Selasa, 28 Agustus 2012

Super Generation ONESHOTS

Kemarin aku udah bikin yang drabble super generation, sekarang aku bikin oneshotnya. Dan yang di bagian oneshot yang kedapetan adalah HanSoo couple dan Seokyu couple, kemarin diotakku lagi penuh dengan couple ini. Makanya jadi panjang gitu deh.
Ku harap kalian suka ya ! Read, Like and COMMENT !!!
Sooyoung – Hankyung (The Concert) and Seohyun – Kyuhyun (The Piano)


Pria itu baru saja tiba di Seoul. Dengan pakaiannya yang penuh gaya itu, dia melenggang penuh percaya diri melewati beberapa orang yang berada di bandara tersebut. Satu tangannya menarik koper dan satu lagi penuh dengan kertas dan handphonenya. Satu lagi yang membuatnya tampak begitu menarik di lihat—kacamata hitamnya, itulah yang membuatnya menarik.

Sebuah pelukan dari belakang membuatnya kaget dan hampir kehilangan keseimbangan, kalau saja yang memeluknya itu tidak memeluknya erat-erat, pasti akan jatuh.

                 Super Generation ONESHOTS




Tittle : Super Generation ONESHOTS
Cast : 
Han GengHan Kyung
Sooyoung - Choi Soo Young
Seohyun : Seo Joo Hyun
Kyuhyun : Cho Kyu-hyun 

Type : Romance


“Hei” Pria itu membalikkan badanya, ingin melihat siapa yang memeluknya. ternyata yang memeluk membenamkan wajahnya pada dada bidangnya. “Sudah terlalu rindu, rupanya” pria itu malah terkekeh bukan risih karena tiba-tiba dipeluk.
Gadis itu mengangguk, tanpa merebuah sedikitpun posisinya. Dia masih ingin memeluk pria yang baru saja tiba dari pekerjaan panjangnya.

“Kau tahu ini bandara dan kau tau ini banyak orang? Kau tidak malu, huh?” kali ini pria itu mulai sedikit terganggu karena sekarang banyak orang yang melihat mereka.

Gadis itu tiba-tiba melepaskan pelukannya, wajahnya berubah merengut “Jadi kau malu, huh. Baiklah, sana pergi lagi kau ke cina.”. Gadis itu berjalan pergi meninggalkan pria tinggi itu.

“Ya ya, hey, jangan seperti itu” pria bertubuh tinggi itu berlari menghampiri sosok perempuan yang memeluknya tadi. Karena dia laki-laki tentu saja dia bisa meraih kembali wanitanya dalam genggamannya. “Aku hanya bercanda, aku baru saja pulang sudah diberikan wajah yang seperti itu” lanjutnya lagi, dan langsung memeluk gadis itu.

Gadis itu tak langsung menerimanya, dia memukul pelan dada bidang pria itu. “Kau itu menyebalkan !”
“Mianhae!”
“Jangan lakukan lagi” akhirnya gadis itu membalas pelukan pria itu. Memeluknya erat.
—-
“Bagaimana dengan yang ini? Apakah ini bagus? Kurasa itu cocok” gadis itu memberikan sebuah gitar acoustic berwarna coklat kepada namja yang sedang berdiri melihat gitar-gitar yang terpajang disana.

Namja itu pun menerima dan melihat gitar itu, ya, gadis itu tidak salah memilihkan untuknya. Gitar ini bagus dan sepertinya nyaman dipakai olehnya. “Bagus. Aku suka.. Gomawo Sooyoung” pria itu memeluk sebentar, senyuman khas gadis malu mulai terlihat dari wajah yeoja bernama Sooyoung itu.

Yeoja itu mengangguk, “Ne, Hankyung-oppa..” tersenyum pada kekasihnya yang sedang mencoba gitar yang akan dibeli oleh mereka.

HanKyung tersenyum pada yeoja tinggi itu sambil mencoba gitarnya, gitar ini begitu nyaman sampai ia lupa kalau dia sedang mencobanya belum membelinya. Akhirnya dia melepaskan gitar itu dari pundaknya, dan memberikannya kepada sang pemilik toko untuk segera dibayar.

—-
“Bagaimana perasaanmu?” Sooyoung berdiri dihadapan namja yang saat ini sedang membenarkan senar gitarnya.
“haha, biasa saja, tapi sedikit khawatir saja… “ jawab namja berwajar putih itu masih dengan sinar gitarnya. “tapi tenang saja, aku bisa mengendalikannya” lanjutnya lagi dengan suara terkekeh.

Sooyoung mengangguk, percaya pada namja itu dan yang pasti percaya kalau pertunjukkannya nanti akan perfect. Dan tak akan membuat semua orang yang melihat akan kecewa dengan penampilan kekasihnya ini.

“Baiklah, sebentar lagi kau akan perform. Aku akan keluar dan berdiri paling depan” kata Sooyoung dan memberikan kecupan manis di pipi Hankyung sebelum yeoja itu meninggalkan waiting room. Sedangkan Hankyung hanya bisa tersenyum dan menyentuh bagian pipinya yang baru saja mendapatkan kecupan manis dari yeojanya.

—–

Hankyung dan teman bandnya yang lain naik ke atas stage, senyuman semua member tertuju untuk semua fans yang sudah berdiri didepan panggung menanti mereka. Terkecuali untuk Hankyung, sepertinya senyuman manisnya hanya untuk yeoja bertubuh tinggi dengan rambut panjang yang teruari memakai pakaian yang casual sedang berdiri paling depan dengan membawa banner kecil bertulis ‘Hankyung oppa’, siapa lagi kalau bukan, Choi Sooyoung.

Pertujukkan itu berlangsung dengan hysteria para fans mereka, sampai akhirnya mereka berada di lagu terakhir. Hankyung tiba-tiba berjalan menuju sang vokalis membisikkan sesuatu pada temannya dan pria itu mengangguk.
“Baiklah, ternyata sang gitaris kita akan menyampaikan sesuatu untuk orang yang dekat dengannya… Hankyung berbicaralah” sang vokalis mempersilahkan Hankyung untuk berbicara didepan micnya.

Hankyung tersenyum, matanya mencari mata Sooyoung yang juga sedang menatapnya bingung. “Sebelum lagu terakhir, aku akan memberitahukan sesuatu untuk orang yang ku sayangi…” Hankyung menatap dalam mata Sooyoung, diikuti teriakan histeris dari fansnya. “lagu ini ku persembahkan untuk Sooyoung (Hankyung menunjuk Sooyoung yang sedang berdiri kebingungan) Saengri Kuaile , Wo ai ni” diakhir kalimat Hankyung semua fans menjadi histeris dan menatap iri kepada Sooyoung.

Gomawo oppa, wo ye ai ni” Sooyoung berkata pelan, senyuman kaku terlihat dari wajahnya. Tapi seketika matanya membulat saat Hankyung turun dari atas panggung dan menghampirinya dengan gitar masih berada padanya. “O-o-oppa

Hankyung tersenyum, dia semakin dekat pada yeoja cantik itu. Dengan sangat lembut dia memeberikan sebuah kecupan hangat pada kening yeoja itu. Membuat para fans nya semakin histeris daripada beberapa detik yang lalu. “Saengil Cukae” bisik Hankyung saat mengakhiri ciumannya.

Semburat merah terlihat jelas di pipi Sooyoung. “Oppa kau membuatku malu”



Piano [ Seohyun – Kyuhyun]

“Appaaaaaaa !!! Jangan hancurkan pianonya” teriak seorang namja kecil yang menghalangi ayahnya untuk merusak piano milik adiknya. “Jangan! Hanya itu pemberian terakhir ibu untuknya… kau tak boleh merusaknya”

Sedangkan adiknya yang umurnya dibawah tiga tahun darinya hanya bisa menangis dalam pelukannya, adiknya benar-benar tak bisa melihat piano itu hancur begitu saja didepannya. Hanya ini benda terkahir pemberian dari ibunya tak ada benda lain.

Ayah mereka tak mau mengerti, masih ingin melanjutkan piano itu dengan sebuah balok kayu yang berada ditangan kekarnya. “Appa, jangan merusaknya” namja itu berusaha menahan ayahnya, tapi kekuatannya tak cukup kuat menahan tangan ayahnya. Akhirnya namja itu menyerah dan melihat sang ayah dengan semena-mena mengahancurkan piano itu didepannya dan adik perempuannya.

Setelah merusak piano itu, tanpa basa-basi ayahnya pergi ke kamar dan meninggalkan mereka berdua disana.

Neo gwenchana?” namja kecil itu memastikan keadaan sang adik yang masih meringkuk menangis dalam pelukannya. “Maafkan ayah telah membuat piano mu rusak dan dirimu menangis” nada khawatir terdengar dari perkataan namja itu.

“ya, Joohyun-a… jangan menangis” namja itu gelagapan saat mendengar suara tangisan dari yeoja itu pecah dan sedikit membuat telinganya terganggu. “Joohyun-a, ku mohon jangan menangis. Appa bisa marah nanti” peringatnya pada adik perempuannya itu.

“T-ta-tapi, Appa sudah menghancurkannya pemberian terakhir dari ibuku.” Dengan sesenggukkan gadis itu berbicara, matanya masih berlinang air mata.

“aku tahu, aku akan berjanji untuk membelikanmu yang baru. Tapi kau jangan menangis yah”

Joohyun mengangguk mengerti, “tapi dengan apa?” Yeoja mungil itu masih sesengukkan, masih belum bisa mengatur tangisannya. Dia masih menutupi wajahnya dengan kedua tangan mungil putihnya.

“Kau tak perlu khawatir, aku akan membelikanmu pianonya. Tapi kau tunggu aku sudah mempunyai uang yang banyak yah”

Joohyun mengangguk, menjauhkan kedua tangannya dari wajahnya yang manis itu. “Apakah ini akan merepotkan Kyuhyun oppa?” tanya gadis itu dengan polosnya, mengahapus air mata yang masih mengalir dari matanya yang bulat.

Namja yang bernama Kyuhyun itu menggeleng dan memberikan senyuman, “Ini tidak merepotkan asal kau berjanji akan terus berlatih piano ditempat les mu itu. Saat aku sudah punya uang nanti, kau akan kubelikan yang baru”

Joohyun mengangguk, Kyuhyun tersenyum.

Dua kakak beradik itu bukanlah saudara kandung. Mereka berdua dipertemukan oleh pernikahan antara ayah Kyuhyun dan ibu Joohyun, tapi kini ibu Joohyun sudah tiada karena sebuah kecelakaan tragis yang menimpa dirinya. Ayah Kyuhyun (ayah tiri Joohyun) bisa dibilang kehilangan kesadarannya (atau orang bilang bahwa dia gila). itulah sebabnya, semua barang peninggalan dari istrinya itu dihancurkannya dengan maksud untuk tidak mengingat istri yang dia cintai itu. Termasuk piano kesayangan Joohyun. Ayahnya jadi membenci dengan yang berhubungan dengan istrinya itu. Termasuk Joohyun.

Joohyun dan Kyuhyun memang bukan saudara kandung, tapi Kyuhyun yang lebih tua dari Joohyun sayang sekali dengan adik perempuannya itu. Dari awal pertemuan mereka disebuah tempat makan, Kyuhyun sudah merasa bahwa Joohyun bisa menjadi adik sekaligus sahabat baiknya. Senyuman manis Joohyun bisa membuatnya tersenyum juga. Sekarang umur mereka sudah menginjak 12 tahun yang artinya sudah 5 tahun mereka menjadi kakak-adik.

7 years later …

Seorang gadis meringkuk dipojokkan kamarnya yang kecil tapi tertata rapi, dia terduduk sambil memeluk kedua kakinya yang menekuk. Menangis sendirian, seperti orang yang sedang sebentar lagi dibunuh.
Oppa” dia terus menyebutkan itu disela-sela tangisnya. Masih betah meringkuk disana, rambut panjang yang teruarai itu menutupi bagian wajahnya. membuatnya tampak seperti hantu.
“Aku rindu oppa” lagi, gadis itu berkata. “Aku merindukan oppa, kau dimana?”

Gadis itu adalah Joohyun, adik tiri Kyuhyun yang sekarang tinggal terpisah dari Kyuhyun sejak kejadian tujuh tahun lalu. Ayah kandung Kyuhyun dengan sangat tak berperasaan membuangnya begitu saja ditempat yang gadis itu sendiri tak tahu namanya. Ayahnya benar-benar gila.
Dan sekarang dia tinggal disebuah rumah kecil yang hanya ada dapur, satu kamar mandi dan tempat dia tidur. Dia tak sendirian, Kyuhyun lah yang selama ini melindunginya, jika Kyuhyun tidak sibuk pasti dia selalu menemani Joohyun dan tinggal disana.  Tapi jika Kyuhyun tidak ada, mau tak mau dia memang harus sendirian, dan jika dia merindukan Kyuhyun, dia akan selalu melakukan ini-yang sekarang dia lakukan-
“Oppa, kapan kau datang sudah berminggu-minggu kau tidak datang”
Dia terdiam, sebuah ketukan pintu terdengar dari pintunya. Dengan langkah yang cepat dia berdiri dan membuka pintu itu. Wajahnya penuh kebahagiaan tiba-tiba luntur begitu saja, karena bukan orang yang dia tunggu melainkan tentangganya.

“Ada apa?” tanya Joohyun,
“Aku ingin meminjam pisau, boleh?” Joohyun mengangguk dia pun berbalik dan mengambil pisau itu dan memberikannya pada tetangganya tersebut.
Gomawo” Joohyun tersenyum sopan.
Sebelum dia menutup pintu itu, suara berdeham dari seseorang memberhentikannya. Dia mendongak, matanya terbuka lebar, bibirnya ditarik ke kedua sisi. Itu… Kyuhyun! Kyuhyun telah datang !
Joohyun berlari ke arah Kyuhyun dan memeluknya dengan erat, membiarkan Kyuhyun merasakan betapa rindunya gadis itu akan sosoknya. “Joohyun-a” Kyuhyun membalas pelukan Joohyun, dia juga rindu dengan adik manisnya itu.
Joohyun tak sanggup untuk berbicara, lidahnya terasa kaku dan hanya ingin memeluk Kyuhyun saja. Tak ingin lepas dari tubuh Kyuhyun.
“Ini malam, kau tak biarkan aku masuk?” Kyuhyun menaikkan sisi bibirnya, menatap sang adik. Yang ditatap beberapa detik melepaskan pelukannya, dan hanya memperlihatkan sederet gigi-giginya yang putih. “Mianhae, masuklah”
Joohyun terlebih dahulu masuk diikuti oleh Kyuhyun, tangan mereka masih mengait satu sama lain. Mereka berdua masuk kedalam rumah kecil yang disewa oleh mereka berdua, tapi tempat ini lebih teruntuk Joohyun. Sudah tiga minggu Kyuhyun tidak datang ke tempat ini, tapi yang di rasakannya seperti sudah lebih dari setahun tidak datang kesana.
Kyuhyun duduk disana, tanpa kursi ataupun yang lain, hanya sebuah ubin yang dilapisi oleh sebuah karpet biasa. Tapi dia tak masalah, walaupun dia sering kali duduk disebuah sopa empuk. Sedangkan Joohyun, dia sedang membuatkan teh panas saat ini.
“Kau masih berlatih kan?” Kyuhyun mengawali pembicaraannya.

Joohyun terdiam sebentar, masih memikirkan jawaban yang tepat.
“Joohyun?” Kyuhyun memanggil, menengok ke belakang untuk melihat Joohyun.
“A-aku? Masih tapi… “ Joohyun membawa tehnya kepada Kyuhyun, memberikan teh hangat itu untuk kakaknya yang barusaja diserang oleh kedinginan.
“Tapi apa?” tanya Kyuhyun, lalu menyesap teh hangat yang baru saja diberikan Joohyun padanya, lalu menaruh kembali.
Joohyun menunduk, tidak berani untuk mengatakan yang sebenarnya. “err- oppa, sudah 2minggu terakhir ini aku sudah tak berlatih lagi. Tanganku seperti kaku, lagipula, percuma aku berlatih…” jawab Joohyun masih menunduk dan meremas bajunya sendiri, “Oppa, tak akan pernah melihatku tampil, kau selalu sibuk dengan semua pekerjaan yang ayah beri. Akhir-akhir ini kau jarang mengunjungiku… Aku tak bisa sendirian, oppa…” lanjutnya, suaranya berubah seperti menahan tangis.
Kyuhyun terdiam, jadi, “ Mianhaeyo, walaupun begitu kau harus berlatih, jangan hanya karena aku, kau melupakan mimpimu untuk menjadi pianist terkenal !”
“Percuma, pendukungku saja tak pernah ada”
Kyuhyun mendekatkan dirinya lebih dekat kepada Joohyun, tangan kirinya meraih Joohyun untuk masuk kedalam pelukannya. “Aku akan selalu mendukungmu.. dan kau tahu, walaupun aku tak pernah melihatmu, aku akan selalu ada dihatimu”

“Oppa, aku mencintaimu” bisik Joohyun, entah perkataan itu didengar atau tidak oleh Kyuhyun.

Jemarin lentik itu terus menari disetiap tuts –tuts piano untuk membuat suara yang merdu. Semua penonton begitu terpukau oleh keahliannya, sampai hampir semua penonton terhanyut akan permainan jari-jarinya.

Satu dentingan piano lagi, dia mengakhir pertunjukannya itu.
Joohyun bangkit dari duduknya, dan berjalan menuju tengah panggung. Memberikan bungkukan hormat kepada semua penonton. Senyuman menghiasi wajahnya.
Dia telah berhasil dalam konser perdananya, apalagi dengan piano baru itu, piano berwarna hitam elegan dan bersih itu diberikan oleh Kyuhyun beberapa jam yang lalu sebelum dia memulai konsernya. Piano itu menemaninya sedaritadi. Piano itu begitu bersahabat.
Seharusnya dialah yang memberikan kado untuk Kyuhyun, tapi, ini terbalik! Kyuhyun lah yang memberikan kado yang istimewa padanya.
Joohyun berbalik dan berjalan kebelakang panggung.
—-
“Joohyun-a, ini surat untukmu” seorang crew datang kepadanya dan memberikan secarik surat untuknya. Joohyun memandang aneh, memebolak-balikkan surat itu untuk mencari siapa si penulis surat ini.
“Tidak ada. Ini dari siapa?” tapi sang crew malah menggeleng tanda dia tak boleh memberitahukan siapa si penulis surat itu.  Joohyun mengerti, lalu membuka kertas itu.
Seo Joohyun,
Temui aku nanti saat semua orang sudah pulang. Aku menunggumu diatas panggung
Joohyun tersenyum, sepertinya dia tak harus penasaran dengan si penulis surat ini.

Joohyun berjalan ke atas panggung, dia masih menggunakan gaun putih (gaun yang dia pakai saat perform tadi). Menengok kanan dan kiri, belum menemukan sosok ‘si penulis surat’
Oppa” kata Joohyun pelan, meremas tangannya.
Joohyun telah menemukan sosok yang dia cari sedaritadi, sosok itu telah mendekat kepadanya. Sosok itu berjalan dengan perlahan, tubuhnya dipakaikan sebuah tuxedo hitam dan kemeja putih dengan celana hitam panjang, keduatangannya membawa sebuah bucket bunga mawar yang indah dan sepertinya juga wangi.

“Joohyun-a,” pria itu sudah berada diatas panggung, tempat Joohyun berdiri saat ini. “Aku tau ini sepertinya salah, tapi hatiku tak bisa berbohong, sudah lima tahun ini aku memendam perasaan yang begitu mengejutkan untukku dan kurasa juga bagimu… Aku … tak bisa merangkai kata dengan baik di hari ulang tahunku ini… Aku ingin bilang—Ak-a-ku jatuh cinta padamu Joohyun-a..” kata Kyuhyun kemudian.
Joohyun tampak begitu kaget, matanya terbuka lebar, gigirnya gemeratak, dan jatungnya seakan estafet didalam sana. “O-op-opa
Kyuhyun memberikan bunga itu pada Joohyun, “ini hadiah untukku”
Joohyun tersenyum, dan langsung memeluk Kyuhyun, “Aku-ak-aku.. Oppa, aku mencintaimu. Sangat! Gomawo, seharusnya aku yang memberikan hadiah untukmu!”
Kyuhyun hanya tersenyum dan membalas pelukan Joohyun , tangannya mengelus rambut panjang terurai milik adiknya itu. “Tidak perlu, karena kau sudah jadi hadiah terindahku”

End*

Jeongmal Mianhaeyo, kalau cerita ini bagian akhirnya sangat sangat gimana gitu. Ampun deh susah banget bikin adegan romantis. haha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar