi sempat tertawa terbahak-bahak. Salah satu topic mereka adalah korban mereka yang berlari-lari menghindari mereka hanya karena tak ingin mangsa oleh mereka. Ya, bagi mereka itu adalah sebuah lawakan.
Dan Kyuhyun tidak tertawa sama sekali. Masih bertahan dengan sikap diamnya.
Pikirannya beralih pada si manis berkulit putih yang beberapa bulan ini menjadi focus dalam hatinya.
Oh lupakan dua orang itu, lebih baik aku memikirkan manusia yang selama 17 tahun ini telah mengambil hatiku. Itulah yang berada di lubuk hati Kyuhyun.
~o0o~
Dia pergi begitu saja dan tidak menghargai sedikitpun uluran tanganku padanya. Hanya ingin menjadi teman apa susahnya. Seandainya aku bisa mengetahui isi pikirannya aku tidak separah ini. kalau saja melihat pikirannya tidak membuatku sakit bukan main, aku akan menelusuri seluruh memorinya.
Hah! Ku jatuhkan diri pada tempat tidurku. Meretangkan kedua tanganku seakan-akan habis terjun babas dari lantai atas.
Kyuhyun mengapa kau susah sekali di ajak kerja sama. Diajak bicara kasar salah, diajak bicara baik-baik juga salah. Apa yang terjadimu sebenarnya.
Nenek juga tak memberikan alasan yang benar-benar membuat rasa penasaran ini puas akan jawabannya. tapi malah-malah menambah pertanyaan didalam otakku yang sudah menumpuk ini.
Jika hanya ingin membuatku penasaran seharusnya dia tidak menghampiriku dikamar. Dan seharusnya dia tidak membuat memperpanjang hidupku yang semakin lama lebih berat dibanding aku sakit dulu.
Ya, aku sedikit menyesal dengan ini. tapi aku merasa ada rasa bersyukur, setidaknya karena ini aku bisa menjadi lebih mengenal Kyuhyun—tidak bukan mengenal hanya tahu bahwa Kyuhyun ya entahlah.
Kyuhyun akan membahayakanku tapi aku tidak perduli. Aku seperti sudah kerasukan dan akan terus ingin Kyuhyun.
Masalah nenek melarang pun aku juga tidak perduli. Seluruh akal sehatku seperti sudah rusak sekarang.
Aku memukuli kasur berulang kali. Kesal dengan ini. Dengan keadaan.
~o0o~
“Seo…hyun” mata bulatku terbuka lebar dengan sempurna saat mendapati suara lemah itu. Aku sengaja keluar dibagian akhir, membiarkan Sunny untuk pulang terlebih dahulu. Ya, ini alasannya.
Aku berbalik perlahan. Berharap ini bukanlah sebuah suara halusinasi yang membuatku jatuh terbanting dengan kuat. Dengan sedikit senyuman menghiasi wajahku, ku pandangi Kyuhyun yang berada diujung sana. Dia masih berada ditempatnya.
Dengan matanya yang tajam itu seakan menyuruhku untuk menghampirinya. Sedikit kesal juga, yang butuh siapa, mengapa aku yang harus menghampiri. Tapi ya memang harus seperti ini.
“Nde ?”  tanyaku saat sudah tepat didepannya, aku berdiri di depannya.
Sungguh wajahnya berbeda seketika. Wajah gugup itu tidak bisa ditutupi lagi dengan wajah yang begitu menyeramkan saat beberapa detik yang lalu. Sebuah dengungan kecil terdengar sampai ke telingaku. Itu dengungan darinya.
“Kyuhyun”
“Seo..hyun… “
Jika ku bisa lihat wajahku ini. Pasti wajah yang benar-benar ingin sekali tahu apa yang akan Kyuhyun bicarakan padaku.
~o0o~
TBC
 Takut banget ini bakal mengecewakan. padahal ini fanfic yang ditunggu-tunggu kan? hehe maaf banget yah kalo di part -8 ini mengecewakan.
Tapi tetep aku menunggu sebuah komentar dari kalian.
Untuk yang belum comment fanfic ini dan hanya nge-view aja, makasih banget lho ya… setidaknya silent reader adalah bagian dari penyuka fanfic ini.
KAMSAHAMNIDA !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar