Kamis, 09 Agustus 2012

My Dream High (Super Junior FanFiction) Part 1

Cast : Donghae, Heechul, Sungmin, Eunhyuk, Fanissa Firliany, Meriam Shabha, Kevin Woo-UKiss, Taecyeon-2PM
Genre : Humor *dikit, Jayus, Gaje
Author : Meriam Shabha & Fanissa Firliany
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Author’s POV
Pagi itu, dingin dan beku. Kota New York mengalami musim dingin seperti biasa. Ia menarik selimut dan membenamkan wajahnya ke dalam selimut dan meringkuk kedinginan karena, ya… Begitulah suhu kota New York ketika sedang musim-musim seperti ini.
Tiba-tiba sebuah suara nyaring menghancurkan suasana dingin itu. “Ah! Sial! Siapa sih pagi-pagi begini telepon?! Ganggu aja!” Mendadak suasana menjadi panas dan menjengkelkan.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Fanissa’s POV
“Brr… Dingin sekali, arr… Bisa-bisa aku mati membeku disini’ ujarku dalam hati. Aku menarik selimut tebalku ke wajah dan meringkuk didalam sana. Tenang dan dingin sekali didalam situ.
Tiba-tiba “Ah! Sial! Siapa sih pagi-pagi begini telepon?! Ganggu aja!” Suasana hatiku tiba-tiba berubah jadi perasaan panas dan menjengkelkan. Aku meraba-raba meja lampuku dan mengambil ponselku, langsung saja aku menekan tombol hijau tanpa melihat nama kontaknya “Hello? Fanissa here. Who is there?” Tiba-tiba suara menjalar di telingaku “Pelanggan yang terhormat. Selamat! Anda men… Tut..tut..” Dan akupun langsung memutuskan sambungan telepon itu “Ah! Sial. Ku kira telepon penting! Ternyata dari operator sialan itu!”.
Akupun langsung mengembalikan ponselku dengan kasar & membabi buta ke atas meja lampuku. Lalu aku kembali merebahkan tubuh diatas kasur & tidak lupa menarik selimutku kembali. Baru saja aku hampir masuk ke alam mimpi, tiba-tiba ringtone ponselku memecahkan gendang telingaku LAGI!!!.. “Ha~llo~?”. “Fanissa!! Ini kan hari minggu! Lihat, sudah jam berapa sekarang? Setengah sepuluh Faaaan! Bukankan kita sudah membuat perjanjian setiap hari minggu akan pergi ke Central Park? Huh?” Tanpa basa-basi langsung saja suara cempreng yang ku kenal membuatku sadar & tidak mood untuk tidur kembali. “Benarkah?”. Sebetulnya aku ingat dengan janji itu, hahaha. “YA!! Cepat bangun! & buka pintu rumahmu. Aku sudah berada di depan pintu rumah mu”. “Cepat! Aku kedinginan nih!”. “Ok. Wait”.
***
“Lama banget sih. Brr”. “Ehehe maaf, kalau gitu kau tunggu disini ya Mer. Kalau mau minum ambil sendiri. Aku mau mandi dulu”. Aku pun kembali ke kamarku untuk mandi.
***
Aku memakai mantel panjang nan tebal tidak lupa dengan sarung tangan & syal-nya. Sepertinya Mery akan mengomel jika aku keluar dari kamar. Saat kubuka pintu kamarku perlahan, aku tidak melihat ada kemarah yang menunggu ku “Huh…” Tanpa sadar aku bergumam sendiri dan… “Hey! Lihatlah!”. Aku tidak tahu apa yang sedang Ia lihat atau pikirkan saat ini yang penting Ia sudah lupa dengan amarahnya ketika aku masuk kamar tadi. Syukurlah… “Ada apa?” Aku bertanya tidak peduli. “Ini lho! Ayahku baru saja memberitahu ku bahwa Ia akan ke Korea 2 minggu lagi, katanya Ia ingin menjenguk teman lamanya . Ada kemungkinan besar Ia akan mengajakku kesana! Menyenangkan bukan?” Dengan senyum bahagia terlihat jelas diwajahnya, tetapi jelas itu bukan kabar baik. Karena justru 2 minggu lagi adalah Ujian Semester 2, aku harap Ia tidak kecewa dengan kegembiraannya itu.
Aku tidak akan memberitahu nya biar menjadi kejutannya sendiri. “Hm? Sepertinya terdengar sangat menyenangkan” Sebenarnya aku tidak terlalu yakin dengan jawaban itu. Tetapi tidak apalah… Sesekali menyenangkan sahabatku sendiri bukan hal yang merugikan. Tanpa sepengetahuanku, ternyata aku memancarkan senyum masam tanda tidak ikhlas, tiba-tiba lamunanku buyar begitu saja setelah mendengar si Cempreng itu “Hey! Mengapa wajahmu terlihat muram begitu? Kau tidak senang? Sudahlah, tenang saja aku akan meminta ayahku untuk mengurus 1 tiket tambahan untuk mu” Aduh… Aku tidak tega dengan suasana hatinya saat ini. “Sepertinya sudah siang. Ayo cepat! Kita berangkat sekarang”. Aku mengalihkan pembicaraanya tanpa menunggu membuat Ia kecewa, “Oh, Ok Let’s go…”.
***
At Central Park
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Mery’s POV
Tidak tahu kenapa, suasana hatiku sangat senang hari ini, mungkin karena rencana ayahku itu. Lamunan ku membuyar begitu saja ketika menangkap sosok penjual Hot Dog langganan ku yang super lezat itu.
“Fanissa! Bagaimana kalau aku rayakan rencana kepergian kita ke Korea dengan mentraktirmu Hot Dog sepuasnya?” Tepat sebelum Ia membuka mulut untuk menolak, aku segera menambahkan “Baiklah! Tentu saja kau setuju”. “Tapi, aku…” Tampaknya Ia memang ingin menolak, tetapi aku langsung menuntunnya ke penjual Hot Dog paling pintar memasak sedunia. “Carlisle, buatkan aku dan temanku yang paling manis ini Hot Dog ciptaanmu yang terlezat” langsung saja aku memesan 2 Hot Dog. “Hey! Tunggu maksud…” Oh, tidak! Ia ingin menolak lagi. Langsung saja “Oh iya! Aku hampir lupa. Hey Carl, untuk temanku tanpa saus! Tenang saja Fan, aku ingat kok kalau kau tidak suka pedas” Syukurlah, sepertinya Ia sudah pasrah dan Ia sudah mulai mengikutiku mencari tempat duduk di pinggir sungai.
***
Akan ku jelaskan. Aku dan teman disebelahku yang sedang asyik membaca ini adalah siswa pertukaran pelajar dari Indonesia. Kami bersahabat sejak bertemu dengannya di North Shore High School tepatnya setahun lalu. Entah kenapa aku bisa dekat dengannya, mungkin karena aku dan dia sama-sama berasal dari negara yang sama. Okay, sampai sini dulu aku menjelaskan. Oh ternyata Carlisle si penjual tampan ini sudah selesai membuatkanku makanan enak itu “Thank you so much my lovely Carlisle! I love you. You know me so well” diAmerika ada ‘Smash Blast’ juga ya?. Sudahlah itu tidak penting. Aku sudah biasa bergurau seperti itu, jadi Ia pun (Ia=Carlisle) hanya tersenyum dan menurunkan topinya secara resmi dan anggun layaknya disebuah kerajaan. “Bagaimana? Lezat kan rasanya?”, “Asal kalian tahu saja, Hot Dog buatan Carlisle adalah Hot Dog paling enak di seluruh penjuru kota New York”. “Benarkah?” Tanya Fanissa takjub tidak percaya. Setidaknya ekspresi wajahnya memang seperti itu. “Ya, tentu saja” Kata ku sambil menggigit Hot Dog. “Wow… Cool…”.
***
Setelah aku menghabiskan 3 buah Hot Dog dan Fanissa menghabiskan 2 buah Hot Dog, kami memutuskan untuk mampir ke kafe kecil di persimpangan jalan dekat Central Park untuk minum kopi dan bersantai. Seperti biasa aku memesan 1 gelas Vanilla Latte dan Fanissa memesan 1 gelas Chocochino. Kami pun menikmati minuman itu sambil berbincang-bincang. Dan tak terasa waktu pun sudah menunjukkan jam makan siang. Kami langsung memutuskan untuk menuju kedai langganan kami untuk lunch.
***
Fanissa’s POV
Keesokkan harinya…
Ketika istirahat aku bertemu dengan Mery di kantin & aku melihat wajahnya ditekuk bagaikan lipatan-lipatan baju. Aku pun menghampiri dan bertanya “Hey, kenapa dengan mu? Asal kau tahu ya, wajahmu kalau seperti itu sudah kayak apatau-__-” Kataku sambil terkekeh. Oh iya, aku & Mery tidak sekelas. “Ah!!! MENYEBALKAN!!” Teriak Mery sekencang-kencangnya. Dan seketika seluruh orang yang sedang berada di kantin menatap heran ke kami berdua tepatnya hanya ke Mery. “Eh lo kenapa sih! Teriak-teriak gak jelas! Semua orang jadi ngeliatin kita kan *padahal ngeliatin Mery doang* Ah lo buat gue malu aja! Jongmal Babo ya!!! Mery-ah!!!” Kataku tidak kalah keras dengan menggunakan bahasa Indonesia & dicampur bahasa Korea. Dan orang-orang makin memperhatikan kita berdua sambil berbisik-bisik. Aku yakin, pasti yang mereka bicarakan adalah ‘Dua gadi remaja labil sedang berteriak-teriak di tengah keramaian kantin & berbicara dengan bahasa Alien“. Dan aku memutuskan untuk menarik Mery dan keluar dari kantin.
***
Atap Sekolah
***
Njiiir… Sial!!!” Kata Mery sambil berteriak. “Kenapa sih woy?” Seruku tidak santai. “Gue gak jadi ke Korea huaa…” Tangis Mery. “Kenapa? Gara-gara apa? Ayahmu tidak jadi kesana?” Kataku pura-pura tidak tahu. Sebetulnya aku tahu apa penyebabnya, pasti karena Ulangan yang akan diaadakan minggu depan *EVIL LAUGH*. “K..karena minggu dep..pan ulang..aaaaaaan… Huaaaa…” Jawabnya sambil gagap sesenggukan, tuh kan benar tebakanku. “Kata siapa?”. “Kata Ms. Sunny”. “Yah… Sayang sekali…” Hahaha lama-lama aku bisa menjadi artis terkenal karena kehebatanku dalam ber-acting. “Makanya gue galau”.
***
2 Minggu Kemudian…
***
Hari ini hari pertama ulangan dimulai. Dan bagusnya aku satu ruangan dengan Mery. “Mer”. “Apa?” Jawab Mery dengan malas. “Jam berapa sekarang?”. “Jam 06.50, sebentar lagi…”. “Ok” Hahaha aku melihat wajah Mery yang sangat BT karena apa? Karena tidak jadi ke Korea.
***
“Ah gila susah banget tadi!”
“IYA! GILA TUH Ms. Sunny bikin soal kayak hell” Emosi Mery. “IYA GILA BANGET!!” Sambungku.
***
Keadaan sekolah sudah sangat sepi. Hanya tinggal ada aku, Mery, 5 orang murid yang ikut kelas intensif (itupun sedang didalam kelas), dan 2 orang satpam masih duduk lelah di ruangan satpam itu. “Mer! Ayo pulang”. Ajakku. “Yah… Sorry banget Fan… Gue pulang bareng Taecyeon. Sorry banget yan Fan?”. Ah… envy berat sama Mery! Coba aja Kevin ada disini! Nganterin aku pulang kayak Taecyeon!
***
Mery’s POV
Sudah sepi sekali disini. Aku dan Fanissa sudah siap-siap untuk pulang sekolah, tapi tiba-tiba ponselku berdering tanda sms. Oh! Ternyata Taecyeon!! Dia mengatakan “Jagy! I’m back from France last night. I’m so sorry I didn’t tell you about my return home. Ok, I’ll take you from school on 4.00 PM. Wait me Jagiya. I Love you!” Oh tuhan! Terima kasih! Aku sangat mencintaimu. Ternyata my Namjachingu was back home!! Kau tahu? Taecyeon dan aku berteman sejak kecil. Ia berpacaran denganku sejak 6 bulan lalu. Ia awalnya tinggal di Korea. Dulu aku juga sempat tinggal di Korea 2 tahun, karena ayahku dan ayahnya bersahabat sejak kecil, jadi sekarang ayahku masih suka mengunjungi ayah Taecyeon sesekali. Sekarang pekerjaannya adalah menjadi salah satu personil boyband terkenal di Korea, Eropa, Indonesia dan tentunya ada negara lain yang menyukai penampilannya— begitu juga dengan Kevin, kekasih baru Fanissa. Ceritanya hampir sama denganku, hanya saja Fanissa dan Kevin baru dikenalkan oleh teman Taecyeon. Akhirnya mereka berpacaran selang 4 bulan dariku. Taecyeon tidak sempat memberitahuku mengenai kepulangannya, wajar saja! Ia sangat sibuk— begitu juga dengan Kevin, hanya saja Kevin sedang Tour ke Jakarta-Indonesia. Oh, itu dia Taecyeon! Dia sudah datang :D .”Mer! Ayo pulang”. Ajakku. “Yah… Sorry banget Fan… Gue pulang bareng Taecyeon. Sorry banget yan Fan?”. Ah… envy berat sama Mery! Coba aja Kevin ada disini! Nganterin aku pulang kayak Taecyeon! ARRRGGHHHH KEVIIIINN MATII LOOO. Tiba-tiba… “..Jreb” “ASTAGAA!~
~TO BE CONTINUE~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar