Selasa, 28 Agustus 2012

Different [Part 10]

  

                         Different [Part 10]



Title : Different
Cast :
Seohyun – Seo JooHyun
Kyuhyun – Cho Kyuhyun
Im YoonA – YoonA

Type  : Series
Rating : 14+
Summary : Aku bisa melihat semua pikiran orang lain, kecuali dia. Seorang namja berkulit putih pucat yang sosoknya jauh dari semua orang. Namja yang se akan menarikku lebih jauh masuk ke dalam kehidupannya yang penuh misteri dan gelap.
Disclaimer : Cast milik Tuhan, ayah-ibu mereka, dan juga Agensi mereka. dan jalan cerita ini, semua punya otakku. karena otakku yang bekerja untuk membuat ff ini..
Apakah kalian semua sudah bosan dengan cerita ini ? Hehe, jeongmal mianhaeyo. Mungkin fanfic ini akan menghabiskan sampai part -20 (sepertinya).   Semoga kalian nggak bosen yah, itu sih baru rencana aja.
So, Let’s Read ! Berikan comment kalian yah, biar aku bisa memperbaiki ff ini jika ff ini banyak kesalahan atau gimana.


Aku benar-benar cemas sekarang. Disaat kami berbicara bersama selama kurang lebih 30 menit. Tiba-tiba wajahnya berubah menjadi tak karuan, wajahnya yang memang pucat itu semakin menjadi-jadi, matanya yang tadi melengkung karena tersenyum berubah menjadi mata sipit yang mengilat tajam dan nafasnya yang tersengal itu makin lama terdengar nyaring seperti seorang serigala yang sedang kelaparan.
Dan dari hal yang kutahu bahwa… bisa dibilang dia seperti kehilangan energinya.
Aku lebih mendekat padanya, mencoba meraih tubuhnya untuk ku bawa keluar. Tapi nyatanya dia menepis lembut tanganku dengan lengannya, dia tak mau ku bantu. Dia ingin menyelesaikan sesi kesakitannya sendiri.
“Kyuhyun, “ aku memanggilnya penuh kecemasan, “Kau butuh sesuatu ?” aku bertanya, tapi hanya dijawab oleh gelengan kepalanya yang kurasa menandakan bahwa dia tidak perlu apapun.
Matanya yang mengilat itu menjadi terpejam, seperti mencoba menahan sakit yang begitu luar biasa. Seperti mencoba mengendalikan diri dari sebuah peristiwa kerasukan yang sangat hebat.
Tunggu!
Sepertinya ini bukanlah hal yang pertama kali aku lihat, sebelumnya aku pernah sekali melihat Kyuhyun yang seperti ini. Dan aku juga tidak tahu apapun masalah yang sedang membelenggu tubuhnya yang sudah kurus itu.
Mata Kyuhyun terbuka lagi, sekarang sudah lebih tenang dibanding beberapa detik yang lalu. Nafasnya yang tersengal itu sudah kembali seperti semula, ada kelegaan dihatiku melihatnya lebih normal lagi. Ku duduk dibangku didepannya, memandanginya, menuntutnya untuk menjelaskan sesuatu tentang dirinya tadi.
“Hanya sebuah penyakit bawaan,” kata Kyuhyun saat dia menyadari bahwa aku sedang memandangnya, kemudian sebuah senyuman manis terlihat dari wajahnya. Dia berusaha membuatku tak khawatir.
“Katakanlah, jika kau mau… Bukankah kita seorang teman? Aku tentu boleh mengkhawatirkanmu“ aku ingin sekali menggenggam tangannya untuk mencoba meyakinkannya bahwa aku bisa menjadi teman yang baik. Nyatanya, itu tak akan bisa terjadi, Kyuhyun tidak suka ada bagian tubuhnya yang tersentuh.
Dia menggeleng, “Tidak. Aku tidak ingin membuat orang khawatir. Maafkan aku telah membuatmu menjadi khawatir” dia berucap seakan tak terjadi apapun, seakan-akan kesakitan yang dia alami tadi hanyalah hal yang biasa.
“Benar ?”
Dia mengangguk, mengulum senyuman.
Baiklah, aku mengerti bahwa dia tidak mau jika ada yang khawatir dengannya. Okey, aku akan tetap tenang dan memberikan wajah kelegaan karena kemauannya. Walaupun begitu, jauh dilubuk hati ini, aku menyimpan rasa khawatir yang begitu banyak.
Kami kembali berbicara, membuat hal pembicaraan yang lalu. Seakan-akan kejadian barusan hanyalah sebuah kejadian yang bisa di skip kapan saja. Dan melupakannya. Aku mengikuti ke mauan Kyuhyun.
“ Kau sudah mempunyai seorang kekasih ? “
Mengapa dia bertanya hal yang tidak penting begitu sih ? Bukannya dia baru saja melewatkan sesi kesakitan yang begitu membuatku cemas, sekarang dia bertanya hal semacam itu.
Ku palingkan wajahku ke arah pohon besar yang berada dihalaman luar sana. Tidak ingin melihatnya yang kini sedang melihatku dengan lekat. Aku yakin wajahku akan semerah tomat nantinya.
“Hei, aku bertanya”
Aku menggeleng lemah, kurasa dia tahu bahwa aku tidak mempunyai kekasih.
“Kau tidak laku” ejek Kyuhyun. Aku menoleh padanya, mataku memicing melihat dirinya tertawa.
Ingin rasanya aku membungkam mulutnya dengan sebuah kain agar dia tidak berisik lagi. Tapi entahlah, ada rasa senang yang mengalir dalam hatiku saat melihat dirinya tertawa puas seperti itu, walaupun aku menjadi objek kekonyolannya.
Wajah sakit yang ku lihat tadi benar-benar tidak ada lagi sekarang. Raut mukanya benar-benar berubah, walau aku merasa dia sedang menyembunyikannya.
Aku membuat wajah marah padanya. Tapi dia tak ingin berhenti juga.
“Cukup, Kyu !”
“’Tidak. Tidak. Haha… kau tidak laku !” dia semakin memperbesar suaranya, membuatku menjadi malu dan kurasa pipiku memerah karenanya.
Aku menutup wajahku dengan kedua telapak tanganku. Tak ingin membiarkan Kyuhyun melihat wajahku yang memerah ini.
“Aku tahu kau tampan dan laku. Tapi tidak usah mengejekku !”
“ Aku memang tampan dan juga laku”
Aku ingin mencubit pipi Kyuhyun. Mengacak-ngacak wajahnya agar diam dan tak membuat sebuah bahan leluconnya lagi.
Suara tawa Kyuhyun akhirnya makin lama memelan dan hilang. Kurasa wajahnya juga kembali serius. Dia seperti bunglon !
Mianhae, “ ucapnya pelan, mengintipku. “ Kau tahu ? Aku tak pernah tertawa seperti ini. Akhirnya aku bisa merasakannya karena dirimu. Terima kasih”
Aku mendongak. Mataku memicing. Memperhatikan wajahnya dengan lekat, mencari akan kebenaran atas semua perkataannya barusan, dan itu semua adalah benar dan tidak bohong ataupun lelucon. Dan aku benar-benar merasakan bahwa dia benar. Matanya hitam itu seakan berkilau saat terkena sinar matahari yang sedikit mengenai dirinya.
“ Sama-sama,” aku tersenyum.
Jadi selama ini, Kyuhyun memang orang yang pendiam. Dia tidak pernah merasakan kebahagiaan ? Bagaimana keadaannya bersama Yoona ?
Aku menyimpan pertanyaan itu nanti saja, aku akan melupakannya sebentar. Toh, pasti itu semua akan ketemu jawabannya, hanya butuh bersabar.
*
“Jauhi Kyuhyun “
“Jauhi dirinya “
“Jauhi Kyuhyun “
Aku langsung terlonjak bangun dari mimpi buruk yang baru saja melandaku. Kini keringat mengucur keluar dari dahiku, nafasku tersengal seakan baru saja berlari beribu kilo meter jauhnya.
Suara nenek yang terus menggema dimimpiku membuatku hampir gila. Di mimpi itu nenek terus saja mengucapkan kata-kata yang sama seperti waktu itu. Memaksaku untuk menjauhi Kyuhyun tanpa alasan yang jelas.
Aku tidak mau menuruti permintaannya yang satu ini. Rasanya benar-benar berat jika harus jauh lagi dari Kyuhyun. Perjuangan untuk dekat dengan Kyuhyun itu berat, tak mungkin aku tiba-tiba melepaskannya, bagai melepaskan emas berlian ke dalam tanah lalu menguburnya. Aku tidak mau itu sampai terjadi.
Ku palingkan wajahku pada jam dinding keroro yang terpajang di dinding kamarku. Ini masih terlalu dini jika aku harus mandi dan bergegas pergi ke sekolah. Jarum jam masih menunjukkan angka 3 dan aku masih ingin mau tidur kembali.
Tapi aku tidak bisa!
Aku sudah terlanjur bangun. Dan malas jika harus kembali ke dalam alam mimpi. Lagipula, mengapa nenek harus mampir ke mimpiku, mengapa dia tidak pergi saja jauh-jauh dalam hidupku.
Ya, Tuhan Seohyun. Mengapa kau bisa bilang seperti itu pada nenekmu ?
Aku merutuki diriku sendiri. Berharap ini tidak lagi ku pikirkan.
Ku menghela nafas yang cukup panjang untuk menenangkan diriku, berharap semua pikiran yang tidak ada gunanya aku pikirkan segera hilang didalam otak ku. Berusaha membuang jauh-jauh rasa kesalku kepada nenek akhir-akhir ini.
*
“Apa yang terjadi denganmu tadi sore ?” Yoona baru saja datang dari dapur membawakan segelas darah kental untuk Kyuhyun. Dia tahu bahwa tadi sore, Kyuhyun mengalami sebuah masalah besar.
Yoona meletakkan gelas itu di meja, lalu duduk disamping Kyuhyun.
“Aku tidak tahu. Tadi, rasanya ada yang mendesak seluruh tubuhku untuk ingin—“
Yoona mendesah pelan, tak perlu Kyuhyun meneruskan kalimatnya wanita ini juga tahu. Yah, Kyuhyun mengalami gejala yang biasanya vampire-vampire sedang dalam masa kehausan. Tubuh mereka akan bergetar dengan hebat, walaupun sang pemilik tubuh menolak. Yoona pernah merasakan itu, jadi dia tahu apa yang dirasakan oleh Kyuhyun. Rasa sakit yang tak biasa menjalar keseluruh tubuhmu dan membuat akal pikiranmu tak sejalan dengan apa yang kau inginkan.
“beruntunglah kau bisa mengedalikannya” kata Yoona, ada nada kelegaan disana.
“Ya, kalau tidak. Seohyun sudah tak bernyawa lagi sekarang”
Kyuhyun mendesah panjang. Menyenderkan kepalanya pada sandaran sofa berwarna hitam yang sedang dia duduki. Matanya menerawang ke kejadian tadi sore, dimana dia sedang bercanda dengan Seohyun dan tiba-tiba dirinya menjadi, akh, seperti itulah. Sebenarnya Kyuhyun tak ingin membayangkannya lagi.
“ kalian semakin dekat, hum?” Yoona mengalihkan ke pembicaraan menjadi lebih ringan, Dia tidak mau saudara tersayangannya itu harus memikirkan hal yang menyebalkan itu lagi.
“Jangan menggodaku”
“Hei tapi kalian benar-benar cocok. Seohyun benar-benar menerima dirimu apa adanya. Yeah, aku tahu bahwa dia tidak tahu bahwa kau adalah vampire, tapi cinta yang diberikan Seohyun padamu itu adalah tulus”
“ Ada hal lain yang aku takutkan—“ Yoona menyerngit, meminta penerusan kalimat yang Kyuhyun gantungkan itu. “kau tahu, neneknya?”
Yoona mencoba mengingat, “Seorang wanita paruh baya yang melarangmu mendekati Seohyun”
Kyuhyun mengangguk lemah, wajahnya kembali terlihat frustasi.
“Bisakah kau hentikan wajahmu yang terlihat seperti orang tak punya gaya hidup itu” Yoona meledek. Kyuhyun hanya mendengus kesal.
“Oh ayolah Kyu, semua bisa berubah aku yakin itu”
Kyuhyun mengambil gelas yang berada diatas meja, mencium bau anyir darah yang berada dalam gelas itu sebentar, meneguk cairan itu sedikit demi sendikit, merasakan sensasi darah yang masuk ke dalam tenggorokannya. Rasanya begitu menyengarkan.
Lalu Kyuhyun meneguk cairan darah itu sampai benar-benar habis. Dia terlalu haus hari ini. Sejak dirinya menjadi dekat dengan Seohyun seperti ada sesuatu yang mendorong dirinya untuk tidak meminum darah. Dan itu adalah alasannya mengapa Kyuhyun menjadi orang kesetanan tadi sore disekolah. Dia kehausan.
“Neneknya terlalu keras” komentar Kyuhyun, pikirannya menerawang saat bertemu dengan neneknya Seohyun dihutan itu. Membuatnya sedikit kesal tapi ada rasa ngeri juga.
“Kurasa bisa,”
“Tidak. Tidak bisa, neneknya tahu bahwa aku seorang, yeah, kau tahu itu. Dia berpikir bahwa aku akan melakukan pemangsaan secara diam-diam dan akan menewaskan cucunya. Padahal aku tidak bermaksud untuk apapun”
Lagi-lagi Kyuhyun menghela nafasnya.
“Percintaan antara vampire dan manusia itu butuh perjuangan, Kyu. Tak mudah. Kau bisa melihatnya antara aku dan Kibum, kami melewati banyak cobaan sampai akhirnya bahagia seperti ini”
“Yeah, aku tahu. Sampai-sampai Kibum pernah menjauhimu hampir satu tahun lamanya setelah mengatahui dirimu seorang vampire.”
Yoona tersenyum, kembali mengingat masa lalu dengan percintaan yang pedih itu sangat menyakitkan, tapi dia bersyukur. Walaupun dia seorang vampire, dia percaya Tuhan akan memberikannya sebuah perjalanan hidup yang berwarna, tidak selalu dipenuhi oleh pembunuhan dan darah.
“Lalu dimana dia ?” tanya Kyuhyun pada Yoona, sedaritadi dia tidak melihat sosok Kibum atau yang lain dirumah megah ini.
“Sedang berolahraga bersama changmin, mereka berlomba-lomba mencari rusa dibukit dan mengambil darahnya paling terbanyak”
Kyuhyun hanya mengangguk. Olahraga yang lama tidak dia lakukan, setelah berlama-lama focus kepada Seohyun. Yeah, dia rindu aktivitas seorang ‘peminum darah’ jika sedang senggang.
Yoona memperhatikan wajah Kyuhyun dengan lekat, “ Bagaimana kalau kau menyusul mereka ?”
***
Langit gelap disertai hujan lebat saat ini membuatku harus terkunci didalam kelas sendirian. Kalau saja semua kelompokku tidak menyerahkan tugas sebanyak ini kepadaku, aku tidak akan pulang telat seperti.
“Hahhhhh” ku letakkan pulpen itu dengan kasar ke atas meja, hingga membuat suara yang agak nyaring memenuhi ruangan. Ku tarik kedua tanganku ke atas, mencoba meregangkan semua otot-otot tubuhku yang kaku. Tak sengaja kepalaku menoleh pada sebuah tempat duduk kosong yang berada diujung sana—tempat duduk milik Kyuhyun.
Dia tidak hadir hari ini. Tak ada alasan apapun.
Tidak enak juga harus sendirian dikelas ini sendirian, yang biasanya aku bersama Kyuhyun saling mengobrol bersama ini tidak kurasakan hari ini. Sunny juga, dia sibuk dengan cintanya pada Sungmin dan membuatku seperti tersingkir dari kehidupannya.
Hah, aku menghela nafas cukup panjang. Mencoba menetralkan pikiranku yang sudah menumpuk dengan hal-hal yang membuatku tak penting.
Aku terdiam. Aku merasakan seseorang yang akan datang kesini.
1
2
3
Pintu kelas itu terbuka, terlihat sosok pemuda dengan postur tubuh yang tinggi dan juga wajah yang menawan, kulitnya putih (seperti Kyuhyun). Dia datang dengan sebuah payung yang sudah terlipat ditangannya dan juga pakaian yang sedikit basah.
Aku masih dalam posisi dudukku. Bersikap setenang mungkin.
“ Annyeong” dia berdiri diambang pintu sedikit membungkuk kecil saat menyapaku. “Kau Seo Joohyun kan  ? “ mataku terpicing saat dia menanyakan namaku. Aku menatapnya aneh tapi dia malah tersenyum.
Lupakan kata ‘lancang’ untuk membaca pikiran orang. Disaat seperti ini kekuatan itu sangat berguna untuk mengetahui apa maksud dari orang ini kan. Mataku terpejam sebentar, bagaikan ada sebuah benang yang mengaitkan pikiranku dengan pikirannya saat aku membaca pikirannya.
Beberapa detik aku berkonsentrasi, semua pecah begitu saja saat aku mengetahui orang ini dikirim oleh nenek untuk menjemputku ke rumahnya.
“ Kau ingin apa ?” tanyaku kepada pemuda itu. Dia melangkah lebih maju sedikit, membuatku bisa melihatnya lebih utuh—melihat keseluruhan sosoknya yang eum—tampan.
.
“ Aku hanya disuruh oleh nenek-mu untuk menjemputmu, dia ingin berbicara padamu”
Nah kan, benar! Bagaimana dia bisa tahu kelasku, pasti juga diberi tahu oleh nenek.
“ Lalu kau siapa ? aku tidak pernah melihatmu”
“Ah aku ? Aku Sehun”
Aku bangkit dari tempat dudukku. Berdiri dengan badan tegap, walaupun sebenarnya aku malas. Mataku terpicing dengan mata yang hampir segaris, mencoba mencari identitas anak itu melalu pikirannya.
Dulu dia adalah seorang anak kecil yang pernah diangkat cucu oleh nenek saat aku dan orang tuaku sudah tidak tinggal lagi bersamanya. Dia yang selama ini menemani nenek, tapi semenjak anak itu beranjak dewasa, nenek mengirimkannya ke sebuah sekolah asrama untuk pria. Ya, seperti itulah. Pantas aku tidak pernah bertemu dengannya. Dan sekarang dia kembali lagi untuk sebuah kunjungan rindu dengan nenek.
“ Joohyun,” panggilannya barusan membuatku tersadar, membuatku kembali menatapnya dengan normal.
“ Sehun-ssi. Untuk apa nenek memanggilku ? “ dia hanya mengedikkan bahunya, tanda dia tidak mengerti apapun. Yang dia mengerti hanyalah dia dikirim kesini untuk menjemputku, tidak lebih dari itu.
Aku mendesah kecil.
Aku tidak mungkin menolak ajakannya. Kasihan sekali dia sudah datang disaat hujan lebat seperti ini. Jika aku menolaknya, pasti dia sungguh kecewa. Baiklah, aku akan menghargai dirinya yang sudah mau menjemputku.
“ Tunggu sebentar, aku akan merapikan buku milikku dulu” dia tersenyum kecil.
*
Hujan lebat dan angin yang kencang itu tidak menyurutkan semangat Kyuhyun untuk berlari dengan cepat untuk mencapai mangsanya yang juga berlari dengan cepat—yang sekarang sedang berada didepannya juga ikut berlari. Disampingnya juga sudah ada changmin yang ikut berlari cepat—menngincar mangsa yang sama dengan dirinya.
Sesaat dia ingin melompat dan juga sudah menyiapkan gigi taringnya, tiba-tiba dia terjatuh dan terlempar ke arah pohon. Changmin juga ikut berhenti mendadak saat mendapati sosok Kyuhyun yang sudah terseok ke tanah.
Dan mangsa mereka sudah lari entah kemana. Kedua manusia vampire itu telah melepaskan mangsa mereka dengan Cuma-Cuma.
Kyuhyun meringis kecil, saat tubuhnya terbentur oleh batang pohon besar itu. entah tiba-tiba saja dia jadi tidak focus dengan mangsanya melainkan pikirannya terpental jauh kepada Seohyun. Ya, dia merasakan ada yang mengganjal pikirannya tentang Seohyun.
“ Neo gwenchana ?” Changmin menghampiri Kyuhyun, mengulurkan tangannya untuk membantu Kyuhyun berdiri.
Kyuhyun menerima ulutan bantuan kecil dari Changmin, “Gwenchana,” jawab Kyuhyun singkat.
“ Ada apa denganmu, huh ? “
Kyuhyun terdiam sejenak. Matanya dipenjamkan seakan mencari sesuatu didalam pikirannya. Beberapa detik kemudian, dia buka lagi kedua matanya, dengan mata agak lebar dibanding biasanya. Mungkin dia kaget.
“ Seohyun . Dia … “ []

Tidak ada komentar:

Posting Komentar