Selasa, 28 Agustus 2012

I Love You, Seohyun



                        I Love You, Seohyun



Main Cast : Kyuhyun – Seohyun
Type : Drabble
Disclaimer : Aku hanya meminjam namanya saja, dan cerita yang aku buat adalah asli dari otakku.
Haha judulnya nggak banget yah, lagian aku bingung mau bikin judulnya gimana lagi. Hehe
.

.
Pemuda berumur sekitar dua puluh tahun-an itu berdiri didepan sebuah makam yang begitu cantik dan terawat. Dan sebuah batu nisan yang berukir sebuah nama seorang perempuan yang begitu berarti bagi dirinya.
Kini dia berlutut menaruh rangkaian bunga itu diatas makamnya. Dengan senyuman yang begitu memaksakan dia tersenyum untuk menghomarti si pemilik makan ini. Air mata yang dia bending saat perjalanan tadi kini mulai mengalir dipipinya itu.
“Seohyun-a, Annyeong
~o0o~
Saat pertama kali aku bertemu dengannya, disebuah taman yang hanya menyediakan beberapa tempat bermain untuk anak-anak usia 5 tahunan padahal umurnya sudah lebih dari 5 tahun. Ku lihat dirinya sedang duduk bersedih disebuah ayunan yang dihanya dihuni dia sendiri. Tak ada yang mendorongnya. Waktu itu aku memberanikan diri untuk menghampirinya, ya, sebuah harapan anak kecil hanya ingin menghiburnya dari sebuah kesedihan.
Ku  lihat matanya sudah benar-benar sembab sebuah aliran air kecil yang menelusuri di pipi chubbynya. Dia menangis dengan sangat deras, tanpa pikir panjang aku memberikannya sebuah sapu tangan yang diberikan oleh almarhum ayah dahulu. Awalnya dia begitu kaget karena kedatanganku yang tiba-tiba tapi beberapa saat dia terdiam, dia kembali menunjukkan sikap sopannya padaku, ya, dengan senyuman dan menerima sapu tanganku. Aku tersenyum saat dia mau menerima pertolongan kecilku ini. Dari sebuah sapu tanganlah kami mulai berbicara satu sama lain, melemparkan sebuah canda tawa yang membuat kami begitu bahagia.
Saat itu kami baru saja menginjak umur 7 tahun dan kami belum menyadari apa itu cinta. Tapi setelah aku menginjak umur 14 tahun, aku sudah agak mengerti dengan yang namanya cinta. Aku tahu cinta dari sebuah drama yang biasanya diputar  dibeberapa stasiun televisi ternama dikorea.
Awal kisah yang penuh haru dan juga penuh keromantisan itu dimulai saat aku mengatakan bahwa aku menyukainya. Ini bukanlah awal dari kebahagiaanku, karena dia menolakku walaupun dengan halus. Alasan yang dia berikan padaku adalah hanya karena dia lebih nyaman berteman denganku. Ya, aku mengerti dan aku terima walaupun ada rasa sakit didalam sini. Hatiku.
Berteman dengannya jauh lebih menyenangkan.
Kami bersekolah ditempat yang berbeda, kami bertemu pada saat pulang sekolah. kalau tidak pergi ke taman bermain, kami akan melakukan sesi jalan-jalan yang menyenangkan sampai malam menjelang.
Tapi saat bahagia itu mulai tak kami lakukan lagi semenjak dirinya sering sakit-sakitan, tubuhnya benar-benar mulai melemah. Dia hanya bisa berbaring kasur rumah sakit yang dia sendiri tak betah jika disana terus.
Setiap harinya aku mengunjungi dia. Setiap kali kunjungan aku selalu melihat hidung mancungnya itu mengeluar darah kental yang membuatku tak tega untuk melihatnya. Aku tak mengetahui penyakit apa yang didalam tubuhnya, dia tak memberitahuku apapun soal ini.
Setiap kali kami bertemu dirumah sakit. Dia akan selalu berkata, “Aku tidak akan pergi. Jangan mengkhawatirkanku” ya, itu adalah sekilas kata-kata yang pernah dia keluarkan dari mulutnya yang manis itu. Dan sejujurnya aku tenang saat dia mengucapkan kalimat-kalimat itu, tapi jauh didalam hati ini aku tidak bisa tenang masih ada perasaan takut untuk kehilangannya.
Kekhawatiranku mulai terlihat saat matanya mulai berubah menjadi sayup, ada lingkaran hitam keunguan yang melingkari matanya. Dia benar-benar sakit. Dan suaranya mulai tidak terdengar karena dia menahan sakit yang amat sangat saat dia berbicara ataupun bergerak.
Aku menjadi tidak konsen untuk belajar, Aku selalu memikirkan keadaan jauh lebih buruk dibanding yang kemarin. Senyuman yang biasanya selalu mengembang kini mulai melemah dan aku tidak menahan untuk tidak menangis didepannya.
“….Kyuhyun-a, jangan menangis seperti itu. Aku…aku selalu sehat” dia selalu berkata sedemikan rupa. Dia berbohong mengatakan seperti itu agar aku tidak selalu khawatir dengannya.
“…Kyuhyun-a, aku ingin melihatmu bernyanyi untukku. Kau bisakan?” sambil menggenggam tangannya aku mulai bernyanyi, tanpa terasa aku mulai menangis, aku terlalu sedih untuk bernyanyi sendiri.
Tanpa benar-benar ku duga. Itu adalah permintaan terakhir darinya. Tangannya benar-benar dingin dan melemah. Aku menangis sejadi-jadinya.
Ku dekatkan diriku untuk lebih dekat kepada Seohyun yang kini telah memejamkan matanya, wajahnya benar-benar sendu tapi ada sebuah senyuman disana. Dengan begitu beraninya, aku mengecup lembut bibirnya yang sudah memucat itu.
Seohyun benar-benar pergi dan tak kembali lagi. Kami tak bisa bersama lagi.
Sosok Seohyun yang selalu tersenyum, kuat, ramah dan baik itu sudah tak ada lagi selain sebuah kenangan yang tersimpan disini. Di Hatiku.
Seohyun-a, Jeongmal Saranghaeyo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar