Senin, 01 Oktober 2012

Different [Part 12]

Author :Vina Aprilia Widiani
Title : Different
Cast
Seohyun – Seo JooHyun
Kyuhyun – Cho Kyuhyun
Type  : Series
Rating : 14+
Summary : Aku bisa melihat semua pikiran orang lain, kecuali dia. Seorang namja berkulit putih pucat yang sosoknya jauh dari semua orang. Namja yang se akan menarikku lebih jauh masuk ke dalam kehidupannya yang penuh misteri dan gelap.
Disclaimer : Cast milik Tuhan, ayah-ibu mereka, dan juga Agensi mereka. dan jalan cerita ini, semua punya otakku. karena otakku yang bekerja untuk membuat ff ini..
.
:: Maaf ya, update nya lama. Aku lagi diburu ujian SNMPTN, jadinya harus ketunda gitu hehe. Semoga di part yang ini ngggak mengecewakan yah::

.
Lidahku kelu, rasanya tidak bisa untuk mengeluarkan suara untuk memarahi nenek karena perlakuannya yang tidak masuk akal ini—memberikan Kyuhyun secangkir darah yang menyengat. Bukankah itu memuakkan? Aku tahu dia benci Kyuhyun, tapi bisa kah dia mempunyai sopan santun sedikit, ya, sedikit.
Ku perhatikan nenek yang sudah duduk dihadapan kami; tatapan yang menusuk dan bibir yang menyungging—seolah-olah dia sedang memenangkan sebuah perlombaan. Dan ini benar-benar membuatku muak. Jadi apa maksudnya menyuruhku untuk membawa Kyuhyun ke tempat ini? Hanya untuk ini?
Mataku kembali pada Kyuhyun yang juga sedang melihat nenek. Matanya memang tajam, tapi tidak se-tajam tatapan milik nenek. Dan—mata itu bukan menyiratkan sebuah kebencian atau apapun, melainkan mata memohon.
Kedua-nya saling bertatap satu sama lain, se-akan berbicara dengan mata mereka masing-masing. Aku hanya bisa diam, memandangi dua orang itu secara bergantian. Aura dirumah ini seperti dikelilingi aura hitam yang aku tidak tahu datang darimana. Aura hitam itu datang saat nenek mulai berdebat mata dengan Kyuhyun.
Aku ingin berteriak dan menyelesaikan sesi pertemuan yang menyebalkan ini. Tapi tidak bisa. Rasa takut itu kembali datang saat aku ingin membuka mulutku, membuatku selalu mengurungkan niat-ku untuk melakukan sesi peneriakan. Berdeham pun rasanya juga tidak bisa.
Kali ini mataku terpaku pada Kyuhyun, melihat semuanya dari sisi samping. Melihat tangannya sudah mengepal dibalik lengan baju yang sedikit kepanjangan itu. Deru nafasnya yang se-olah dia telah menghabiskan beberapa puluh meter untuk mencapai kesini. Aku tidak tahu mengapa dia seperti itu.
“Kyuhyun-ssi,” nenek memanggil, membuatku menoleh untuk menatapnya. “Mengapa kau tidak meminumnya, bukankan ini kesukaanmu ?” ujar nenek diselingi tawa kecil yang jahat. Aku menyerngit, saat dirinya berbicara bahwa darah adalah minuman kesukaan Kyuhyun. Aku memicingkan mata, meminta penjelasan yang lebih.
“Oh, Seohyun-a. kau kaget? Jika kau ingin meminta penjelasan, mintalah kepada orang yang berada disampingmu itu” aku langsung mengalihkan pandanganku kepada Kyuhyun, yang takut-takut menatapku.
Aku hanya bisa menatap Kyuhyun. Ku harap dia tahu, bahwa tatapanku itu meminta penjelasan dari-nya.
“Kyuhyun-ssi, kau tidak mau jujur kepada orang yang kau cintai?”  mataku terbuka dengan sempurna saat mendengar perkataan dari nenek.
Kyuhyun mencintaiku?!
Oke, sejujurnya ada hembusan rasa senang yang menyentuh hatiku, tapi aku tidak bisa menghindari rasa penasaran dan rasa takut yang sedari tadi telah membuatku menjadi patung. Seketika aku melupakan rasa senangku.
Kyuhyun melihatku, tatapan tajam itu melemah sekarang. “Aku…”
“Aku, apa Kyuhyun-ssi?”
“Aku harus pergi” Kyuhyun bangkit dari sofa, dan berbalik ingin pergi. Tapi sebelum dia benar-benar pergi dari tempat ini, dengan berani-nya aku mengejarnya, menahan tangannya.
“Kyuh…hyun” desisku, tanganku masih berada diatas tangannya. Menggenggamnya dengan kuat.
“Bicaralah. Kau tega, huh?” aku tidak tahu, mengapa sekarang suaraku kembali lancer untuk berbicara.
Kyuhyun hanya terdiam.
Tak berani menatapku.
Kyuhyun yang dingin itu seakan menjadi lemah sekarang.
Tanganku merosot untuk menggenggam jemarinya, dia hanya diam, biasanya dia akan selalu menolak untuk aku sentuh. Saat jemariku menyentuh kulit punggung tangannya… aku merasakan dingin seperti es, tanganku terjulur kembali. Aku kaget.
Dingin. Kulitnya benar-benar dingin. Itu bukan dingin karena ketakutan atau angin malam, tapi dingin yang berbeda.
“Kyuhyun” panggilku dengan suara yang bergetar, berharap dia mau menjelaskan semuanya. “Jelaskan padaku” pintaku lirih.
Kyuhyun bergeming. Dia tidak mau menatapku, maupun berdeham untuk membalas panggilan-ku. Aku torehkan pandanganku ke arah nenek yang kini sedang tersenyum sinis. Ingin dia menjelaskan secara langsung padaku tentang semua permasalahan yang dia buat.
“Kyuhyun, kau masih mau diam saja” nenek berdiri dari sofa itu, melangkah maju.
Aku kembali menatap kepala Kyuhyun yang menunduk. Pelan-pelan tanganku terulur kembali untuk menangkap tangan Kyuhyun. Menggenggamnya.
Ini dingin benar-benar dingin.
Aku mendekatinya. Makin mengeratkan tautan tangan kami. Masa bodoh dengan kulit putih-nya yang dingin yang bisa membuat kulitku juga ikut membeku, aku hanya ingin mengenggam tangannya itu saja.
“Jangan lari dari kenyataan Kyuhyun” suara sindiran dari nenek terdengar begitu menusuk.
Dalam hal ini, aku tak bisa memilih untuk membela Kyuhyun ataupun nenek, karena aku butuh penjelasan yang lebih dari mereka agar aku bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Entah ada apa dengannya, saat nenek berbicara seperti itu. Jemari Kyuhyun perlahan membalas tautan jemariku dijemarinya. Walaupun kulit nan putih pucat itu dingin, aku bisa merasakan sebuah kehangatan menjalar dari jemarinya, seakan membuatku untuk tenang dan bersabar.
Ini adalah hal tersulit. Membiarkan nenek terus berbicara dan memojokkan posisi Kyuhyun, tapi aku juga tak bisa membela Kyuhyun, karena semuanya belum jelas. Keduanya imbang, satu sama lain seperti mempunyai topangan alasan untuk mereka berdiri ditumpuan masing-masing yang sebenarnya aku tak tahu menahu alasan kuat mereka.
“Kyuhyun, kau masih diam saja… atau aku yang akan bilang ? Aku tak mau cucu-ku bisa jatuh  ke dalam pelukanmu”
‘Kyu, ku-mohon bicaralah yang jelas… aku mohon kau bicara yang apa yang seharusnya kau katakan’ batinku memohon. Ini memang sangat tidak berguna, Kyuhyun mana mungkin bisa mendengar semua perkataan dalam hatiku.
“Kyuhyun, kau masih mau diam sampai kapan ?”
“atau kau sedang lapar sekarang ? aku punya beberapa kantung darah rusa untukmu”
Dengan cepat aku menoleh pada nenek yang kini sedang melipat kedua tangannya didepan dada. Wajah yang dulu teduh sekarang berubah menjadi sebuah wajah jahat yang tidak bisa tebak akan apa lagi yang dia lakukan.
Dan …. Apa katanya barusan?
Darah rusa ?
Untuk Kyuhyun?
‘Kyuhyun bicaralah… aku mohon’ aku terus memohon dalam benakku, berharap Tuhan bisa menyampaikan apa yang ada didalam hatiku kepada Kyuhyun.
Otak-ku sedang benar-benar kacau tak sanggup untuk berpikir lagi. Aku tahu nenek sedang memberikan sebuah clue tentang siapa Kyuhyun. Tapi… aku sudah merasa lelah untuk berpikir. Harapanku hanyalah Kyuhyun. Aku ingin dia menjawab semuanya.
Dengan gerakan perlahan, Kyuhyun menatapku, mata yang tajam itu berubah menjadi sayu. Ada sebuah ketakutan disana. Aku membalas tatapannya, mencoba berbicara melalui mata kami.
Tiba-tiba matanya terpejam cukup lama. Yang ku yakin dia sedang menimbang-nimbang sebuah keputusan berat yang mengganggu pikirannya. Tak butuh berlama-lama, akhirnya Kyuhyun membuka matanya perlahan.
“…Seohyun” suara berat miliknya yang aku tunggu itu akhirnya keluar juga dari bibirnya. Aku menatapnya lekat, memberikan sebuah senyuman kecil. “Ya?”
Kyuhyun semakin mengeratkan tautan jemarinya, seperti takut kehilanganku. “…Maafkan aku… Aku telah banyak berbohong padamu”
Aku menyerngitkan kening, memicingkan mata, mencoba menangkap arti dari perkataannya. Oh bisakah dia langsung untuk mengatakannya? Aku lelah untuk berpikir lagi!
“…Seohyun-a” makin lama tautan jemarinya semakin keras membuatku harus sedikit menahan sakit. “…aku adalah” Kyuhyun memberikan jeda, jemarinya kini sedikit bergetar, tubuhnya seakan menahan sesuatu yang dia tahan untuk tidak membuncah keluar. “…Vampire
Tubuhku kaku. Kata singkat namun bisa membuatku terasa lemas saat mendengarnya. Kyuhyun adalah vampire.
Pandanganku beralih pada nenek, berharap ini hanya khayalanku saja. Tapi tidak! Nenek mengangguk dan tersenyum puas. Jadi, dia menyiapkan secangkir darah untuk Kyuhyun karena ingin membongkar sosok asli Kyuhyun.
Aku menarik tautan jemariku dari Kyuhyun. Aku merosot dan terduduk di lantai, kedua kaki sudah tak sanggup untuk menopang tubuhku karena terlalu shock dengan hal ini. Aku kira vampire atau semacamnya hanya ada di dunia dongeng dan ternyata dugaanku salah.
Vampire yang sebenarnya ada didepanku saat ini. Berdiri dengan begitu menawan walaupun ada sebuah ketakutan besar yang menjalar diseluruh tubuhnya.
“kau tidak bercanda?” tanyaku lirih, berharap dia tiba-tiba berteriak dan mengatakan ‘Haha, kau bodoh Seohyun, kau percaya begitu saja’ sayangnya itu tidak terjadi. Dia masih bergeming ditempatnya berpijak saat ini.
Oh Tuhan. Apalagi ini.
“Maaf, aku harus pergi”
“Jangan seenaknya pergi!” suaraku mengiterupsi.
Kyuhyun yang tadinya ingin bergerak berbalik, terdiam, ku lihat kakinya tak jadi beranjak dari tempatnya. Aku bangun, kembali mengaitkan tangannya dengan jemariku. “Aku harus berbicara padamu, tanpanya” kataku dengan suara sedikit meninggi diakhirnya.
“Selamat tinggal” ucapku sambil menarik tangannya keluar dari rumah nenek.
*
“Apakah ada hal yang lain yang kau tutupi dariku?” aku membuka suara setelah terdiam cukup lama didalam mobil. Tubuh ku terasa menegang seketika saat mengetahui dia bukanlah manusia biasa, melainkan vampire—yang siap kapan saja membunuhku jika dia sedang kelaparan—ya, walaupun aku tahu Kyuhyun tidak akan melakukan hal seperti itu.
Kyuhyun masih fokus dengan setirnya, tapi aku tahu dia juga bisa tak melihat jalan walaupun sedang menyetir, itulah kelebihan seorang vampire yang biasanya aku baca disetiap buku-buku berbau misteri semacam itu.
Aku menoleh ke samping, memandangnya, dengan wajah penuh harapan agar dia mau menjelaskan yang lebih dari itu. Berharap ini adalah rekayasa yang dibuatnya hanya untuk menakut-takutiku. Tapi—tidak. Ini semua adalah nyata, saat semua memori-memori tempo dulu merasuk dalam otakku, itu semua berhubungan.
  1. Dia yang tak menyukai matahari
  2. Aku yang tidak bisa membaca pikirannya
  3. Dia yang tidak pernah makan walaupun saat jam istirahat tiba
  4. Dan sebagainya yang membuatku menjadi tertarik padanya.
Ini memang tidak logis. Jadi, aku menyukai seorang vampire. Seorang peminum darah. Seorang yang berbahaya. Oh tidak, aku bisa gila jika mendapatkan kejutan-kejutan yang membuatku hampir jantungan seperti ini.  Dan kata nenek, dia mencintaiku ? Sejujurnya, aku senang mendengar hal itu, tapi tidak untuk saat genting seperti ini.
Oh, ayolah Cho Kyuhyun. Bicaralah padaku, jawab semua pertanyaanku yang sebenar-benarnya. Aku butuh jawaban agar otakku tidak mendesak segala pertanyaan yang membuatku gila. Bicaralah Kyuhyun, ku mohon.
Aku tahu dia bisa membaca pikiranku. Tidak mungkin tidak. Aku percaya itu dari semua hal yang pernah ia lakukan padaku.
“Kyuhyun, sampai kapan kau diam!” nadaku sedikit meninggi, setelah bersabar hampir berpuluh-puluh menit lamanya. “Aku hanya butuh kejujuranmu. Tidak lebih! Apa yang kau sembunyikan lagi?”
Kyuhyun memejamkan matanya sebentar, “…Kau sudah tahu semua, tak ada yang disembunyikan lagi…seorang vampire yang mencintaimu…”
Tubuhku kaku. Mataku tak lepas dari lekuk wajahnya yang begitu menawan jika dilihat dari tempatku saat ini. Matanya yang tajam saat menatap jalan, kulitnya yang putih berbalut kemeja hitam, dan semuanya yang berada didalamnya membuatku mengurungkan segala niatanku untuk memaki dan memarahinya.
“bisakah kau katakan sekali lagi pada kalimat terakhirmu?” entah ada apa dengan pikiranku saat ini, beraninya mengatakan hal itu.
Kyuhyun langsung menepikan mobilnya, berhenti, kemudian dirinya menghadap ke arahku. Matanya yang tajam dan mengkilat bagai sebuah berlian itu menatapku dengan dalam. Jika nenek sedang berada disini, pasti dia tidak menyukai hal yang sedang terjadi disini.
Tangannya yang dingin itu meraih jemariku, rasanya hangat, apakah kulitku yang sedang bermasalah. Jemarinya begitu hangat, aku tidak tahu, mengapa ini bisa terjadi. Apa ini hanya perasaanku saja, ya, mungkin hanya perasaanku saja.
Tangan kirinya menangkup pipiku, “Aku mencintaimu, Joohyun. Aku benar-benar mencintaimu. Aku sudah mengenalmu sejak lama, sebelum kau bertemu denganku…Aku selalu menjagamu, tapi aku terlalu takut. Maafkan aku telah membohongimu, aku takut kau akan menjauh dan pergi seperti … gadis yang ku cintai di beberapa puluh tahun yang lalu..”
Wajahnya yang biasanya tegas itu berubah. Sendu. Menampilkan sosok Cho Kyuhyun yang lain.
“Jadi, apakah kau masih mau bersamaku? atau kau akan pergi meninggalkanku?”
Aku menatapnya, tenggorokanku seakan tercekat hanya untuk berdeham saja. Mata bulatku masih terpaku pada mata indahnya. Pikiranku kosong. Yang ku dengar hanyalah suara degup jantungku yang tak karuan dan merasakan desiran darah naik ke atas kepala membuat wajahku memanas dan sedikit pusing dibagian kepalaku.
Kyuhyun menatapku. Menunggu jawabanku.
Aku belum bisa memberikan jawabanku. Tiba-tiba perasaan takut menyeruak didalam hatiku, membuatku enggan untuk menjawab. Tapi di satu sisi, aku merasakan kesenangan membuncah didalam diriku saat Kyuhyun bertanya itu. Ya, aku masih ragu.
“Bisakah kau memberikanku waktu. Aku masih butuh untuk penenangan…”
Setelah mendengar jawaban (yang sepertinya menyakitkan untuknya) dirinya kembali dalam posisi semula. Badan dihadapkan ke depan, dan mata indahnya itu dia fokuskan lagi ke jalan. Lalu, sebuah sunggingan senyuman kini terlihat sedikit.
“Maafkan aku, Kyuhyun”
“Jika kita ditakdirkan bersama. Pasti kita akan bersama di satu jalan yang sama. Jika Tuhan tidak menjadikan kita satu, aku akan menerimanya, setidaknya kau beruntung tidak bersama monster yang mengerikan seperti-ku. Ya, kan?” ucapan nan tenang itu baru saja keluar dari suara berat milik Kyuhyun, setelah mendengar itu, aku menjadi tersentuh.
Tapi aku tidak bisa berkata apapun.
“Kau tahu, aku bisa melihat masa depan? Ya, itupun acak—bisa terjadi dan juga tidak. Semua tergantung pada Tuhan. Sejujurnya, aku pernah melihat kita berdua di masa depanmu, kita hidup bahagia. Tapi tidak ada yang tahu bahwa itu akan terjadi, masih banyak cobaan yang harus dihadapi…”
Jadi—dia. Dan cobaan yang dia maksud—adalah—nenek.
Di masa depanku, kami hidup bersama dan bahagia. Apakah akan terwujud? Jadi, apakah aku akan menjadi manusia—atau menjadi—vampire.
Dia menyalakan mesin mobil, membuatku tersentak dengan lamunanku.
Aku berdeham, “Kyuhyun, jika kita tidak menjadi bersama, apakah kita bisa menjadi sahabat selamanya?”
Kyuhyun menoleh padaku, memberikan sebuah senyuman yang—begitu berarti. “Tentu saja, kau adalah gadis yang terbaik yang pernah aku temui, walaupun kau sedikit lancang untuk membaca pikiran orang” jawab Kyuhyun sembari satu tangannya mengelus puncak kepalaku, membuatku sedikit kikuk.
“Lalu, jika bersama—aku akan menjadi apa—ah, tidak… maksudku—“
“Aku tahu. Dan aku tidak tahu soal itu, saat melihat masa depanmu, kau masih dengan darah manusiamu. Kau belum berubah dalam bentuk apapun. Lebih baik, kau jangan pikirkan hal itu, lebih baik pikirkan masa depanmu yang lebih baik. Masih banyak yang bergantung padamu”
Kyuhyun yang ini, benar-benar dewasa. Dia tidak egois. Dia masih memikirkan keadaanku. Dia sungguh-sungguh mencintaiku, walaupun dia tahu akan ada konsekuensi yang akan membuatnya terpuruk dan jatuh dalam jurang kesakitan.
Kyuhyun. Aku mencintaimu.
“terima kasih” dia tersenyum, mendekatkan dirinya, lalu memberikan sebuah kecupan manis di keningku.
Mataku melebar dengan sempurna. Tak percaya dengan hal ini.            Tapi kemudian aku tersenyum malu.
Rasanya, semua aliran darahku terasa berhenti sekarang. Pipiku lebih panas dibanding beberapa menit yang lalu. Dan aku terasa membeku.
“Terima kasih untuk semuanya, Seohyun-a”
Aku terdiam, menatapnya, merenungi setiap perkataan yang terlontar dari bibir manisnya.
Aku merasa bahwa ucapannya barusan adalah ucapan perpisahan…[]
END
haha bercanda-canda, ini belum abis hehe. MASIH TBC !
First, Thankyou for my active reader yang udah setia ninggalin jejaknya disetiap part-part yang aku buat.
Second, Thankyou for my silent reader yang udah mau sempatin baca ff ini dari awal sampai akhir.
KAMSAHAMNIDA ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar