wah-wah-wah :)
akhirnya saya dapet banyak langganan nih :D :D :D wkwkwk
hingga akhirnya blog ini berumur 1 tahun..
happy aniversary ya :D wkwkwk...
yang See this blog juga ada 28rb lebih ><
wah terharu nih , wakakaka
kalau gitu sekian pos saya hari ini :D
salam Vina ^^
|Korean Pop Info K-Pop Forever|
Annyeong ALL. Mimin punya banyak berita .... Mimin sering biin FF di sini ada , Biodata , Fanfiction , Fakta , Foto-Foto SNSD , dan masih banyak Lagii ^^ Oh iya yang mau add Facebook Mimin ini Link nya https://www.facebook.com/profile.php?id=100002646991550&ref=ts Terima kasih banyak ^^
Kamis, 09 Januari 2014
Kamis, 29 November 2012
Different [Part 16]
Author : Vina Aprilia Widiani
Title : Different
Cast
Seohyun
Kyuhyun
Sunny
Changmin
Kibum
Chansung
Type : Series
–
–
–
Hari ini.
Seohyun menghabiskan waktunya dirumah. Hari ini tubuhnya sedang tidak baik. Rasanya seluruh bagian tubuhnya terasa lelah, tidak mampu untuk berbuat apapun. Jadi ia hanya menghabiskan waktu dikamarnya tanpa melakukan apapun.
Disisi kanannya terdapat sebuah nampan berisi bubur dan beberapa obat untuk menurunkan panasnya. Dan nampan itu masih utuh, tak sedikitpun Seohyun menyentuhnya. Lidahnya yang terasa pahit itu mendesaknya untuk tidak memakan apapun. Dan obat. Seohyun sudah bilang kepada dirinya sendiri tak akan lagi menyentuh yang bernama obat lagi.
Kepalanya sakit. Itu juga alasan utama mengapa Seohyun tidak bisa untuk sekedar duduk untuk memakan makanannya.
Ia tidak mengerti sebab dirinya bisa jatuh sakit seperti ini. Di hari yang lalu ia merasa dirinya baik-baik saja, bahkan ia tertawa keras dengan Kyuhyun. Dan malam menjelang, tubuhnya sudah tidak bisa diajak untuk bermain lagi. Suhu badannya meningkat, kepalanya menjadi sakit, dan kakinya tak sanggup lagi untuk berjalan. Aneh. Sangat aneh.
Klek.
Seohyun mengarahkan wajahnya pada pintu. Terlihat sang ibu masuk membawa sebuah baskom yang ia duga itu adalah air dingin dengan kain didalamnya.
“Masih belum baik?” Tanya sang ibu duduk dipinggir tempat tidur dirinya. Seohyun hanya mampu menggeleng, ia tak mampu berbicara , walau hanya ingin bergumam rasanya susah.
“Apakah kau bermain hujan kemarin?” Seohyun menggeleng, ia tidak melakukan hal itu. Pulang sekolah saja, pakaiannya masih rapih tanpa sedikitpun kotoran. Apalagi bermain-main dengan hujan, ia akan dimarahi oleh Kyuhyun nanti, oh tentu juga sang ibu pastinya.
“Mengapa begitu aneh?”
Seohyun hanya mengangkat bahunya, tanda ia benar-benar tidak mengerti. Penyakitnya datang begitu saja, apakah ini salahnya? Bukan.
-
-
“Kau diam saja setelah dirinya membuat gadismu seperti itu? Dia bisa membunuhnya pelan-pelan.”
Vampire yang kini sedang duduk disalah satu sofa diruangan besar itu menundukkan wajahnya. Sebagai laki-laki berdarah vampire , ia merasa malu dengan segala hal yang terjadi padanya. Seharusnya dirinya bisa mengendalikan setiap masalah yang menimpanya. Dia menghela nafas, sejujurnya ia tidak bernapas sama sekali, hanya tindak penyaluran emosinya.
“Apakah kau mau dia terus melakukan ini? Wanita itu sudah gila, kau harus menghentikannya.. bukan terus mengalah dan membiarkannya.” Suara tegas itu berasal dari mulut vampire perempuan dengan surai coklat panjang yang kini sedang berdiri dan bersandar pada sebuah lemari besar coklat yang berada di ruangan itu juga. Siapa lagi sih yang bisa memarahi vampire pengecut itu selain istri dari seorang vampire baru bernama Kim Kibum. Ya, Yoona. Perempuan yang sudah jengah dengan segala tingkah pengecut si vampire yang menunduk itu.
“Wanita itu sudah berlebihan. Ia berkata tidak ingin kehilangan gadis itu? tapi kau bisa merasakannya kan bahwa wanita itu telah membuat gadis itu menderita dengan segala kekuatan setan yang ia punya?”
Si vampire pengecut itu berpura-pura menghela nafas lagi. Kali ini ia menengadahkan kepalanya lalu menyenderkannya pada senderan sofa. Matanya yang berwarna coklat terang itu menyapu langit-langit ruangan. Dia baru mengetahuinya sekarang, setelah sekian lama mencoba mencari tahu tentang wanita itu. Yah awalnya, ia keberatan untuk mencuri segala hal tentang wanita itu, siapa lagi sih yang bisa memaksanya kalau bukan Yoona. Ya, vampire cantik itu memaksa dirinya untuk mencari tahu tentang wanita itu. Dan… tanpa dirinya duga ternyata… ah, wanita itu, ia bahkan masih belum bisa mempercayainya.
“Aku tahu apa yang ada dipikiranmu! Aku seorang perempuan Kyuhyun! Jangan pernah membuatnya bertambah sakit. Pertama; cintanya digantungkan olehmu..dan kedua; dia harus menghadapi sakit yang luar biasa karena ulah wanita itu karena wanita itu tidak suka padamu.”
Kyuhyun—si vampire yang dipanggil pengecut itu—memejamkan matanya sejenak. Mencoba membiarkan otaknya yang pintar itu untuk bekerja lebih keras dibanding biasanya. Ia bisa melihat masa depan memang bahkan masa depannya bisa dibilang indah—apalagi kalau bukan bersama gadis itu, tapi masa depan bisa berubah kan? Ia tidak bisa mempercayai seratus persen dari penglihatannya itu.
“Masa depan mu bersamanya. Tuhan tak akan jahat padamu, Kyuh. Kau tidak pernah berbuat jahat kan? Oh ayolah…kau harus tegas!” lagi-lagi si perempuan cantik itu mendesak, sebenarnya ia bosan, hey tapi ini kebahagiaan saudaranya jadi kata bosan bisa dihilangkan disaat itu juga.
Oh Yoona, kau bisa kan mendengar jeritan hati vampire pengecut itu saat ini. Dia juga ingin tegas. Tapi di sisi lain ia merasa takut, bahwa suatu saat nanti pilihan yang ia ambil ini akan berbuah kesakitan yang mendalam dan tak akan bisa diobati lagi.
“Hentikan dia! Dan kau tidak akan pernah menyesal melakukan itu!” Yoona menatap tajam pada sosok rapuh si vampire. “Dia bukan melindungi! Dia akan menyakiti gadismu, dan kau tahu ? itu akan berujung dengan kematiannya? Kau mau kehilangannya?”
Si vampire bersurai coklat itu mengacak rambutnya frustasi. Kehidupan yang dibayangkan akan mudah untuk dilaluinya malah menjadi kacau begini. Jadi salah siapa? Dia yang memilihkan ?
“Kau pikirkan matang-matang. Kau sudah memilihnya Kyuh, kuharap kau memilih cara yang terbaik untuk menghadapi perempuan tua itu!” Yoona pergi dari sana. Yang tersisa hanya sebuah bau khas yang masih menempel di lemari kayu yang baru saja menjadi senderan punggung vampire anggun nan tegas itu.
-
-
-
“Aku tidak akan membiarkannya merebut hal yang paling berharga!”
Perempuan tua itu menyeringai. Tatapan mata yang tajam itu kini menatap sebuah figura besar yang terpajang gagah di bagian ruang pribadi miliknya. Sebuah pigura dengan bergambar dirinya yang duduk ditengah dan dua orang perempuan manis yang dengan lembut memegang pundaknya. Foto itu sudah terkesan sudah sangat lama.
Jemari yang sudah berkerut itu terangkat, mengelus kaca yang melindungi foto lama itu. mata yang tadi menyiratkan sebuah kebencian kini kembali melemah digantikan dengan sebuah mata sayu yang begitu kehilangan. “Kalian tidak boleh menyentuhnya, kalian tidak boleh menyentuhnya.” Ia bergumam berkali. Lirih terdengar.
“Cara apapun akan ku lakukan agar dirinya tak kau ambil!” tiba-tiba aura gelap itu kembali hadir, mengisi segala sudut ruangan yang bernuansa coklat itu.
“Jika memang cara berbahaya itu yang harus aku pakai untuk membuat kalian berhenti. Akan ku lakukan!”
“Ini demi anakku, aku akan membahagiakan anakku!”
“Apapun caranya!”
-
-
Kembali ke si vampire yang sedang gundah ini, sampai saat ini ia belum beranjak dari tempatnya sejak ia berbicara dengan Yoona tadi. Kyuhyun masih dengan posisinya duduk dengan kepala yang bersender pada kepala sofa merah maroon itu. Ruangan nan megah itu sangat sunyi, bahkan si vampire dengan pendengaran yang tajam ini saja sama sekali tak mendengar sebuah suara pergesekan benda yang amat kecil sekalipun.
Lagi. Dan lagi berpura-pura menghela nafas. Ia tidak tahu apa lagi yang harus ia lakukan. Otaknya yang cerdas itu sudah berulang kali diputar, dipaksa untuk bekerja dan hasilnya adalah sama—mengikuti saran suadarinya.
Tapi harus darimana ia berjalan?
“ini sakit~”
Sebuah suara yang entah dari mana tiba-tiba terdengar dan diterima oleh alat pendengarannya. Kyuhyun tersentak. Ia mengenalinya, bahkan sangat mengenalinya. Matanya yang sipit itu melebar, tangan yang biasa memutuskan leher manusia tanpa dosa itu tampak bergetar. Oh, ada apa ini?
“Ini sakit!”
Suara itu datang lagi. Kyuhyun memejamkan matanya, mendeteksi apakah suara itu datang dari gadisnya atau hanya sebuah ilusi belaka. Dan… itu benar dari gadisnya, suara yang penuh dengan penderitaan itu semakin lama semakin menggema ke seluruh ruangan. Vampire tampan itu ingin menemui gadisnya, memastikan bahwa gadis itu tidak apa-apa.
Gadisnya tidak mungkin baik-baik saja setelah dirinya mendengar suara rintihan kesakitan itu. Kyuhyun beranjak dari tempatnya, namun tiba-tiba terhenti setelah dirinya mendengar sebuah suara lain…
“Jangan pernah beranjak dari sana, atau dia akan semakin sakit.”
Kyuhyun sontak mencari asal suara tersebut. Ia memutar tubuhnya, mencari asal suara menyeramkan tersebut. Tak ada orang. Tapi ia kenal, kali ini bukan suara dari gadisnya. Melainkan wanita tua yang selama ini tidak menyukainya, yang membencinya.
Jadi, apakah ia harus pergi sekarang?
Jika ia pergi untuk menemui gadisnya, gadisnya bukannya sembuh melainkan bisa sekarat. Jika ia tidak pergi, apakah ia bisa tenang dengan keadaan gadisnya yang terus berteriak kesakitan tapi dirinya tidak ada disana?
Kyuhyun benci dengan ini? Ia benci jika harus memilih, tapi pilihannya semuanya tidak ada yang bagus. Keduanya tidak menguntungkan.
Dia sudah sabar. Bahkan melebihi dari kata sabar. Ia muak dengan segala permainan yang ia lakoni sekarang. Ia mencintai gadisnya dengan cinta yang murni, tapi mengapa begitu sulit untuk di raih?
“Kyuhyun! Kau harus tegas! Oh ayolah!”
Itu suara Yoona. Dia tidak membenci suara ini, malah kalimat dari suara ini yang membuatnya menjadi berpikir dua kali untuk mundur. Kyuhyun memilih suara ini sebagai penyemangatnya, dan memilih suara dari gadisnya-seohyun- sebagai tujuannya.
“Baiklah. Aku tidak akan bermain dengan kata sabar lagi.” Ucap Kyuhyun pelan namun kentara sekali dengan kesungguhan di kalimatnya.
Kyuhyun berbalik, meraih gelas kaca dengan isi darah disana, meneguknya sampai habis dan berjalan cepat keluar dari rumah megahnya menuju sebuah tempat—rumah gadisnya.
-
-
Malam menjelang.
Seohyun tiba-tiba terengah-engah, ia merasakan bahwa alat pernapasannya bagai ditutup oleh benda besar. Merasa tersumbat. Keringat dingin keluar dari pelipis juga keningnya, ah tidak bukan hanya disana saja, tapi tangan kaki beserta bagian lehernya dilelehi oleh keringat. Kepalanya tidak berhenti berdenyut, ingin rasanya memutuskan kepalanya dari pangkalnya. Seluruh tubuhnya seperti dihancurkan dari dalam.
Dibalik selimut bergambar kodok itu, seluruh tubuh Seohyun tak bisa berhenti untuk diam. Ia merasakan darahnya sudah tidak kembali mengalir, otot-otot tubuhnya tak berfungsi, bahkan ia tak merasakan bahwa ada tulang disana.
Merintih pun percuma. Ia tidak merasakan bahwa ia mempunyai mulut untuk berbicara. Jadi yang bisa ia lakukan adalah merintih dalam hati, berkata dia kesakitan dan terus kesakitan. Dan jauh di lubuk hatinya, ia berharap Kyuhyun—si vampire—ada disampingnya, merawatnya dengan baik. Sayang… hanya harapannya, tidak mungkin kan? Ia hanya teman… walaupun cinta secara tak langsung mengikat mereka berdua. Tapi hubungan mereka hanyalah sebatas teman.
Dak!
Sebuah suara dari arah jendela mengagetkan gadis itu. Ia menoleh dengan gerakan pelan. Matanya yang tadi sayu itu tiba-tiba membulat saat menangkap sosok yang kini sedang berdiri tak jauh dari tempatnya berbaring.
“Seohyun-a” suara bass itu memenuhi kamar bernuansa kodok itu. sosok itu tersenyum sembari kakinya melangkah menuju ranjang yang kini sedang dibaringi oleh Seohyun.
Mata bulat itu menatap sosok itu tak percaya, baru saja ia mengharapkan kedatangannya. Dan—oh, Seohyun bersyukur mempunyai dirinya yang seorang vampire.
Klek.
Tanpa menyentuh pintu, sosok itu sudah mengunci pintunya. Oh, soal ibu… dia sudah membereskannya dengan cara membuat wanita dari ibu gadisnya itu tertidur. Dan sekarang hanya mereka yang masih terjaga.
“Kau baik-baik saja?” sosok itu mengambil tempat duduk dipinggir ranjang Seohyun. Tangannya yang dingin meraih tangan putih milik Seohyun. Tangannya panas.
“Kau? Apakah kau bermain hujan-hujanan?” suara sosok itu terdengar bergetar. Ia bohong. Ia tahu apa penyebab gadisnya menjadi seperti ini.
“Yaya, kau tidak bermain hujan-hujanan. Atau mungkin cara makanmu yang seenaknya? Bukankah sudah kubilang kau makan yang benar.. jadi sakit begini kan.”
Seohyun menarik kedua ujung bibirnya. Ia senang, amat senang. Bahkan ia melupakan nafasnya yang seperti di ujung.
“Kau menungguku, eoh?” Kyuhyun mencoba tertawa, walaupun menjadi aneh akhirnya. Tapi ia berusaha menutupi kenyataan. “Sekarang kau makan, aku akan menyuapimu.”
Ingin menangis. Ya, vampire boleh kan menangis? Kyuhyun merasa hatinya hancur melihat Seohyun yang rapuh seperti ini. Lihat bibirnya pucat itu, dan sentuh kulitnya dan kau akan kaget setelah menyentuhnya.. panas sekali.
Kyuhyun mengulas senyum, lalu mengambil mangkuk yang sudah dingin itu dari atas nampan. “Nah ini…” Kyuhyun menyodorkan sendok dengan bubur dingin diatasnya.
Seohyun menggeleng lemah. Matanya yang memerah itu mencoba memberitahu Kyuhyun bahwa dirinya tidak bisa berbuat apapun.
“Tidak. Kau harus makan!” Kyuhyun menyimpan kembali mangkuk bubur itu diatas meja. Sekarang ia mencoba membantu Seohyun untuk duduk, agar bisa makan.
“Nggh.” Seohyun merintih, padahal hanya bergerak untuk duduk. Tapi kepalanya sudah seperti ditusuk ribuan jarum.
“Maafkan aku.” Seohyun hanya menggeleng, gadis itu tersenyum sangat manis. Kyuhyun kembali mengambil mangkuk dingin itu, lalu menyuapkan sendok dengan bubur pada Seohyun.
Dan malam itu… Kyuhyun bersyukur, suara aneh itu tidak mengganggunya.
-
-
“Dia bertindak semakin jauh.”
“Cucunya bisa mati ditangannya sendiri.”
“Seharusnya ia tak melakukan hal yang paling dilarang.”
“Kehidupan yang rumit.”
“Karena sebuah masa lalu, dia sampai seperti ini.”
Itu adalah isi percakapan yang dilakukan oleh Yoona dan Changmin (sebetulnya ada kibum juga, sayangnya ia hanya mendengarkan) di ruang keluarga mereka. Dengan sebuah minuman manis di gelas kaca yang di pegang oleh masing-masing, ketiganya nampak seru membicarakan hal yang sudah tak tabu lagi mereka perbincangkan.
“Jika dirinya sudah melakukan ritual setan itu, tidak tahu apa yang akan terjadi dengan gadis tak berdosa itu.” Changmin berkata, setelah itu menyesap darah kental yang begitu manis dilidahnya.
“Dan kau tahu, kekuatan gadis itu semakin melemah, ia sudah tidak bisa membaca pikiran orang lagi.” Yoona menambahkan. Vampire cantik itu tak asal bicara, kekuatannya yang ajaib memberitahukannya tentang apapun tanpa menyentuh si korban.
“Apakah ini akan menjadi kisah yang tragis?” Changmin bertanya, seringaian terlihat diwajah tampannya.
Yoona mengangkat bahunya. “Tidak tahu pasti. Ini semua tergantung pada tindak wanita tua itu. Akan sejauh mana ia melakukan hal yang seharusnya tidak boleh dilakukan.”
“Kurasa tidak. Mungkin tragis di awal?” Kibum yang sedari tadi diam, angkat bicara.
Yoona tersenyum padanya. “Positive thingking, huh?”
“Ya siapa tahu saja. Aku bertaruh ini akan menjadi kisah cinta yang mengulur waktu tapi akan berbuah manis.”
“Yak! Kim Kibum seperti peramal saja kau!” Changmin menimpali, lalu melempar Kibum (yang didepannya) dengan sebuah bantal berwarna yang sejak tadi disampingnya.
Kibum sudah menjadi vampire sekarang. Ia dapat dengan cepat menghidar dari serangan mendadak itu. “Itu perwujudan dari sebuah doa juga.” Katanya.
“Hey, Changmin. Suamiku benar… seharusnya kita begitu…” Yoona memberi sebuah death glare pada sosok jangkung didepannya. Jika death glare itu benar-benar bisa membunuh mungkin Changmin sudah terbunuh sekarang.
“Yaya. Dua lawan satu. Kalian curang!”
Pasangan itu terdiam. Saling melirik lalu tertawa dengan begitu keras. Changmin menyerngit, seandainya kemampuannya adalah bisa membunuh orang dengan kekuatan pikiran mungkin pasangan muda itu sudah tak berkutik lagi.
“Cukup!” tegasnya. “Kalian ingin mengejekku , huh? Lupakan! Bukankah kita membahas Kyuhyun dan juga gadisnya?”
Kibum kembali dengan wajah datarnya , kontras dengan istrinya yang masih tertawa. “Maafkan kami.”
“Lupakan!”
“Kau benar-benar lucu. Kau seharusnya mencari—“
“cukup Yoong! Kibum bisakah kau berhenti tawa tidak penting dari istrimu itu?!”
-
-
“Nah sudah.. kau bisa kembali membaringkan tubuhmu.” Kyuhyun menyimpan mangkok yang sudah kosong itu diatas meja. Lalu membantu Seohyun untuk kembali berbaring ditempat tidurnya.
“Kau harus tidur. Cukup –cukup lah untuk istirahat walau tubuhmu menolak.” Kyuhyun tersenyum, telapak tangan putih itu mengusap pucuk kepala Seohyun dengan sayang.
“Jika esok hari masih seperti ini, jangan paksakan dirimu untuk bersekolah.. kau mengerti?”
Seohyun hanya mengangguk tanda jawabannya.
“Yang tadi aku bicarakan… kali ini aku tak ingin melepaskanmu. Sungguhan dan batas pertemanan ini sudah ku ambrukkan. Seohyun…kau mau kan menjadi kekasihku?”
tbc.
Title : Different
Cast
Seohyun
Kyuhyun
Sunny
Changmin
Kibum
Chansung
Type : Series
–
–
–
Hari ini.
Seohyun menghabiskan waktunya dirumah. Hari ini tubuhnya sedang tidak baik. Rasanya seluruh bagian tubuhnya terasa lelah, tidak mampu untuk berbuat apapun. Jadi ia hanya menghabiskan waktu dikamarnya tanpa melakukan apapun.
Disisi kanannya terdapat sebuah nampan berisi bubur dan beberapa obat untuk menurunkan panasnya. Dan nampan itu masih utuh, tak sedikitpun Seohyun menyentuhnya. Lidahnya yang terasa pahit itu mendesaknya untuk tidak memakan apapun. Dan obat. Seohyun sudah bilang kepada dirinya sendiri tak akan lagi menyentuh yang bernama obat lagi.
Kepalanya sakit. Itu juga alasan utama mengapa Seohyun tidak bisa untuk sekedar duduk untuk memakan makanannya.
Ia tidak mengerti sebab dirinya bisa jatuh sakit seperti ini. Di hari yang lalu ia merasa dirinya baik-baik saja, bahkan ia tertawa keras dengan Kyuhyun. Dan malam menjelang, tubuhnya sudah tidak bisa diajak untuk bermain lagi. Suhu badannya meningkat, kepalanya menjadi sakit, dan kakinya tak sanggup lagi untuk berjalan. Aneh. Sangat aneh.
Klek.
Seohyun mengarahkan wajahnya pada pintu. Terlihat sang ibu masuk membawa sebuah baskom yang ia duga itu adalah air dingin dengan kain didalamnya.
“Masih belum baik?” Tanya sang ibu duduk dipinggir tempat tidur dirinya. Seohyun hanya mampu menggeleng, ia tak mampu berbicara , walau hanya ingin bergumam rasanya susah.
“Apakah kau bermain hujan kemarin?” Seohyun menggeleng, ia tidak melakukan hal itu. Pulang sekolah saja, pakaiannya masih rapih tanpa sedikitpun kotoran. Apalagi bermain-main dengan hujan, ia akan dimarahi oleh Kyuhyun nanti, oh tentu juga sang ibu pastinya.
“Mengapa begitu aneh?”
Seohyun hanya mengangkat bahunya, tanda ia benar-benar tidak mengerti. Penyakitnya datang begitu saja, apakah ini salahnya? Bukan.
-
-
“Kau diam saja setelah dirinya membuat gadismu seperti itu? Dia bisa membunuhnya pelan-pelan.”
Vampire yang kini sedang duduk disalah satu sofa diruangan besar itu menundukkan wajahnya. Sebagai laki-laki berdarah vampire , ia merasa malu dengan segala hal yang terjadi padanya. Seharusnya dirinya bisa mengendalikan setiap masalah yang menimpanya. Dia menghela nafas, sejujurnya ia tidak bernapas sama sekali, hanya tindak penyaluran emosinya.
“Apakah kau mau dia terus melakukan ini? Wanita itu sudah gila, kau harus menghentikannya.. bukan terus mengalah dan membiarkannya.” Suara tegas itu berasal dari mulut vampire perempuan dengan surai coklat panjang yang kini sedang berdiri dan bersandar pada sebuah lemari besar coklat yang berada di ruangan itu juga. Siapa lagi sih yang bisa memarahi vampire pengecut itu selain istri dari seorang vampire baru bernama Kim Kibum. Ya, Yoona. Perempuan yang sudah jengah dengan segala tingkah pengecut si vampire yang menunduk itu.
“Wanita itu sudah berlebihan. Ia berkata tidak ingin kehilangan gadis itu? tapi kau bisa merasakannya kan bahwa wanita itu telah membuat gadis itu menderita dengan segala kekuatan setan yang ia punya?”
Si vampire pengecut itu berpura-pura menghela nafas lagi. Kali ini ia menengadahkan kepalanya lalu menyenderkannya pada senderan sofa. Matanya yang berwarna coklat terang itu menyapu langit-langit ruangan. Dia baru mengetahuinya sekarang, setelah sekian lama mencoba mencari tahu tentang wanita itu. Yah awalnya, ia keberatan untuk mencuri segala hal tentang wanita itu, siapa lagi sih yang bisa memaksanya kalau bukan Yoona. Ya, vampire cantik itu memaksa dirinya untuk mencari tahu tentang wanita itu. Dan… tanpa dirinya duga ternyata… ah, wanita itu, ia bahkan masih belum bisa mempercayainya.
“Aku tahu apa yang ada dipikiranmu! Aku seorang perempuan Kyuhyun! Jangan pernah membuatnya bertambah sakit. Pertama; cintanya digantungkan olehmu..dan kedua; dia harus menghadapi sakit yang luar biasa karena ulah wanita itu karena wanita itu tidak suka padamu.”
Kyuhyun—si vampire yang dipanggil pengecut itu—memejamkan matanya sejenak. Mencoba membiarkan otaknya yang pintar itu untuk bekerja lebih keras dibanding biasanya. Ia bisa melihat masa depan memang bahkan masa depannya bisa dibilang indah—apalagi kalau bukan bersama gadis itu, tapi masa depan bisa berubah kan? Ia tidak bisa mempercayai seratus persen dari penglihatannya itu.
“Masa depan mu bersamanya. Tuhan tak akan jahat padamu, Kyuh. Kau tidak pernah berbuat jahat kan? Oh ayolah…kau harus tegas!” lagi-lagi si perempuan cantik itu mendesak, sebenarnya ia bosan, hey tapi ini kebahagiaan saudaranya jadi kata bosan bisa dihilangkan disaat itu juga.
Oh Yoona, kau bisa kan mendengar jeritan hati vampire pengecut itu saat ini. Dia juga ingin tegas. Tapi di sisi lain ia merasa takut, bahwa suatu saat nanti pilihan yang ia ambil ini akan berbuah kesakitan yang mendalam dan tak akan bisa diobati lagi.
“Hentikan dia! Dan kau tidak akan pernah menyesal melakukan itu!” Yoona menatap tajam pada sosok rapuh si vampire. “Dia bukan melindungi! Dia akan menyakiti gadismu, dan kau tahu ? itu akan berujung dengan kematiannya? Kau mau kehilangannya?”
Si vampire bersurai coklat itu mengacak rambutnya frustasi. Kehidupan yang dibayangkan akan mudah untuk dilaluinya malah menjadi kacau begini. Jadi salah siapa? Dia yang memilihkan ?
“Kau pikirkan matang-matang. Kau sudah memilihnya Kyuh, kuharap kau memilih cara yang terbaik untuk menghadapi perempuan tua itu!” Yoona pergi dari sana. Yang tersisa hanya sebuah bau khas yang masih menempel di lemari kayu yang baru saja menjadi senderan punggung vampire anggun nan tegas itu.
-
-
-
“Aku tidak akan membiarkannya merebut hal yang paling berharga!”
Perempuan tua itu menyeringai. Tatapan mata yang tajam itu kini menatap sebuah figura besar yang terpajang gagah di bagian ruang pribadi miliknya. Sebuah pigura dengan bergambar dirinya yang duduk ditengah dan dua orang perempuan manis yang dengan lembut memegang pundaknya. Foto itu sudah terkesan sudah sangat lama.
Jemari yang sudah berkerut itu terangkat, mengelus kaca yang melindungi foto lama itu. mata yang tadi menyiratkan sebuah kebencian kini kembali melemah digantikan dengan sebuah mata sayu yang begitu kehilangan. “Kalian tidak boleh menyentuhnya, kalian tidak boleh menyentuhnya.” Ia bergumam berkali. Lirih terdengar.
“Cara apapun akan ku lakukan agar dirinya tak kau ambil!” tiba-tiba aura gelap itu kembali hadir, mengisi segala sudut ruangan yang bernuansa coklat itu.
“Jika memang cara berbahaya itu yang harus aku pakai untuk membuat kalian berhenti. Akan ku lakukan!”
“Ini demi anakku, aku akan membahagiakan anakku!”
“Apapun caranya!”
-
-
Kembali ke si vampire yang sedang gundah ini, sampai saat ini ia belum beranjak dari tempatnya sejak ia berbicara dengan Yoona tadi. Kyuhyun masih dengan posisinya duduk dengan kepala yang bersender pada kepala sofa merah maroon itu. Ruangan nan megah itu sangat sunyi, bahkan si vampire dengan pendengaran yang tajam ini saja sama sekali tak mendengar sebuah suara pergesekan benda yang amat kecil sekalipun.
Lagi. Dan lagi berpura-pura menghela nafas. Ia tidak tahu apa lagi yang harus ia lakukan. Otaknya yang cerdas itu sudah berulang kali diputar, dipaksa untuk bekerja dan hasilnya adalah sama—mengikuti saran suadarinya.
Tapi harus darimana ia berjalan?
“ini sakit~”
Sebuah suara yang entah dari mana tiba-tiba terdengar dan diterima oleh alat pendengarannya. Kyuhyun tersentak. Ia mengenalinya, bahkan sangat mengenalinya. Matanya yang sipit itu melebar, tangan yang biasa memutuskan leher manusia tanpa dosa itu tampak bergetar. Oh, ada apa ini?
“Ini sakit!”
Suara itu datang lagi. Kyuhyun memejamkan matanya, mendeteksi apakah suara itu datang dari gadisnya atau hanya sebuah ilusi belaka. Dan… itu benar dari gadisnya, suara yang penuh dengan penderitaan itu semakin lama semakin menggema ke seluruh ruangan. Vampire tampan itu ingin menemui gadisnya, memastikan bahwa gadis itu tidak apa-apa.
Gadisnya tidak mungkin baik-baik saja setelah dirinya mendengar suara rintihan kesakitan itu. Kyuhyun beranjak dari tempatnya, namun tiba-tiba terhenti setelah dirinya mendengar sebuah suara lain…
“Jangan pernah beranjak dari sana, atau dia akan semakin sakit.”
Kyuhyun sontak mencari asal suara tersebut. Ia memutar tubuhnya, mencari asal suara menyeramkan tersebut. Tak ada orang. Tapi ia kenal, kali ini bukan suara dari gadisnya. Melainkan wanita tua yang selama ini tidak menyukainya, yang membencinya.
Jadi, apakah ia harus pergi sekarang?
Jika ia pergi untuk menemui gadisnya, gadisnya bukannya sembuh melainkan bisa sekarat. Jika ia tidak pergi, apakah ia bisa tenang dengan keadaan gadisnya yang terus berteriak kesakitan tapi dirinya tidak ada disana?
Kyuhyun benci dengan ini? Ia benci jika harus memilih, tapi pilihannya semuanya tidak ada yang bagus. Keduanya tidak menguntungkan.
Dia sudah sabar. Bahkan melebihi dari kata sabar. Ia muak dengan segala permainan yang ia lakoni sekarang. Ia mencintai gadisnya dengan cinta yang murni, tapi mengapa begitu sulit untuk di raih?
“Kyuhyun! Kau harus tegas! Oh ayolah!”
Itu suara Yoona. Dia tidak membenci suara ini, malah kalimat dari suara ini yang membuatnya menjadi berpikir dua kali untuk mundur. Kyuhyun memilih suara ini sebagai penyemangatnya, dan memilih suara dari gadisnya-seohyun- sebagai tujuannya.
“Baiklah. Aku tidak akan bermain dengan kata sabar lagi.” Ucap Kyuhyun pelan namun kentara sekali dengan kesungguhan di kalimatnya.
Kyuhyun berbalik, meraih gelas kaca dengan isi darah disana, meneguknya sampai habis dan berjalan cepat keluar dari rumah megahnya menuju sebuah tempat—rumah gadisnya.
-
-
Malam menjelang.
Seohyun tiba-tiba terengah-engah, ia merasakan bahwa alat pernapasannya bagai ditutup oleh benda besar. Merasa tersumbat. Keringat dingin keluar dari pelipis juga keningnya, ah tidak bukan hanya disana saja, tapi tangan kaki beserta bagian lehernya dilelehi oleh keringat. Kepalanya tidak berhenti berdenyut, ingin rasanya memutuskan kepalanya dari pangkalnya. Seluruh tubuhnya seperti dihancurkan dari dalam.
Dibalik selimut bergambar kodok itu, seluruh tubuh Seohyun tak bisa berhenti untuk diam. Ia merasakan darahnya sudah tidak kembali mengalir, otot-otot tubuhnya tak berfungsi, bahkan ia tak merasakan bahwa ada tulang disana.
Merintih pun percuma. Ia tidak merasakan bahwa ia mempunyai mulut untuk berbicara. Jadi yang bisa ia lakukan adalah merintih dalam hati, berkata dia kesakitan dan terus kesakitan. Dan jauh di lubuk hatinya, ia berharap Kyuhyun—si vampire—ada disampingnya, merawatnya dengan baik. Sayang… hanya harapannya, tidak mungkin kan? Ia hanya teman… walaupun cinta secara tak langsung mengikat mereka berdua. Tapi hubungan mereka hanyalah sebatas teman.
Dak!
Sebuah suara dari arah jendela mengagetkan gadis itu. Ia menoleh dengan gerakan pelan. Matanya yang tadi sayu itu tiba-tiba membulat saat menangkap sosok yang kini sedang berdiri tak jauh dari tempatnya berbaring.
“Seohyun-a” suara bass itu memenuhi kamar bernuansa kodok itu. sosok itu tersenyum sembari kakinya melangkah menuju ranjang yang kini sedang dibaringi oleh Seohyun.
Mata bulat itu menatap sosok itu tak percaya, baru saja ia mengharapkan kedatangannya. Dan—oh, Seohyun bersyukur mempunyai dirinya yang seorang vampire.
Klek.
Tanpa menyentuh pintu, sosok itu sudah mengunci pintunya. Oh, soal ibu… dia sudah membereskannya dengan cara membuat wanita dari ibu gadisnya itu tertidur. Dan sekarang hanya mereka yang masih terjaga.
“Kau baik-baik saja?” sosok itu mengambil tempat duduk dipinggir ranjang Seohyun. Tangannya yang dingin meraih tangan putih milik Seohyun. Tangannya panas.
“Kau? Apakah kau bermain hujan-hujanan?” suara sosok itu terdengar bergetar. Ia bohong. Ia tahu apa penyebab gadisnya menjadi seperti ini.
“Yaya, kau tidak bermain hujan-hujanan. Atau mungkin cara makanmu yang seenaknya? Bukankah sudah kubilang kau makan yang benar.. jadi sakit begini kan.”
Seohyun menarik kedua ujung bibirnya. Ia senang, amat senang. Bahkan ia melupakan nafasnya yang seperti di ujung.
“Kau menungguku, eoh?” Kyuhyun mencoba tertawa, walaupun menjadi aneh akhirnya. Tapi ia berusaha menutupi kenyataan. “Sekarang kau makan, aku akan menyuapimu.”
Ingin menangis. Ya, vampire boleh kan menangis? Kyuhyun merasa hatinya hancur melihat Seohyun yang rapuh seperti ini. Lihat bibirnya pucat itu, dan sentuh kulitnya dan kau akan kaget setelah menyentuhnya.. panas sekali.
Kyuhyun mengulas senyum, lalu mengambil mangkuk yang sudah dingin itu dari atas nampan. “Nah ini…” Kyuhyun menyodorkan sendok dengan bubur dingin diatasnya.
Seohyun menggeleng lemah. Matanya yang memerah itu mencoba memberitahu Kyuhyun bahwa dirinya tidak bisa berbuat apapun.
“Tidak. Kau harus makan!” Kyuhyun menyimpan kembali mangkuk bubur itu diatas meja. Sekarang ia mencoba membantu Seohyun untuk duduk, agar bisa makan.
“Nggh.” Seohyun merintih, padahal hanya bergerak untuk duduk. Tapi kepalanya sudah seperti ditusuk ribuan jarum.
“Maafkan aku.” Seohyun hanya menggeleng, gadis itu tersenyum sangat manis. Kyuhyun kembali mengambil mangkuk dingin itu, lalu menyuapkan sendok dengan bubur pada Seohyun.
Dan malam itu… Kyuhyun bersyukur, suara aneh itu tidak mengganggunya.
-
-
“Dia bertindak semakin jauh.”
“Cucunya bisa mati ditangannya sendiri.”
“Seharusnya ia tak melakukan hal yang paling dilarang.”
“Kehidupan yang rumit.”
“Karena sebuah masa lalu, dia sampai seperti ini.”
Itu adalah isi percakapan yang dilakukan oleh Yoona dan Changmin (sebetulnya ada kibum juga, sayangnya ia hanya mendengarkan) di ruang keluarga mereka. Dengan sebuah minuman manis di gelas kaca yang di pegang oleh masing-masing, ketiganya nampak seru membicarakan hal yang sudah tak tabu lagi mereka perbincangkan.
“Jika dirinya sudah melakukan ritual setan itu, tidak tahu apa yang akan terjadi dengan gadis tak berdosa itu.” Changmin berkata, setelah itu menyesap darah kental yang begitu manis dilidahnya.
“Dan kau tahu, kekuatan gadis itu semakin melemah, ia sudah tidak bisa membaca pikiran orang lagi.” Yoona menambahkan. Vampire cantik itu tak asal bicara, kekuatannya yang ajaib memberitahukannya tentang apapun tanpa menyentuh si korban.
“Apakah ini akan menjadi kisah yang tragis?” Changmin bertanya, seringaian terlihat diwajah tampannya.
Yoona mengangkat bahunya. “Tidak tahu pasti. Ini semua tergantung pada tindak wanita tua itu. Akan sejauh mana ia melakukan hal yang seharusnya tidak boleh dilakukan.”
“Kurasa tidak. Mungkin tragis di awal?” Kibum yang sedari tadi diam, angkat bicara.
Yoona tersenyum padanya. “Positive thingking, huh?”
“Ya siapa tahu saja. Aku bertaruh ini akan menjadi kisah cinta yang mengulur waktu tapi akan berbuah manis.”
“Yak! Kim Kibum seperti peramal saja kau!” Changmin menimpali, lalu melempar Kibum (yang didepannya) dengan sebuah bantal berwarna yang sejak tadi disampingnya.
Kibum sudah menjadi vampire sekarang. Ia dapat dengan cepat menghidar dari serangan mendadak itu. “Itu perwujudan dari sebuah doa juga.” Katanya.
“Hey, Changmin. Suamiku benar… seharusnya kita begitu…” Yoona memberi sebuah death glare pada sosok jangkung didepannya. Jika death glare itu benar-benar bisa membunuh mungkin Changmin sudah terbunuh sekarang.
“Yaya. Dua lawan satu. Kalian curang!”
Pasangan itu terdiam. Saling melirik lalu tertawa dengan begitu keras. Changmin menyerngit, seandainya kemampuannya adalah bisa membunuh orang dengan kekuatan pikiran mungkin pasangan muda itu sudah tak berkutik lagi.
“Cukup!” tegasnya. “Kalian ingin mengejekku , huh? Lupakan! Bukankah kita membahas Kyuhyun dan juga gadisnya?”
Kibum kembali dengan wajah datarnya , kontras dengan istrinya yang masih tertawa. “Maafkan kami.”
“Lupakan!”
“Kau benar-benar lucu. Kau seharusnya mencari—“
“cukup Yoong! Kibum bisakah kau berhenti tawa tidak penting dari istrimu itu?!”
-
-
“Nah sudah.. kau bisa kembali membaringkan tubuhmu.” Kyuhyun menyimpan mangkok yang sudah kosong itu diatas meja. Lalu membantu Seohyun untuk kembali berbaring ditempat tidurnya.
“Kau harus tidur. Cukup –cukup lah untuk istirahat walau tubuhmu menolak.” Kyuhyun tersenyum, telapak tangan putih itu mengusap pucuk kepala Seohyun dengan sayang.
“Jika esok hari masih seperti ini, jangan paksakan dirimu untuk bersekolah.. kau mengerti?”
Seohyun hanya mengangguk tanda jawabannya.
“Yang tadi aku bicarakan… kali ini aku tak ingin melepaskanmu. Sungguhan dan batas pertemanan ini sudah ku ambrukkan. Seohyun…kau mau kan menjadi kekasihku?”
tbc.
Kamis, 25 Oktober 2012
Ada Twibi Korea ?
Haha? Ada Twibi Korea? Dapet Foto Nih!
Aku Tau Ini! Ini Itu Hanya Twibi INA Yang sengaja Photo Bareng sama Chibi, Bukan Berarti Twibi Korea!!
Aku Tau Ini! Ini Itu Hanya Twibi INA Yang sengaja Photo Bareng sama Chibi, Bukan Berarti Twibi Korea!!
Selasa, 23 Oktober 2012
Facts Baekhyun Exo-K
Ada yang ngefans sama Baekhyun EXO K? ini nih ada fact nya.. CEKIDOT!
Byun Baekhyun’s Fact :
1.
Baekhyun
adalah member ke 9 yang direveal oleh
SM
SM
2.
Baekhyun
diposisikan sebagai Lead Vocalist di EXO-
K
K
3.
Baekhyun
lahir pada tanggal 6 Mei, 1992 . Tinggi badannya ±178cm
4.
Netizens
bilang kalo Baekhyun pnya wajah
yg imut dan seperti anak kecil
yg imut dan seperti anak kecil
5.
Menurut
review majalah China, Baekhyun itu
orangnya sangat ‘refreshing’ dan nyaman untuk dilihat
orangnya sangat ‘refreshing’ dan nyaman untuk dilihat
7. D.O bilang ga ada yg mau tdur sma Baek karena dia itu 'nakal'.. Haha *duh, ngapain tuh? :p
8.
Baek
bilang menjadi pemalu bukan gaya dia lagi sekarang :)
9.
Tujuan
BaekHyun di masa depan : Aku ingin EXO menjadi sejarah
musik Korea. Sehingga 100 tahun dari
sekarang, kami diingat sebagai grup
besar. Jika aku bisa, aku ingin mencoba mendirikan program hiburan, atau acting *wow*
musik Korea. Sehingga 100 tahun dari
sekarang, kami diingat sebagai grup
besar. Jika aku bisa, aku ingin mencoba mendirikan program hiburan, atau acting *wow*
10.
di Dorm,
Baekhyun satu kamar sama ChanYeol ... :) (BaekYeol)
11.
Baekhyun
ingin jadi penyanyi sejak kelas 4 :)
12.
BaekHyun
tak jarang ditolak oleh beberapa agensi saat audisi bernyanyi
13.
BaekHyun
dan SeHun suka berpose sexy di depan cermin :D *kyaaaaa*
14.
BaekHyun
itu punya kebiasaan jilat bibirnya >.< *tuh pengen dicium kali ya? ^,^
15.
BaekHyun
adalah member yang suka ngomong blak-blakan
16.
BaekHyun
memiliki kakak laki-laki yg lebih tua 7 tahun darinya
17.
sebelum
debut, BaekHyun tidak membayangkan akan menggunakan make-up dalam hidupnya
18.
selama
trainee BaekHyun dan ChanYeol sering plg bersama2 setelah berlatih menggunakan
kereta bawah tanah :)
19.
Selama
SMA, BaekHyun adalah pembuat suasana hati . BaekHyun menampilkan tarian RAIN n
SHINee sunbae di depan teman2nya dan teman2nya pikir, itu sangat lucu untuk
dilihat
20.
Dlm
EXOPOWER BaekHyun paling iri dengan kekuatan teleportasi KAI
21.
BaekHyun
ingin mencoba peran tak tahu malu sprti Rain di FULL HOUSE
22.
Jika
BaekHyun mendapat tawaran CF, dia akan mencoba semuanya :)
23.
BaekHyun
telah menyiapkan banyak imitasi untuk ditunjukkan pada berbagai program, dia
bisa melakukan Gibong dan bisa menirukan Oh Gwangrok
24.
Masa
trainee BaekHyun itu 1 tahun (2011-2012)
25.
BaekHyun
bilag dia mirip sama LuHan dan SeHun langsung memjawab bahwa ia yang lebih
mirip
26.
Sejak
debut, Baekhyun telah menunjukkan kelucuan dan kesan perilaku yg baik
27.
suka
tiba – tiba berkata tanpa berpikir hal itu berada di luar topic *ya ampuun Baeekki
28.
Kebiasaan
BaekHyun salah satunya adalah suka berteriak , liat aja tuh lagu2 EXO :D *bener juga ya?
29.
Setelah
mandi, BaekHyun sering berlatih ekspresi muka yg berbeda-beda di depan kaca,
untuk mempersiapkan dirinya di periklanan *pasti
imutnya kok, nggak usah ngaca :p
30.
"Setelah
kami selesai latihan, saya biasa mandi bareng Sehun." *waaa, saya ikuuut –plak-
31.
Para
netizens yg rata2 usianya 20 tahunan, pernah mengira kalau Baekki itu masih 13
tahun.LOL *honbae saya dong? :o
32.
Fans
bertanya tipe cowok seperti apa BaekHyun itu? Pilihan prtama -Cowok yang hanya
melihat cewek manis (dicoret) . Kedua -Tipe Cowok yang hanya melihat cewek
seksi (dicoret) , Ketiga -Tipe Cowok yang tampan, cool,cute (dicoret juga).
pilihan ke-4 adalah semua (ini yg dipilih Baek) , Fans langsung bilang
"jika kamu tidak pilih 1-3, kenapa pilih no. 4?? Kamu aneh!" *error
33.
BaekHyun
tergabung dalam grup band saat dia SMA
34.
BaekHyun
menerima award dalam ajang Bucheon Rock Festival
35.
Dia tau
kalau fans memanggil dia dengan sebutan “Bacon”
36.
BaekHyun
suka artis pop seperti Jamiroquai dan Maroon5
37.
Favorite
Number : 48
38.
Gol.
Darah BaekHyun adalah O
39.
BaekHyun
bisa hapkido dan main piano
40.
Favorite
Color : white, black, grey
41.
Motto :
Life is only a path full of efforts *huweee
42.
Jenis
musik yang disuka : R&B, pop song, punk rock
43.
Banyak
yg merasa suara BaekHyun mirip dgn Director Yoo Youngjin
44.
Alasan
BaekHyun menjadi penyanyi pada awalnya karena Rain sunbae
45.
Ideal
Type : A woman full of charm *aku full
double malah :p
46.
Favorite
movie : Science Fiction Fantasy , Action
47.
Hobby :
Listening to music, watching movies, singing
48.
Saat SMA
bersekolah di Jungwon High School
49.
"Ketika
aku masuk ke dalam SM, itu adalah pertama kalinya aku belajar menari"
50.
"I
am usually called baibai, cunzhang, zhuaibai,or cunhua by my chinese
fans."
51.
Makanan
favorit : makanan Korea, China dan Jepang *coba
deh rasain iwak peyek, pasti ketagihan :p
52.
Baekhyun
merasa dirinya tampan saat di showcase dan imut *LOL
53.
Baekhyun
sangat tau dan paham benar-benar bagaimana cara merawat dan membersihkan
Eyeliner
54.
Tao
memberi julukan untuk baekki " Beef" karna zodiak Baekhyun adalah
Taurus
55.
Baekhyun
adalah seorang SoNe yang paling beruntung, karna ia bisa terlibat dalam MV
Twinkle TaeTiSeo *o iya
56.
Baekhyun
dan Chanyeol merasa diri mereka feminine *hah?
57.
BaekHyun
suka minta diajarin bahasa Cina ke Tao
58.
Lagu
Favorit Baekhyun adalah The Ray’s – Farewell
59.
Baekhyun akan mendengarkan /
menyanyikan lagu-lagu di jalan yang tenang untuk menghilangkan stress *dihatiku aja bang :p
60.
BaekHyun punya nama cina yaitu Bian Bai Xian yg
artinya murni dan berbudi luhur *wii
61.
BaekHyun
ber-SHIO Monyet *kunyuk dong?
62.
Kesan
pertama Kris ke BaekHyun adalah type pria sejati yang dingin-dingin kulkas gitu
deh haha maksudnya cool!
63.
Menurut
Tao, BaekHyun adalah pria yang hangat dan perhatian *makin cinta
64.
BaekHyun
kalo lagi di depan pacarnya dia bakalan bertingkah imut *kyaaaa.. jadikan aku pacarmu oppa ^o^
Sabtu, 13 Oktober 2012
I'm Sorry
Tittle:
I’m Sorry
Author: @OfficialBaek
Type::
Oneshoot
Cast:
Kim Jongwoon ( Kim Yesung//namja//Wookie’s
brother), Park Hyo Hyun (Hyo
Hyun//yeoja// Yesung’s friend)
Support
cast: Kim Ryeowook (Wookie//namja// Yesung’s brother)
Genre: mollaseo? Reader tentukan sendiri...
Note:
semuanya Yesung POV, hehe.. buat reader, tolong tinggalkan jejak kalian ya,
gomawo^^
~Happy Reading~
=============
Akhirnya, setelah kuliah
seharian, sampai juga di gang rumahku yang berada tidak jauh dari sungai Han. Dari kejauhan, aku melihat sosok gadis yang sedang duduk disebuah
bangku kayu yang panjang sambil menggosokan kedua telapak tangannya. Gumpalan
asap keluar dari mulutnya seiring nafas yang dihembuskannya. Terang saja, dia
menunggu ditengah rintik salju yang perlahan tapi pasti mulai menyelimuti kota
Seoul. Kupercepat langkahku menuju rumah, berharap gadis itu tidak melihatku.
“Yesung!” aku berlari semakin cepat,
semakin keras juga gadis itu meneriakiku.
“KIM YESUNG!!” menyerah. Kali ini aku cukup
berbaik hati padanya.
“untuk apa kau kemari?” tanyaku dingin.
Sebenarnya aku tau, pasti dia ingin minta maaf atas kejadian yang merenggut
nyawa adikku dua tahun lalu.
“jebal,
terimalah permohonan maafku. Waktu itu aku benar-benar tidak sengaja.” Inilah
kegiatan ‘rutinnya’ setiap aku pulang kuliah. Menemuiku untuk meminta maaf.
Aku
meninggalkannya sendiri dan berjalan masuk kerumah. Kukunci
pintu dan menghempaskan tubuhku ke sofa depan tv.
“Yesuuung~~..hiks..”
gadis itu terus menangis memanggil namaku dari luar.
Tidak!
Tidak lagi. Aku tidak mau memaafkannya. Tidak mau dan tidak akan pernah.
Sekarang aku hidup sebatang kara, tanpa ada orang yang menemaniku dirumah yang
sunyi ini. Sungguh sakit hati ini, seluruh orang-orang terdekatku telah pergi,
selamanya. Dan takkan pernah kembali walaupun aku menangis bertahun-tahun
mengharapkan mereka semua kembali padaku.
Keesokan harinya..
Aku bersiap-siap pergi ke kampus. Tinggal pakai sepatu, sepatu bulu
domba. Ya, musim dingin. Musim yang sangat tidak kusukai karena terlalu dingin
dan tidak menyenangkan. Huufft, bahkan aku harus memakai 2 jaket, itu membuatku
tidak bebas bergerak.
Saat membuka pintu
dan menapakkan kakiku keluar ambang
batas pintu, aku merasakan menginjak jaket tebal. Aku menundukkan kepala dan—
“OMONA!!!”
te-ternyata dia, Hyo Hyun gadis yang semalam meminta maaf padaku.
“dingin.” Jawabnya lirih. Lalu aku membawanya masuk kedalam rumah.
“Hey apa
kau sudah gila?! Apa semalaman kau berada diluar sana?!”
“ne. Aku
sudah berjanji pada diriku sendiri, aku tidak akan meninggalkan tempat ini
sebelum mendapat maaf darimu.”
“Huh!” aku pergi meninggalkannya. Yap,
meninggalkannya sendirian dirumahku.
APA ITU
MASUK AKAL?! Seorang namja membawa masuk yeoja lemah dan membiarkannya begitu
saja?? Tanpa sadar, ada sepasang tangan melingkar di dadaku. Dingin sekali tangan
ini.
“maafkan
aku.” Bisiknya lirih. Suaranya lemas sekali.
Aku
menyentuh tangannya dan.......
“SUDAH
BERAPA KALI KUBILANG?! SAMPAI KAPANPUN AKU TIDAK AKAN MAU MEMAAFKANMU!!”
::::Flashback, 2 years ago:::::
Pagi yang cerah. Hari ini ada kelas musik! Yay, pelajaran
kesukaanku. Aku segera bangun dan siap-siap ke sekolah. Dimana buku milikku?
Hilang!
“Wookie?!
Dimana kau sembunyikan buku lagu-ku?” aku mengguncag tubuh adikku yang masih
tertidur pulas dalam posisi telentang (?).
“hmm?” dia
bangun sambil mengucek-ucek matanya.
“buku lagu
punyaku mana?”
“ha? Buku
lagu?” dia diam sejenak, dan berteriak “YA TUHAN!!”
“ada apa?”
“mianhae, Yesung-hyungnim. Kemarin aku
pinjam.” Jawabnya seraya mengerahkan
senyum indahnya.
“lalu, mana sekarang? Aku mau berangkat!”
“hehe, ada di rumah yeojachingu-ku.”
“AMBIIIL!! Aku bisa dimakan songsaengnim
jika buku itu tidak kubawa.” dia mengambil jaket di kursi sebelah kasurnya dan
berlari kencang meninggalkan kamar.
“aargh!! Kacau!!” aku mengacak rambutku
frustasi. Bagaimana bisa,
dia mengambil buku penting itu dari kamarku. Padahal, ‘safety’ dikamarku sangat
rapat.
1 jam
kemudian..
Anak pendek
itu belum juga datang. Dan aku sedari tadi hanya duduk di kasur empuknya.
Ponselku berdering, melantunkan lagu
kesukaan author(?) yang berjudul ‘Walkin’. Layar ponsel yang berkedip-kedip itu
menampilkan sebuah nama. ‘My small brother’.
Segera saja kusentuh layar smart phone itu, lalu menempelkannya
ditelinga kananku.
“Yeoboseo, Wookie!! Cepat.”
“....”
“n-ne. Mwoya?”
“....”
“MWO??!”
“....”
Kututup telepon itu, dan segera menghambur keluar kamar. Menyambar kunci
mobil. Dengan nafas yang memburu, aku melangkah menuju tempat parkir. Tetangga
menatapku aneh. Tentu saja, aku berlari dengan penampilanku yang sudah terbalut
seragam sekolah tanpa membawa tas dan masih mengenakan sandal rumah.
Kutancap gas dalam-dalam, membelah
keramaian kota Seoul. Sebuah gedung bernama ‘Seoul hospital’ tampak dari
kejauhan. Kuarahkan terus kendaraan beroda empatku menuju gedung itu. Saat
sampai, segera kuinjak rem dalam-dalam, keluar dari mobil dan melesat kedalam,
tak peduli dengan orang-orang yang meneriakiku karena aku memarkirkan mobilku
tepat didepan pintu masuk.
“Noona,
dimana pasien bernama Kim Ryeowook?!” aku bertanya
dengan mata melotot sampai-sampai resepsionis itu ketakutan melihatku.
“Aah...
di-dia di lantai 2 nomor 13.” Aku berlari sekuat tenaga menaiki tangga.
Mencari-cari kamar nomor 13. Ketemu.
“Hyo
Hyun!!” aku berteriak terkejut melihat orang yang melihat menabrak adikku
ternyata adalah yeoja yang selama ini kusukai. Wajahnya pucat, tangannya
gemetar, hidungnya merah, pipinya basah.
“Yesung~~.”
Dia menagis. Sebelumnya aku ingin meninju orang ini,
tapi, tidak jadi. Malah, aku ikut-ikutan menangis.
“Hyo Hyun, ceritakan padaku semuanya.”
“tadi..saat lampu merah...hiks...di
persimpangan jalan, hiks...dia berlari menyebrangi jalan. Lalu, tanpa sengaja,
aku menabraknya...hiks...mianhae, jeongmal mianhae.”
“KARA!! AKU TIDAK MAU MELIHAT WAJAHMU LAGI!!”
“maafkaan
aku, aku benar-benar tidak sengaja. Mianhae.”
“JANGAN
BICARA LAGI!! CEPAT PERGI DARI SINI!!”
Gadis itu
pergi, pergi sambil menangis. Dia meninggalkan sebuah buku tulis berwarna merah
cerah. Ini. Ini buku yang kucari.
Beberapa
menit kemudian, keluarlah seorang dokter berjas putih dari kamar nomor 13.
“apa kau
orang tua dari pria bernama Kim Ryeowook?”
“aku
kakaknya.”
“Dimana
mereka?”
“mereka
tidak datang kemari. Hanya aku.”
“sabar.”
“apa
maksudmu?!”
“adikmu,..”
“apa yang
terjadi pada adikku? Katakan!!”
“adikmu,
tidak selamat. Aku sudah berusaha semampuku. Tapi tetap saja, dia tidak
tertolong.”
“ANI!!
MALDO ANDWAE!! KATAKAN PADAKU, KAU BOHONG KAN?!!!”
“tidak.”
Tidak,
tidak mungkin. Kedua orang tuaku sudah terlebih dulu meninggalkanku. Sekarang, adik satu-satunya, sudah pergi selamanya. WOOKIEEEEE!!!!!!
::::Flashback, off::::
Aku sudah tidak tahan. Terpaksa kulepaskan
air mata yang sedari tadi kutahan. Yap, lebih tepatnya, aku menangis dihadapan
seorang yeoja untuk yang kedua
kalinya.
“jebal,
maafkan aku. Aku tidak bisa terus-terusan seperti ini.” Dia mulai menangis
juga.
“apa
maksudmu?”
“kau juga
tau, dua tahun belakangan ini, aku selalu menunggumu di depan rumahmu. Tidak
peduli cuaca sedang terik atau bersalju, aku terus meminta maaf padamu. Karena
itu semua, aku jadi sering sakit- “ tiba-tiba pelukannya lepas dan dia tidak
melanjutkan kalimatnya.
“hey, ireona.” Kutepuk-tepuk pipinya beberapa
kali. Dia tetap tak mau bangun. Akhirnya, kubawa dia dan membaringkannya di
kasurku dengan air mata yang terus mengalir dari entah dari mana datangnya.
“neomu yeppeun.” Tanpa sadar, lidahku berbicara tanpa seizin
otakku.
Terpaksa
aku tidak berangkat kuliah dan ‘menjaganya’ sepanjang hari. Sepanjang hari?
Hey!! Lama sekali orang ini pingsan?! Apa dia mati?
Wajahnya
agak pucat. Kusentuh lehernya, TIDAK ADA!! AKU TIDAK MENEMUKAN DENYUT
NADINYA!!! Untuk sekali lagi, aku pergi ke rumah sakit dengan terburu-buru sama
seperti 2 tahun lalu.
:::Skip Time:::
Mana mungkin!! Itu tidak mungkin terjadi! Jika dia benar-benar meninggal, apa
yang harus aku lakukan? Apa hanya gara-gara dia selalu menugguku berjam-jam dia
bisa meninggal? Maldo andwae.
Itu sama
sekali tidak rasional. Tidak masuk akal. Tapi, tapi bagaimana jika itu
benar-benar terjadi? Tidak, Yesung. Pikirkanlah hal menyenangkan. Tidak bisa!
Semua kenanganku dipenuhi kenangan pahit. Tidak ada yang menyenangkan.
“apa kau
keluarganya?” suara dokter ini membuyarkan lamuananku.
“ah, bukan. Aku bukan keluarganya, tapi
aku....gleek......aku pacarnya.”
“dia selamat, tapi tubuhnya sangat lemah.
Kusarankan, sering-seringlah memeluknya, agar tubuhnya hangat.”
APA?! Apa
aku tidak salah dengar? ‘sering-seringlah memeluknya’.
“apa, tidak
ada cara lain?”
“yaah, itu
cara terbaik. Kau juga bisa mengganti pakaiannya dengan jaket berlapis-lapis.
Tapi itu memakan waktu lebih lama untuk membuatnya pulih seperti semula.”
Dokter ini
mesum sekali?! Kenapa mesti menggunakan kata ‘mengganti’? aku bukan suaminya!!
Yah, setidaknya DULU aku pernah menyukainya. Tapi, sekarang tidak lagi sejak
dia menabrak Wookie.
“ya sudah. Boleh aku
masuk?”
“iya, tentu saja. Mianhae, aku punya pekerjaan lain. Sampai
jumpa.”
Beberapa hari kemudian...
“Yesung-ya.
Maafkan aku.” Sahut Hyo Hyun pelan.
“YA!! Kau
telah membuatku kesusahan. Pakai sakit segala!! Kau
kira aku ini ‘babysitter’ pribadimu?! Hah?!” bentakku dingin.
“mianhae, jika sejak awal kau memaafkan
aku, tidak akan terjadi hal seperti ini.”
Benar juga
ya? Tapi, aku tetap tidak bisa memaafkannya sampai kapanpun. Aku sudah berjanji
pada Wookie jika ada yang berani mengganggunya dan APALAGI, sampai membuatnya
meninggal aku akan membuatnya menyesal seumur hidup.
“jebal,
jika kau tidak mau kejadian seperti ini terulang lagi, maafkan aku.”
Hah? Dia
ini sedang mengancamku atau meminta belas kasihan?
“shireo.”
“kalau
tidak, aku akan terus datang dan meminta maaf setiap hari di depan rumah..”
“KALAU KAU
MELAKUKANNYA LAGI DAN JATUH PINGSAN, AKU AKAN MEMBIARKANMU MATI KELELAHAN!!”
aku meninggalkannya seorang diri di kamar bearoma obat ini.
“Yesuuung~!”
panggilnya lirih. Langkahku terhenti sejenak. “aku sama sepertimu.”
“apa
maksudmu sama sepertiku?”
“sejak aku lahir, kedua orang tuaku
menghilang entah kemana. Kakakku juga
sudah meninggal karena ditabrak seseorang 5 tahun yang lalu. Selama 1 tahun lebih, orang itu terus-terusan meminta maaf padaku...”
“JADI KAU
MENGIKUTI JEJAKNYA UNTUK MEMBUAT HIDUPKU SEMAKIN TIDAK TENANG?!”
“bukan,
dengarkan aku dulu. Sampai pada akhirnya, orang itu meninggal dunia karena aku
yang tidak memaafkannya. Dan sekarang, aku mengalami hal yang sama seperti
dia...hiks.”
Aku
berbalik badan dan menatap matanya dalam-dalam. Benar. Perkataannya benar.
Tanpa ‘bumbu’ kebohongan sedikitpun. Dia mengatakan itu dengan tulus.
“kenapa...hiks...kenapa
kau menatapku seperti itu?” wajahnya
merona. Apa dia malu?
“apa itu
benar?”
“ya.
Kebenaran yang menyedihkan.”
“sekarang,
aku bisa memaafkanmu.”
“bi,
bisakah kau mengulanginya sekali lagi?”
“aku bisa
mengerti. Dan aku mau memaafkanmu.”
“kamsahamnida.”
Kami berdua menangis haru. Tangisan lega. Detik selanjutnya, aku memeluk tubuh
mungilnya dengan sangat erat.
“cheonma..”
bisikku disela-sela tangisan kami.
Kalian tau, kenapa aku
memaafakan yeoja brengsek ini? Yah, karena aku hanya tidak mau kehilangan untuk yang ketiga kalinya. Orang tuaku,
Wookie. Cukup. Hanya itu! setidaknya hanya dia yang bisa membuat hari-hariku
dipenuhi perasaan campur aduk. Jika dia tidak ada, mungkin aku sudah menyusul
Wookie ke alam sana.
Wookie, aku tidak bisa
menepati janjiku untuk tidak memaafkan wanita ini. Mianhae,..
-End-
mian, mianhae. jeongmal. plotnya ngasal. makanya jelek begini. mianhae, mianhae sekali lagi. Aku emg gk pandai nulis FF. *bow*
[Oneshoot] You're beautiful
Title: You’re Beautiful
Author: @OfficialBaek
Cast: YeWook
And other cast..
Genre: romance
Category: oneshoot
Summary: “kau tau? kau tetap cantik di mataku. Meski mereka bilang kau
jelek, bagiku kau adalah yeoja tercantik di
dunia.”
************************************
Ejek-ejekan mungkin sudah biasa didengar oleh yeoja bertubuh mungil
yang dikenal dengan sebutan “chuhan yeoja”. Setiap orang-orang yang menyapanya
dengan sebutan itu, ia hanya tersenyum. Tapi siapa sangka, jika dibalik
senyumnya ternyata menyimpan sakit di hatinya.
“hei, jelek!” panggil seorang namja pada yeoja itu. Ia menoleh. “ya?”
“bodoh! Haha! Orang jelek memang bodoh!” ejek namja itu. Yeoja itu
hanya tersenyum manis. Meski balasan
dari senyuman manisnya adalah senyuman sinis. “sabar ya, Wookie?”
“hmm. Gwenchannayo, Minnie.” Ucap Wookie. Sahabatnya, Minnie hanya
menggeleng heran melihat sahabatnya yang begitu ramah pada orang-orang yang
membencinya.
Minnie dan Wookie berjalan di koridor sekolah. Para namja yang berada
di sekitar situ bersiul-siul genit pada Sungmin. “suit..suit..hei, manis.” Goda
seorang namja.
“Yak! Cho Kyuhyun! Bisakah berhenti menggodaiku!?” Minnie kesal. “Ming,
harusnya kau berteman dengan Jessica. Bukan dia!” ujar seorang namja yang
diketahui bernama Donghae menunjuk ke arah Wookie. Ya, Jessica adalah yeoja
paling cantik di SM Senior High School. Kecantikannya mampu menyihir namja
manapun yang melihatnya. Maklum, photo model.
Minnie juga termasuk yeoja tercantik ketiga di sekolah setelah Jessica
dan Yoona. Tapi Minnie enggan bergaul dengan mereka. Menurutnya, untuk apa
bergaul dengan Gossip Girl macam mereka? Lebih baik yeoja polos macam Wookie.
“Ming, aku ke kelas dulu.” Izin Wookie pada Minnie. “ne.” Jawab Minnie
ramah. Minnie menatap tajam Donghae dan Kyuhyun. “awas kalian!” ancam Minnie
dan berlalu pergi.
“huh! Kenapa dia? Marah-marah.”
“tau tuh! Gaje banget jadi yeoja.”
“heh! Berisik!” bentak seorang namja
yang sedang asyik mendengarkan musik dari earphone-nya. “Ya! Kim Yesung!
Kalau tidak mau berisik pergi sana!” ucap Kyuhyun.
PLETAK!!
Sebuah jitakan mendarat mulus di jidat Kyuhyun. “aku lebih tua darimu!
Panggil aku hyung!”
“ye, hyung!”
[Wookie’s POV]
Aku masuk ke kelas dan duduk
di bangkuku. Menundukkan kepalaku dalam. Kenapa aku selalu menjadi bahan ejekan
disini? Kenapa? Apa karena aku jelek? Tuhan..kenapa kau harus menciptakan yeoja
jelek sepertiku? Kenapa? Airmataku jatuh begitu saja. Mengingat umpatan-umpatan
mereka, ejekan-ejekan mereka, hinaan mereka padaku. Ya, aku memang jelek. Jelek
sekali.
Jessica. Yoona. Kenapa aku tidak seperti mereka? Kenapa mereka begitu
sempurna? Tapi aku? Aku seperti angsa buruk
rupa di sekolah ini. ah, tak baik aku menangis di kelas.
*Wookie POV end*
[author’s POV]
Tak jauh dari kelas Wookie,
sepasang mata mengamati Wookie. Saat yeoja mungil itu terisak, sampai dia pergi
ke tempat favoritnya –taman belakang sekolah. Pemilik mata itu mengikuti
Wookie.
*author’s POV end*
[Yesung’s POV]
Aku mengikuti seorang yeoja
yang selama ini aku sukai. Yeoja mungil yang selalu ingin aku dekati. Ya, Kim
Ryeowook! Aku menyukainya. Hingga langkahku terhenti di taman belakang sekolah,
tempat favoritnya. Aku mengamatinya dari balik pohon besar di sekitar taman.
Kulihar dia duduk disalah satu kursi taman. Menundukkan kepalanya dalam-dalam.
Sepertinya dia menangis.
Aku berjalan mengendap-ngendap ke arahnya. Pelan-pelan..dan..
KRAKK!
Ah, sial. Padahal aku sudah hati-hati. Tapi kenapa masih menginjak
ranting pohon juga? Di menoleh. Oh, tidak! Apa yang harus kukatakan. Dia tersenyum
padaku. Akupun membalas senyumannya. Aku menghampirinya.
“kenapa kau menangis?”
“ah, Yesung oppa. Gwenchanna.”
“kalau menangis tak ada sebabnya itu orang gila namanya.”
“berarti aku gila?”
“molla. Kenapa kau menangis?”
“aku jelek sekali ya?”
“hng?”
“kau tak lihat? Aku jelek kan?”
Aku terdiam sejenak. Mengamati wajah mungilnya. ‘manis’ pikirku. Dia
memang manis. “ya kan oppa?”
“tidak.”
“hng?”
“kau cantik, Wookie-ya.”
“haha..kau salah oppa. Aku adalah yeoja terjelek di sekolah ini. iya
kan?”
GREPP!
Aku menariknya ke dalam pelukanku. Menyandarkan kepalanya di dadaku.
“oppa..apa-apaan ini? lepaskan!”
“aniya!”
“oppa, jebal..kumohon lepaskan aku! Aku-..”
Chu~
Belum sempat Wookie meneruskan kalimatnya, aku mengunci bibirnya.
Meraih tengkuknya dan menciumnya dalam. Melumat bibirnya lembut. Lama. Sangat
lama. Aku menginginkannya. Mengingingkan moment seperti ini. aku melepas ciuman
kami saat menyadari kalau dia mulai
kehabisan oksigen.
“hh..hhh..op..pa!
kau..mau..hhh..membunuhku..hahh..”
“aku ingin lagi, Wookie-ya.”
“tidak! Aku tidak mau!”
Aku meraih tangannya. “kau tau? kau tetap cantik di mataku. Meski
mereka bilang kau jelek, bagiku kau adalah yeoja tercantik di dunia.”
Nampak semburat merah di pipinya. Omona..dia lucu sekali. “oppa~”
“saranghae, Kim Ryeowook.” Bisikku tepat di telinganya.
Aku meraih tengkuknya dan menciumnya sekali lagi.~~~~~THE END~~~~~
Piano
Tittle:
Piano
Author: @OfficialBaek
Type: Oneshoot [2.311 word]
Cast: Kim Yesung
(namja), Kim Ryeowook (yeoja), Cho Kyuhyun (namja//cameo)
Genre: sad ending, romance, death character,
gaje(?)
Rating: T
Disclaimers: I own the idea, plot and story, K.R.Y belongs to God and their family.
[Yesung POV]
Aaarggh!! Yesung pabo, kenapa buku itu sampai ketinggalan? Padahal
didalamnya materi untuk ujian besok. Eh, ada suara
piano dari kelas musik. Siapa? Malam-malam begini main piano. Suara pianonya indah. Tapi,
yang menyanyi itu sangat tidak bagus.
Aku
berjalan ke kelas musik, sampai di depan pintu, kulihat sesosok wanita berambut
panjang sedang bermain piano sambil bernyanyi.
"suaramu, tekanan nadanya salah. Itu
buruk sekali."
ups, aku keceplosan.
Dia
terlonjak kaget.
"nugu?" tapi dia masih
membelakangiku.
"untuk
apa kau kesini malam-malam?"
"ah,
gwenchanna. Kau sendiri
ngapain kesini?"
"ada buku yang tertinggal. Hanya itu."
"pergilah, aku tidak mau ada orang mendengar suaraku."
"hajiman,.."
"kalau
kau memang tidak suka silahkan pergi. Aku tidak memintamu untuk mengomentari
bagaimana suaraku."
Aku
agak tersinggung dengan perkataannya tadi. Kemudian, aku berjalan mendekatinya.
"sombong
sekali kau! Punya hak apa kau bicara seperti itu? Memangnya sekolah ini milikmu?"
Dia
menoleh, melihatku dari ujung kepala sampai kaki.
"iya,
aku memang anak sombong, egois, dan bersuara jelek. Dan perlu kau tau, aku bisa
saja mengeluarkanmu dari sekolah ini hanya dengan satu kata. Karena aku adalah
anak tunggal pemilik sekolah ini."
"aah,
maafkan aku. Kutarik ucapanku kembali. Aku benar-benar tidak tahu. Maafkan aku sekali
lagi."
Dia
tidak menjawab, hanya tersenyum sinis dan kembali melanjutkan permainan
pianonya yang sempat terganggu karena aku. Hey, ini! Ini lagu Andante!! Lagu kesukaanku. Dan
aku bisa menyanyikan lagu itu seindah penyanyi aslinya..
geudaeui
gieog dolgo dorabwado pihaegal su eobsneun geu mal,
heeojimui
kkeute dala dasi dora dasi dora
neulisneulis
ssahaon sumanheun gamjeongdo neulisneulis damaon sumanheun chueogdo
jogeumman deo
ijeulge andante
Dia tercengang, melihatku heran. Lalu berkata
"suaramu indah sekali."
"aku suka lagu ini. Kau juga suka?"
Dia mengangguk pelan. Matanya masih memandangi wajahku.
"boleh
aku ikut bermain?"
"bo-boleh. Tentu saja boleh."
Sejak saat itu, tiap malam Rabu
aku selalu ke sokolah untuk menemani (aku menyanyi, dia main piano) yeoja manis
itu. Belakangan, kuketahui namanya Kim Ryeowook.
Tapi, entah lupa atau kenapa, aku belum pernah 'resmi' berkenalan dengannya.
Sampai suatu hari (tepatnya malam ke 27 setelah aku
bertemu pertama kali dengannya), aku melihat wajahnya begitu pucat dan lemah.
Diminggu berikutnya, dia tidak datang. Aku khawatir, aku cemas,
aku takut terjadi apa-apa dengannya. Aku begitu takut akan
kehilangannya. Aku tidak mau.
Diminggu berikutnya lagi, sama saja. Dia tetap tidak datang. Paginya, aku
browsing internet, mencari tau semua tentang yeoja bernama Kim Ryeowook itu. Ketemu,
rumahnya di sekitar sungai Han. Aku tau tempat itu.
Rumahnya besar sekali, halamannya luas. Gedungnya megah. Terang saja, dia
ini kan pemilik sekolahku, SM Senior high school.
"permisi, apa benar ini rumah Kim
Ryeowook?" tanyaku dari luar. Aku tidak yakin ada orang yang mendengarnya.
Karena, jarak pagar dengan pintu masuk cukup jauh.
KLEEK
Pagarnya terbuka? Ada orang yang mendengarnya? Impossible!
Keluarlah
seorang wanita paruh baya yang kuyakin dia bekerja untuk Ryeowook "iya,
ada perlu apa?"
"ah, aku ingin bertemu dengannya."
"mianhae,
nona Ryeowook sedang dirawat di rumah sakit."
Bagai petir menyambar di tengah salju. Omona, kenapa?
"boleh aku tau
alasannya?"
"aku juga tidak tau pasti. Tapi, akhir-akhir ini
tubuhnya lemas sekali."
“rumah
sakit yang mana?”
“tidak
tau. Tapi aku yakin tidak jauh dari sini.”
Rumah
sakit di dekat sini hanya RS Seoul. Pasti itu.
“noona,
apa disini ada pasien bernama Kim Ryeowook?” tanyaku saat sudah sampai di rumah
sakit.
“euung,
tunggu sebentar..” resepsionis itu mulai membalik-balik kertas di depannya.
“iya, Kim Ryeowook. Tapi, dia belum bisa ditemui saat ini.”
“waeyo?”
“dia sedang operasi. Kau bisa kembali besok.”
“MWO? Operasi? Kenapa?”
“yeoja itu kanker otak.”
“apa kanker otak lemah bisa disembuhkan?”
“hmm,
menurutku kemungkinan untuk sembuh 100% kecil sekali.”
“baiklah kalau begitu, gamsahamnida..” aku membungkuk sedikit padanya, lalu pulang.
Keesokan harinya...
Semalaman aku tidak bisa tidur. Karena dia. Yeoja bernama Kim Ryeowook.
Mataku sama sekali tidak bisa terpejam, setiap mencoba merem, pikiran tentang
Ryeowook selalu menghampiri meminta dipikirkan. Aku tidak tenang. Aku rindu
padanya, rindu saat dia bermain piano. Rindu saat dia mulai memarahiku karena
berhenti menyanyi. Aku rindu saat mendengar suaranya yang agak cempreng. Aku
rindu semua itu.
“Yesung-ya! Matamu kenapa?” tanya seseorang disebelahku yang membuat
lamunanku buyar karenanya.
“ah, mata? ani. Aku tidak apa-apa.”
“apa semalam kau tidak tidur?” selidiknya antusias. Kulihat wajahnya, oh!
Ini dia, Cho Kyuhyun.
“iya.” Jawabku cuek.
“kenapa? Apa semalam kau tidak tidur karena menonton film yadong?”
“Heh bocah! Aku ini bukan kau!” sahutku kesal.
“sembarangan memanggilku bocah! Dasar T-Rex!”
“sudahlah. Aku sedang malas bertengkar. Jangan ganggu aku!”
Aku meninggalkannya sendirian di kelas ini. Kemana aku akan pergi?
Hmm, sebaiknya aku ke ruang musik. Ini hari Selasa. Tidak ada kelas musik
dari kelas 1-3.
Ruangan ini kosong. Tidak ada suara piano atau semacamnya. Yang ada hanya
alat-alat musik terpajang rapi dalam lemari kaca. Kertas-kertas dan
partitur-partitur lagu bertumpukan di meja yang berada disurut ruangan.
Kuambil salah satu partitur itu. Dengan judul ‘My Love My Kiss My Heart’
lalu kunyanyikan tanpa piano. Berharap Ryeowook mendengarnya dan mengiringi
nyanyianku dengan piano itu.
Haruga ilnyeon
gata gyesok naeryeoanneun nae gaseumi ni heunjeokman chatgo isseunikka
myeotiljjae, Morae al gata bab han sudgal eokjiro samkyeobwado neo eobneun
haruneun meomchweo isseo jigeum idaero
My Love, My
Kiss, My Heart
Modu mudeodulke
gaseumsok gipeun got Yeah~
One Love, One
Kiss, To My Heart
Modu ijeobolke
modu da jiwoolke
Ullyeodaeneun
shimjangsori geojitmal gata i apeumdo ssitgyeojin beonjin geulssicheoreom neowa
nan heureojyeosseo jiweojyeosseo, Sesangeun geudaeronde dulleobomyeon neoman
nae gyeote eobneungeol, Neoreul irheun geol jeonbu irheun geol, dwedollin sudo
eobneungeol Yeah~
Kkaejyeobeorin
jogakgateun chueokdeulman bakhyeo itneun
geot gata, Nae shimjang gipi nae shimjang gipi nae shimjang gipi gipeun gose
Oh- Oh-, Nunmullo beombeogi dwaen ni eolgulman, areun georimyeo maemdolgo isseo maemdolgo isseo
nae, modeungeol gajyeogan neo
Last Love, Last
Kiss, Last Dream
Neoreul aneun
gaseumi neomaneul gieokhae
Goodbye My Love
My Kiss
Meomchwo isseul
geot gata neo eobshi idaero
#np: My Love My
Kiss My Heart- Super Junior K.R.Y
Lagu ini begitu menyedihkan, mungkin penciptanya pernah kehilangan orang
yang amat sangat dicintai. Tanpa sadar, aku menangis. Air mataku jatuh begitu
deras, entah karena liriknya atau aku teringat Ryeowook.
“waah, baru kali ini kulihat Yesung si pemarah menangis seperti anak
kecil.” Sebuah suara menyebalkan itu terdengar lagi. Yak! Kyuhyun! Dasar setan,
kemana aku pergi dia selalu gentayangan di dekatku, ck.
Cepat-cepat kuhapus air mata yang sudah banjir di pipi. Bersikap senormal
mungkin. Tapi ada daya, dia sudah melihatku menangis.
“bisakah kau mengetuk pintu dulu sebelum masuk?!”
“Hah? Memang ini ruangan peribadimu? Siapa saja bisa masuk jika kelas
kosong.”
“ini tidak kosong, ppabo! Ada aku disini!”
“ooh, aku keliru. Maaf.” terdengar nada ketus dari perkataannya barusan.
“keluar kau!!” bentakku agak keras. Bukannya keluar, dia malah melangkahkan
kaki panjangnya memasuki ruangan ini. Lalu mengambil alih partitur dari
tanganku.
“maumu apa sih?”
“mauku? Aku hanya iseng.” Biasanya, saat dia bilang seperti itu aku akan
menggelitik pinggangnya sampai dia sakit perut. Tapi, tidak saat ini. Otakku
tidak mengizinkan tanganku melakukan itu.
“kau sudah tau aku menangis. Sekarang aku lega, tidak perlu menangis
sembunyi-sembunyi. Lakukan apa maumu.” Lalu aku berjalan ke piano. Menekan satu
persatu tuts piano itu, kemudian air mataku jatuh lagi. Biarkan Kyuhyun
melihatku seperti ini, kuharap ada malaikat yang datang memberi ilham padanya
agar dia bisa menjadi penenang hatiku. KUHARAP. Tapi rasanya tidak mungkin.
“Yesung~ uljima, ada masalah apa?”
Kutengok wajahnya, tersirat ekspresi iba disana.
“aku,... aku merindukannya, Kyu~”
“nugu?” tanyanya. Disaat bersamaan, di duduk disebelahku.
“Ryeowook, Kim Ryeowook. Hiiks,...” aku menyeka air mata yang sudah
terlanjur banyak ini dengan saputangan yang Ryewoook pinjamkan padaku. karena
waktu itu, rhinitis-ku kambuh lagi. Dan aku belum sempat mengembalikan benda
berwarna merah ini padanya.
“memangnya dia kemana?”
“sakit kanker otak--“ aku tidak melanjutkan kalimatku karena ada sesuatu
yang bergetar di saku celanaku. Kurogoh saku, mengambil ponsel. Terpampang
nomor asing. Siapa?
“yeoboseyo?”
“.....”
“jinjja? Gamsahamnida.”
“.....”
Aku langsung berlari keluar ruangan. Meninggalkan Kyuhyun yang bingung karena tiba-tiba aku keluar tanpa ba-bi-bu.
Hanya satu tujuanku. Kesana. Pergi ke tempat itu.
***
Hari-hariku berjalan cepat. Berkat Ryeowook. Kini, penyakitnya sudah
semakin jarang kambuh. Kuharap penyakit itu enyah dari tubuh pujaan hatiku. Ya,
kalian tau, aku sudah resmi memperkenalkan diri + menjadi namjachingunya.
*ProkProkProk* dan hampir setiap malam aku ke sekolah untuk menemuinya. Tentu
saja untuk bermain piano atau sekedar berbincang dengan yeoja bermarga Kim itu. Sekarang, aku lebih akrab memanggilnya Wookie.
“Wookie-ah, kemampuan menyanyimu semakin baik. Seharusnya
kau jadi artis saja.” Pujiku saat mendengar suranya yang sudah merdu.
“aah, tidak. Kurasa tidak. Aku yakin hidupku sudah
tidak lama lagi..”
Aku menenggelamkan wajahnya ke pelukan hangatku. Inilah
saat yang paling harapkan. Tapi, aku tidak berharap dia mengatakan hal
mengerikan itu.
“jangan bilang seperti itu. Berdoa-lah semoga kau panjang umur.”
“oppa~ apa yang kau lakukan? Lepaskan aku.” Tangan mungilnya mulai
memukul-mukul dadaku pelan.
“aku? Aku hanya memelukmu. Apa salah, hm?”
“oppa~ tapi tidak seperti ini. Kau tidak boleh melakukannya. Lepas!”
tangannya semakin ‘ganas’ memukul dadaku. Haaduh~ rasanya dadaku bisa hancur
jika diperlakukan seperti ini.
“kau mau aku melepas pelukan ini? Berjanjilah padaku kau tidak akan mati
karena kanker itu, arraseo?” aku menautkan kepalaku di pucuk kepalanya.
Sekarang, dia sudah tenang dan mulai mengambil posisi yang nyaman untuk menikmati
pelukanku.
“tidak. Kematian tidak bisa ditunda atau dihindari. Dan aku, bisa saja mati
sekarang.”
Kurasa dari perkataannya tadi ada benarnya. Tapi, aku tidak akan pernah mau
melepasnya. Karena hatiku terlanjur menempel dengan hatinya. Jika salah satu bagian
hati ini lepas, otomatis bagian lainnya akan mati.
“heh, apa yang kau lamunkan?”
“ah, oh tidak. Tidak ada. Wookie-ya, berjanjilah padaku kau tidak akan
pergi tanpa sepengetahuanku. Jebaaal~”
“what? Kau kira aku ini bayimu yang harus selalu dijaga, eoh?”
“aku tidak bilang seperti itu, kok. Berjanjilah.”
“ok, sebelum aku berjanji, bisakah kau melepas pelukan ini?”
Aku melepas tanganku. Melepas pelukan yang tidak kuinginkan. Wajahnya sudah
memerah seperti tomat merah kesukaan umma author *abaikan*
“aku, Kim Ryeowook. Berjanji dengan setulus hati tidak akan pergi tanpa
sepengetahuan Kim Yesung, pacarku yang sangat tampan, pintar menyanyi
dan......cerewet. sudah puas?” dia mengecilkan volumenya saat berkata
‘cerewet’. Dasaar~
“Uuuhh, neomu kyeopta Wookie nae chagi.” Aku mencubit gemas pipinya.
Sebenarnya niatku mencubit pipinya adalah ‘menghukumnya’ karena mengejekku
cerewet.
“appo~ Yesung-ah!” bibirnya mengerut lucu. Gleek.. hajima, Yesung. Jangan
cium bibir itu. Kau tidak boleh melakukannya. Sama sekali tidak boleh!
“Yesung-ah! Kenapa kau geleng-geleng kepala? Apa aku jelek?”
“uh, euum tidak. Kau sangat cantik, kau wanita tercantik yang pernah
kutemui. Oh, iya! Aku baru ingat, aku ada janji dengan Kyuhyun. Aku pulang
ya...” aku beranjak dari kursi dan berjalan keluar ruangan. Ya tuhaan~
sebenarnya aku masih ingin duduk disana. Tapi, dari pada melakukan hal yang
tidak-tidak, lebih baik aku pulang..
“Yesung-ah!” panggilnya dari dalam. Huuuft.. jangan. Jangan. Yesung tidak
boleh melakukan itu.
“mianhae, Kim Ryeowook. Tapi, aku harus datang kesana. Hati-hati di jalan.”
Kakiku masih terpaku disini. Tidak mau
berjalan keluar sekolah.
“ha? Seharusnya aku yang bilang ‘hati-hati di jalan’ tau!” teriaknya dari
dalam (lagi) dengan nada lucu.
***
***
3
months later..
“bagaimana teaternya?”
“Aarrgh!! Aku nggak suka!! Kenapa kau mengajakku menonton pertunjukkan
menjijikan seperti itu, hah?!” Ryeowook memukul lenganku. Uugh, biar kecil,
tenaganya sangat kuat. Aku pernah dibuat cedera karena pukulannya itu
>///<
“menjijikkan? Itu hanya pembunuhan. Tidak usah takut, Wookie.” Iya,
pembunuhan: mutilasi. Sebenarnya aku juga takut, tapi biarkan Ryeowook
ketakutan dan memegang lenganku sepanjang pertunjukkan. Huahaha #EvilSmirk
“pokoknya aku tetap tidak suka!”
“tapi kan ada adegan piano. Aku suka, kok.”
“iya, tapi hanya 4 menit! Huh, aku marah sama Yesung.” Dia membelakangiku.
“Padahal aku ingin mengajakmu ke toko piano. Ya sudah kalau tidak mau. Aku
pergi sendiri saja.” Aku berjalan menjauhinya. Tapi, aku tau. Ini takkan lama.
“eh Yesung! Kutarik lagi ucapanku. Tunggu!Aku ikut.”
[Author POV]
Yesung masih saja berjalan dengan senyum jahil menghiasi bibirnya. Dari
arah jalan, ada sebuah truk yang melaju kencang. Tapi, sang sopir tidak
mengetahui bahwa remnya blong.
“YESUUUUNG~~!!!” Ryeowook berteriak ketakutan. Dia tidak berani melihat.
Dengan santainya, Yesung terus berjalan menyebrangi jalan tanpa menoleh ke
arah Ryeowook.
“YESUUUUNG!!! AWAAAAS!” sekali lagi
Ryeowook berteriak. Namun terlambat, truk itu terlanjur menabrak tubuh Yesung.
Tubuhnya terpental beberapa meter. Sementara truk yang menabraknya itu kabur. Ryeowook
berlari menghampiri Yesung. Setiap langkahnya diiringi air mata yang jatuh
membasahi pipinya.
“Yesung!! Ireona! Kau harus bangun! Ayo bangun. Buka matamu. Aku tidak suka
Yesung seperti ini. Ayo cepat buka matamu. Aku tau kau bisa mendengarku. Cepat
buka! Hiiks...” Ryeowook menangis histeris.
“Woo..Wookie, mi..mian..mianhae..ak..aku...tidak...kuat..hhh..hh”Ujar
Yesung dengan napas yang hampir putus.
“tidak, jangan pergi. Oppa, dengar! Jangan tinggalkan aku! Jangan, jangan
pernah!”
tangisan Ryeowook menjadi-jadi saat Yesung berkata, “hhmmhh..a..aku..mi..minta..ma..”ucapan
Yesung menggantung. Disaat bersamaan, matanya mulai tertutup & denyut
nadinya berhenti.
“ani, Yesung! Maldo andwae, CAN YOU HEAR
ME??”
-
-
-
niga
animyeon andwae
neo
eobsin nan andwae
na
ireoke haru handareul tto illyeoneul
na
apado joha
nae
mam dachyeodo joha nan
geurae
nan neo hanaman saranghanikka
na
du beon dasineun
bonael
su eopdago
na
neoreul itgo salsun eopdago...
#np:
It Has To Be You-Yesung
Perlahan tapi pasti, butiran-butiran
bening jatuh membasahi pipi Ryeowook. Air mata yang jatuh dari dasar hati.
Kepedihan yang amat mendalam. Kerinduan yang tidak akan pernah terobati. Kini,
dia sendiri. Tidak ada lagi sosok Yesung yang mengiringinya bermain piano lagi.
Sendirian. Itulah hal yang paling tidak diinginkan Ryeowook.
“hiks.. oppa~ mianhae, jeongmal
mianhae.” Bisik Ryeowook disela-sela tangisnya.
‘aku
tidak apa-apa.’ Sayup-sayup ada seseorang yang menjawab.
“Sung...Aaakkhhh, appooo!!!” tiba-tiba
Ryeowook berteriak kesakitan.
***
Ryeowook sedang berjalan-jalan menyusuri
koridor sekolah Yesung. Wajahnya tampak pucat. Sekelilingnya hanya ada
kesunyian. tidak ada orang. Kosong melompong.
Diujung koridor, terdapat sesosok namja
berpakaian putih bersinar sedang berdiri diam. Pandangannya hanya tertuju
kepada Ryeowook. Entah manusia atau bukan, pria itu tampak transparan.
“Yesung, itu kau?” tanya Ryeowook lirih.
Pria itu mendekat, mendekat. Sekarang jarak kedua ‘makhluk’ itu hanya 20
sentimeter.
Ryeowook menagis haru. Tidak percaya
dengan apa di depannya. Benar. Itu memang Yesung.
“Ryeowookie, aku merindukanmu.”
Kemudian, Yesung memeluk erat tubuh Ryeowook.
“Yesung, maafkan aku.”
“kenapa kau meminta maaf? Aku bersamamu.
Sekarang, aku bahagia bisa bertemu denganmu lagi.”
Ryeowook tidak menjawab pertanyaan
Yesung. Tapi, tersenyum bahagia dan memeluk Yesung semakin erat.
Langganan:
Postingan (Atom)