Senin, 01 Oktober 2012

Different [Part 13]

Author :Vina Aprilia Widiani
Title : Different
Cast
Seohyun
Kyuhyun
Yoona
Sunny
Type  : Series
Rating : 14+
Summary : Aku bisa melihat semua pikiran orang lain, kecuali dia. Seorang namja berkulit putih pucat yang sosoknya jauh dari semua orang. Namja yang se akan menarikku lebih jauh masuk ke dalam kehidupannya yang penuh misteri dan gelap.
Disclaimer : Cast milik Tuhan, ayah-ibu mereka, dan juga Agensi mereka. dan jalan cerita ini, semua punya otakku. karena otakku yang bekerja untuk membuat ff ini..-
_ooo_
Gadis itu tampak lelah. Saat kakinya turun dari mobil Kyuhyun, dirinya seperti diambang. Dirinya tidak mengikhlaskan diri untuk turun dari sana, dan ingin bersama pria itu terus menerus.

Saat perkataan terima kasih itu dilontarkan dari bibir Kyuhyun, dirinya bagai patung yang tidak tahu mesti berbuat apalagi. Semuanya terasa kosong, hati dan pikirannya seperti orang bodoh.

Gadis itu—Seohyun—masih ingat bagaimana lembutnya bibir Kyuhyun menyentuh keningnya. Begitu mengingat aliran darah naik ke kepalanya dan membuat pipinya memanas juga membuat perutnya sedikit geli karena sentuhan lembutnya. Dan jauh didalam lubuk hati gadis itu, dirinya ingin saat itu waktu berhenti. Membiarkan Kyuhyun terus mengecup keningnya dengan lembut.

Tapi tidak bisa. Waktu akan terus berjalan sebagaimana mestinya. Dan membiarkan semuanya berlalu dengan se –izin Tuhan.

Gadis itu masih berdiri. Kedua manik mata indahnya itu terus memandangi mobil Kyuhyun yang sebentar lagi akan menghilang ditikungan sana. Tak butuh waktu beberapa menit, mobil itu sudah menghilang. Membuat wajah manis gadis itu berubah masam.

Seohyun tahu bahwa dia belum bisa menjawab pertanyaan Kyuhyun. Hatinya menginginkan Kyuhyun, tapi tubuhnya tidak menginginkan pemuda vampire itu—lidahnya terlalu kelu hanya untuk bilang ya.

Bodoh bukan?

Ya, dia merasa terlalu bodoh. Jadi buat apa selama ini ia lakukan kalau sudah didepan mata begitu saja ia lepaskan. Seohyun sendiri juga tidak mengerti hal itu.

Kini ia berbalik dan berjalan gontai untuk masuk ke dalam rumahnya. Tidak ada kata salam yang biasa ia ucapkan saat masuk ke dalam rumah. Tak perlu ditanya kenapa, karena hatinya sedang kacau. Jadi dia tidak memperdulikan rasa khawatir ibunya yang kini sedang memandang gelisah ke arahnya. Seohyun terus berjalan dan naik tangga untuk menuju kamarnya.

Sepanjang perjalanan dirinya menuju kamar. Hanya rutukan kebodohan yang terus di ucapkan dalam hatinya. Merutuki kebodohannya karena membuat dirinya melepaskan Kyuhyun.

Gadis itu masuk ke dalam kamarnya. Berjalan gontai ke ranjangnya, menghempaskan dirinya kesana. Memejamkan kedua matanya yang sudah lelah untuk terbuka lagi. Dia tidak ingin tidur. Akhirnya ia mengulang memori di mobil tadi. Memori yang tidak akan dia hilangkan sampai kapanpun.

“Aku tahu. Dan aku akan mengikuti apapun yang sudah Tuhan takdirkan padaku” ucapnya, masih dengan mata yang dipejamkan.



Matahari sudah terbangun dari tidurnya. Mulai memancarkan sinarnya, walaupun para manusia tidak ingin dia bangkit dulu dari tempatnya. Dan salah satu manusia itu adalah Seohyun, dia tidak ingin matahari terbit dulu. Dia masih ingin dikamarnya, masih ingin sendirian.

Tapi dia bukan Tuhan. Dia tidak akan bisa menyuruh matahari untuk tidak terbit dulu.

Akhrinya, gadis itu membuka matanya. Terdapat lingkaran hitam dikedua matanya bulatnya. Itu dikarenakan dia tidak bisa tidur. Dan mata bulat itu terlalu sembab, dia habis menangis. Menangisi segalanya.

Apa yang dia harus lakukan hari ini? Dia tidak mengerti. Dia se-akan lupa hari apa ini.

Menyibakkan selimutnya dengan kasar, Seohyun beranjak dari ranjangnya menuju meja riasnya. Melihat dirinya yang begitu lusuh dan tidak ada semangat hidup. Rasa menyesalah yang membuat dirinya seperti ini.

“Seohyun-a. Ayo bangun!” teriak sang ibu dari lantai bawah membuatnya sedikit berdecak kecil.

Ia menghela nafas berat. Berharap masalahnya begitu cepat hilang dari pikirannya, walaupun tidak bisa hilang begitu cepat seperti yang dia inginkan.

Gadis itu memalingkan dirinya dari kaca. Tak sanggup melihat wajah yang begitu menyuramkan. Dengan sedikit lunglai, ia berjalan menuju kamar mandi. Dan bersiap untuk ke sekolah.

~o0o~
Seohyun menampakkan kakinya masuk ke dalam kelas. Masih terlihat sepi, hanya ada beberapa orang disana. Dan—Kyuhyun—pemuda vampire itu sudah duduk ditempatnya. Memberikan sebuah senyuman manis yang untuk menyapa. Dia sedikit melongo—rahangnya sedikit terbuka karena sikap Kyuhyun yang masih tetap sama—masih bersikap baik padanya.

Dirinya berjalan pelan menuju tempat duduknya, mata bulatnya tak lepas dari sosok Kyuhyun.

Oh dia salah. Dia kira Kyuhyun akan menjauhinya. Ternyata tidak seperti dugaannya.

Seohyun tersenyum kikuk. Berbeda dengan wajahnya, hatinya sedang berteriak kesenangan karena telah diberikan senyuman pagi oleh Kyuhyun. Ini memang terkesan berlebihan tapi untuk Seohyun ini seperti sebuah semangat pagi olehnya.

Dia duduk ditempatnya. Berpaling dari Kyuhyun menuju mejanya yang kosong. Mengatur nafasnya yang memburu. Tak ingin Kyuhyun melihat rona merah diwajahnya karena malu. Oh dia bagaikan orang yang sedang baru saja jatuh cinta!

Seohyun mencoba mengalihkan rasa malunya dengan mengeluarkan sebuah novel dari dalam tasnya. Membuka dan membacanya. Ia tak sanggup menahan rasa malunya yang seperti ingin membludak keluar dari kepalanya. Sepertinya rangkaian tulisan yang terdapat dalam novel itu terasa berputar-putar dalam penglihatannya—lihat saja dia bagaikan orang bodoh yang hanya memandangi tulisan tapi tidak membacanya. Ia tidak bisa berkonsntrasi untuk membaca. Ingin terus kembali memandangi Kyuhyun.

Oh jangan gila.

Sudah banyak orang dikelas, itu tidak mungkinkan jika ia memandangi Kyuhyun. Apalagi kalau Sunny sudah berada dikelas, duduk didepannya dan akan terus mengajaknya mengobrol. Ini akan menjadi petaka untuknya—ketahuan jika ia melihat pria misterius itu diam-diam—dan akan ketahuan jika menyukai Kyuhyun—ah tidak—sepertinya rasa sukanya sudah berubah menjadi MENCINTAI vampire itu.

Bisa gila.
Mengapa harus seorang vampire yang ia cintai?
Mengapa bukan manusia biasa seperti dirinya?
Hingga mereka tidak harus berada disebuah  sisi lain tembok besar yang tak bisa menyatukan mereka.

Inikah takdir Tuhan untuknya?

Gadis itu malah menggelengkan kepalanya pelan. Seolah-olah jalan yang ia pilih ini adalah salah—mendekati Kyuhyun dan berakhir seperti ini—sangat mengenaskan. Tapi disatu sisi, ia bersyukur—Kyuhyun seperti sebagian penyemangat hidupnya.

Disetiap masalah pasti akan selalu ada baik dan buruknya, kan?

Ia menghela nafasnya berat. Memfokuskan diri lagi pada novel yang ia pegang sekarang. Berusaha menghilang pikiran-pikiran yang tidak ada hubungannya dengan sekolah. Ya, dia sekolah dan seharusnya dia berpikir tentang pelajaran—bukan masalahnya diluar sekolah.

Aku mencoba untuk mengerti, Kyuhyun-ah” gumamnya pelan.

_o0o_

Setelah deringan lonceng menggema ke seluruh penjuru gedung sekolah semua anak murid menghambur keluar. Tidak sabar untuk membebaskan pikiran mereka dari hal yang berbau pelajaran ataupun ocehan guru yang memuakkan. Begitu juga Seohyun—dia ikut keluar bersama murid lain—tidak seperti har-hari kemarin dimana ia akan pulang sore dan berbincang dengan Kyuhyun.

Dia masih terlalu takut.
Dia masih belum bisa menerima.
Walaupun dia akui bahwa ia mencintai Kyuhyun. Tapi itu belum cukup untuk menerima Kyuhyun.

Disampingnya terlihat Sunny mengoceh sendiri—yang entah apa ia tidak tahu—di otaknya bukanlah perkataan Sunny melainkan Kyuhyun.  Lebih baik mengingat momen mereka malam itu. Sungguh indah dibanding harus mendengar ocehan Sunny yang baginya tidak terlalu penting.

“Hey, Seohyun! Kau dengarkan aku atau tidak!” Sunny memberhentikan langkahnya, menatap Seohyun dengan kesal. Sedikit mempoutkan bibirnya.

Seohyun ikut memberhentikan langkahnya. Lamunannya buyar. Tatapan poloslah yang membalas tatapan kesal Sunny. “Ada apa? Aku mendengar” balasnya bohong, ia tidak sungguh-sungguh mendengar ocehan Sunny padanya.

“Jadi apa yang aku ceritakan padamu?” Sunny menyelidik. Kedua tangannya dilipat didepan dada.

Inilah beruntungnya Seohyun—dia mempunyai kekuatan psikis—jadi hanya perlu membaca pikiran Sunny. Dan semua bereskan?

“Kau bercerita tentang Sungmin sunbae yang mengajakmu kencan malam romantis. Dan kau sangat tersentuh” jawabnya lancar. Tersenyum kemenangan.

Sunny mendengus kecil. “Huh. Kau itu!”

Gadis yang mempunyai rambut berlombang warna coklat itu hanya tertawa kecil. Kalau saja temannya tahu bahwa ia berbohong pasti ia akan mengomel tidak jelas dan membuat pendengarannya sakit.

“Tapi pandanganmu kosong, Seohyun. Ku kira kau tidak mendengarkanku” kata Sunny. Kembali melanjutkan langkahnya.

“Tapi aku masih bisa mendengarmu”

_o0o_

Malam ini Seohyun mempunyai rencana untuk pergi ke toko buku. Ia sudah siap-siap, memakain pakaian perginya dan juga tas selempang yang terlampir dipundaknya. Waktu sudah menunjukkan jam 7 malam. Waktunya untuk berangkat!

Intinya dia pergi ke toko buku bukan karena ia sedang membutuhkan sebuah buku, melainkan mengalihkan seluruh perasaan dan pikirannya dari Kyuhyun dengan hal yang dia senangi; yaitu ke toko buku.

Ia keluar dari kamarnya, turun dengan cepat.

Rumah ini sepi. Ya, hanya Seohyun seorang diri dirumah ini. Ayah dan ibunya sedang pergi keluar kota untuk urusan bisnis sang ayah.

Seohyun membuka pintu rumahnya. Senyum merekahnya hilang diganti dengan tatapan kagetnya. Ia mendapati Yoona—gadis yang ia ketahui sebagai pacar Kyuhyun—berada didepan rumahnya. Bagaimana bisa?

“Oh, Yoona -ssi

Gadis cantik bernama Yoona itu tersenyum, “Hei, Seohyun. Apa kabar?” Yoona melambaikan tangannya.

Seohyun mengerang kecil, “Ah—ak-a-aku baik. Bagaimana denganmu? Lalu mengapa kau bisa tahu rumahku?”

Oh Seo Joohyun! Pertanyaan bodoh apa itu, batinnya.

Ya, untuk apa dirinya mengatakan hal itu jelas-jelas bahwa Yoona pasti adalah vampire seperti Kyuhyun. Tidak perlu Seohyun selidiki semua yang Seohyun lihat dari semua kedatangan Yoona yang tidak bisa ia rasakan menunjukkan bahwa Yoona pasti mempunyai kekuatan yang kuat.

“Aku baik. Dan aku tahu dari—Kyuhyun. Maafkan aku membatalkan acaramu”

Seohyun hanya bisa menggeleng, “Tidak. Ayo masuk”

Keduanya masuk dan Yoona duduk disalah satu sofa empuk yang berada diruang tamu.

“Kau tidak perlu mengambilkan sebuah minuman atau apapun. Aku tahu kau sudah mengetahuinya” perkataan Yoona berhasil membuat Seohyun memberhentikan langkahnya. Gadis itu berbalik dan memilih duduk didepan Yoona, ia tidak tahu harus mengatakan hal apa lagi.

Yoona mengulum senyum memperhatikan raut wajah Seohyun yang sedikit takut padanya. “ Oh, Seohyun –ssi. Kau rileks saja denganku” katanya menatap Seohyun dengan kedua manik indah matanya.

Seohyun hanya bisa tersenyum kikuk. “J-jadi, apa yang membuatmu datang kerumahku?” tanya Seohyun halus, ia ingin sedari tadi mengatakan hal itu pada seorang wanita yang sedang duduk dengan anggun didepannya ini.

“Hanya ingin bercerita sedikit denganmu tentang saudaraku—Kyuhyun. Aku tahu kau bermasalah jika membicarakan tentang hal ini. Tapi aku hanya ingin bercerita denganmu” balas Yoona, menatap lembut pada Seohyun.

“saudaramu?”

“Ya, kami adalah saudara. Bukanlah kekasih seperti yang beberapa waktu lalu kau kira. Sebagai saudara yang baik, aku hanya ingin kau tahu tentang Kyuhyun dan juga—tentang kami”

Seohyun sepertinya tertarik dengan hal ini. Dia menjadi mengembangkan senyumannya.

“Yoona –ssi, bisakah kau ceritakan secara detailnya” pinta Seohyun pelan. Matanya yang bulat itu memperlihatkan sebuah permohonan. Ya, ini yang dia tunggu, mengetahui semuanya dengan jelas. Setidaknya itu membantunya untuk pelan-pelan keluar dari masalahnya.

“Kami adalah keluarga vampire yang selalu berpindah dari tempat ini dan itu. Sejak kami pindah ke daerah ini. Kyuhyun meminta agar kami tidak boleh berpindah-pindah lagi. Kami semua bingung, setelah kami semua menyelidikinya ternyata ada seseorang yang ia sukai. Dan itu adalah dirimu—gadis kecil yang masih berusia tujuh tahun. Kami tidak mengerti mengapa Kyuhyun menyukai dirimu yang masih kecil, tapi setelah ia menjelaskan. Kami semua mengerti dan akhirnya kami menetep disini”

“Tunggu! Kyuhyun menyukaiku sejak umurku 7 tahun?” Seohyun terlihat kaget saat mendengar hal itu dari Yoona. Tak bisa ia percayai bahwa Kyuhyun telah mengenal jauh lebih lama dibanding dirinya mengenal Kyuhyun.

Tidak bisa dipercaya.

Yoona mengangguk mengulum senyum. “Ya, dia telah menyukaimu sejak kau masih dibilang kecil. Dia menyukaimu karena semua orang menyayangimu apalagi saat dia mengetahui bahwa dirimu akan mendapatkan penyakit parah. Ia ingin selalu disisimu, menjaga dirimu diam-diam”

Suaranya seakan tercekat. Tak mampu untuk berbicara banyak. Jadi dia hanya bisa menunggu Yoona untuk berbicara lagi.

“Aku tahu kau pasti kaget. Tapi aku berbicara seperti ini hanya untuk membuatmu tidak menjauhi Kyuhyun. Aku menyayanginya, aku tidak ingin ia bersedih lagi.”lagi-lagi Yoona hanya tersenyum.

“percintaan antara manusia dan vampire itu memang tidak biasa. Tapi aku mengalaminya”

Seohyun membesarkan matanya, kaget mendengar bahwa Yoona mengalaminya. Lalu jadi bagaimana? Oh tidak. Ini gila. Dirinya benar-benar tidak percaya dengan hal ini.

“Haha. Kau kaget ya?” Yoona tertawa ringan. “Aku sudah mempunyai suami, kau tahu? Dulu, dia adalah seorang manusia. Dan cinta kami sama seperti dirimu dan Kyuhyun, tidak mulus yang artinya banyak sekali rintangannya. Tapi berkat Tuhan, kami menjadi satu. Ini semua memang butuh waktu, Seohyun”

Seohyun menghela nafasnya, “Rintangan. Jadi kita sama? Bagaimana kau melewatinya?”

Yoona beranjak dari duduknya, lalu mengambil tempat disamping gadis itu. Kembali menampilkan senyuman indahnya, kedua tangannya ia eratkan pada kedua bahu Seohyun.

“Semuanya punya caranya tersendiri. Kau yang harus menyelesaikan masalahmu sendiri. Oh ya, tentang nenekmu. Aku mohon padamu agar dirinya tidak menganggap kami sebagai makhluk yang jahat. Kami semua punya makanan kami sendiri, kami bukanlah makhluk buas yang memakan manusia dengan sembarangan. Kami tahu bahwa kami hidup ditengah-tengah manusia… Jadi, ku mohon jangan takut kepada kami”

Seohyun menganggukkan kepalanya pelan mata bulatnya tak lepas dari wajah Yoona yang sedang terseyum kepadanya. Ia mengerti. Dan semuanya memang harus diselesaikan satu per satu dengan kepala dingin. Bukan eluhan ataupun hal yang menjurus dengan kekesalan.

“Aku hanya ingin kau mengetahuinya. Aku tahu kau pasti mencintainya. Mau berwujud apakah dirimu nanti, temukan lah cinta sejatimu.”

Seohyun terdiam mencerna kata tiap kata yang terlontar dari bibir Yoona. Wanita itu benar, mau berwujud apakah dia nanti, temukanlah cinta sejatinya. Seperti kata pendorong bahwa dia harus menerima Kyuhyun.

“Ah ya, Seohyun sepertinya ada yang ingin datang berkunjung. Aku harus pergi,”

Seohyun menyerngitkan keningnya. “Berkunjung?

“Kau akan tahu sendiri nantinya. Aku permisi, ne?” Yoona kini bangkit dari tempatnya, membernarkan dressnya yang berpendar.

Seohyun hanya bisa mengangguk kecil, “Terima kasih, Yoona –ssi” ia bangkit dari duduknya juga, berjalan lebih dulu dibanding Yoona karena ia harus membukakan pintunya. “Seringlah berkunjung kesini, ne?” ucapnya ramah dan hanya dibalas dengan anggukan juga senyuman manis dari Yoona.

“sampai jumpa”

_TBC_
:: Maaf sepertinya yang menginginkan moment Seokyu disini sepertinya tidak bisa terwujudkan. Sejujurnya aku nggak bisa bikin moment romantis. Butuh bacaan yang romantis dulu baru deh bisa haha *curhat::
Semoga part yang ini nggak ngecewain yah. Gomawo
First, Thankyou for my active reader yang udah setia ninggalin jejaknya disetiap part-part yang aku buat.
Second, Thankyou for my silent reader yang udah mau sempatin baca ff ini dari awal sampai akhir.
KAMSAHAMNIDA ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar